Jessika terus fokus mengemudikan mobilnya. Dia lalu sampai dengan cepat di sebuah klinik 24 jam. Ternyata klinik itu sangat ramai. Jessi melihat Sean hanya terdiam. Tangan Sean masih mengeluarkan darah segar. Semakin lama semakin banyak.
"Kamu bodoh." Jessi mulai terisak. Air matanya menetes dengan begitu deras. Sedang Sean hanya terdiam dengan wajah yang terlihat pucat. Jessi tidak bisa membawa Sean ke klinik itu karena klinik saat ini begitu ramai. Dia tidak mau ambil resiko dengan membuat sebuah gosip untuk Sean dan dirinya.
Para pasien di sana pasti akan memfoto mereka dan akan langsung masuk ke dalam sosial media. Karena itu saat ini Jessi begitu bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Jessi masih menekan kuat luka Sean. Sedang Sean hanya bersandar dan terdiam.
"Darahnya terus keluar, kamu bodoh, dasar bodoh." Jessi masih terisak. Lalu Jessi dengan segera mengambil ponselnya dengan tangan kiri. Lalu menekan sebuah nomor.