Tải xuống ứng dụng
64.44% NCT - THE NIGHT UNFOLDS / Chapter 29: Bertemu Kembali

Chương 29: Bertemu Kembali

"Rasanya aku pernah melihat benda itu, tapi di mana?"

Yunsoul berusaha mengingat lagi. Nihil. Dia tidak ingat apapun hanya hatinya saja yang merasakan. "Apa aku salah lihat? Tapi, kenapa aku rasa pernah melihat benda itu?"

Selang beberapa saat, Youngjoo menghampiri Yunsoul. Memegangi sebuah gelas. Dia menyeruput teh saat sudah berada di samping Yunsoul. Sembari memperhatikan Yunsoul yang sedang berkutat dengan komputer.

"Aku belum bilang, ya."

"Soal apa?" Yunsoul menyahut tanpa melihat Youngjoo.

"Vampir yang pernah ditemui Hansol Oppa dan Direktur Grup J adalah wanita yang sama."

Yunsoul menghentikan aktivitas dan menoleh serius pada orang yang berdiri di sampingnya. "Apa maksudnya?"

"Direktur Grup J, Choi Seunghyun, meninggal karena berurusan dengan seorang wanita. Wanita itu adalah vampir yang pernah ditemui Hansol Oppa."

Wajah Yunsoul seperti tidak percaya pada penjelasan Youngjoo. "Apa? Bagaimana bisa?" Pandangannya beralih pada layar komputer kembali seraya berpikir. "Jadi, semua ini ternyata saling berhubungan."

Youngjoo sependapat. "Kupikir juga begitu, tapi Yunsoul..." Youngjoo seolah menggantung kalimatnya. Kemudian mengambil ponsel dari saku celana dan melihatnya. "Aku sudah menelepon beberapa kali Hansol Oppa. Dia sama sekali tidak menjawab. Aku juga mengiriminya pesan dan tidak ada balasan."

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Yunsoul melihat Youngjoo jadi diam.

"Hansol Oppa terlihat kecewa, marah, juga sedih saat mendengar nama Ara ketika aku bertanya tentang wanita itu. Aku jadi khawatir apa Hansol Oppa baik-baik saja sekarang."

***

Dengan gestur tegas, sepasang kaki berjalan menuju sebuah gedung –tempat yang diberitahu Jaeseok. Beberapa laki-laki berdiri di depan gedung tersebut yang bertugas untuk berjaga. Mereka menghentikan pergerakan seseorang yang mau memasuki gedung.

Hansol menatap dingin orang-orang itu.

"Apa urusanmu kemari?"

"Sampaikan pada bosmu kalau ia harus bertemu Ji Hansol."

Salah satu dari laki-laki yang berjaga masuk ke dalam. Berniat memberitahu Ara tentang seorang laki-laki yang ingin menemuinya. Laki-laki itu terkejut mendengar jawaban Ara.

Kembali lagi ke luar gedung, laki-laki yang merupakan anak buah Ara berbicara pada Hansol. "Kau bisa bertemu Ketua."

Mendengar itu, Hansol pun berjalan memasuki gedung. Tentunya dengan seorang anak buah Ara yang menunjukkan tempat mereka bertemu, ruangan kantor. Anak buah Ara pergi setelah menunjukkan sebuah pintu yang tertutup.

Saat memegang kenop pintu, keyakinan Hansol berubah ragu. Sebentar lagi ia akan bertemu lagi dengan perempuan yang dulu pernah menghiasi hidupnya. Akan tetapi, Hansol tidak mengerti dengan perasaannya saat ini. Apa ia sudah siap bertemu Ara? Pertanyaan itu terbersit dalam benaknya.

Perlahan Hansol membuka pintu tersebut. Ia memasuki ruangan. Penerangan yang redup. Namun, masih jelas terlihat di mana dalam ruangan ini terdapat sofa panjang dan pendek, meja yang di atasnya terletak komputer dan berkas-berkas, serta di belakang meja itu terdapat sebuah kursi yang posisinya memunggungi Hansol.

Sejenak memperhatikan ruangan, Hansol yakin sosok yang duduk memunggunginya itu adalah Ara. Ia mendekat ke arah meja. Sebentar kemudian, posisi kursi itu berubah. Berbalik padanya. Memperlihatkan seorang wanita yang melipat kedua tangan dan melengkungkan bibir tipisnya.

Hansol tertegun.

Melihat Ara yang dengan mudahnya tersenyum. Sementara perasaan Hansol tidak karuan. Apa ia harus senang sekarang? Bertemu lagi dengan Ara.

"Sudah lama tidak bertemu, Hansol."

Tidak ada respon atas sapaan Ara. Hansol masih menatap wanita yang sedang duduk itu dengan ekspresi yang tidak bisa dideskripsikan.

"Hebat sekali kau bisa menemukanku," ucap Ara, seperti pujian. "Kenapa kau mencariku, Hansol?"

"Berhenti berpura-pura. Kau tahu semuanya." Hansol berkata dengan nada dingin.

Ara menyunggingkan senyumnya. Kemudian beranjak. Langkah kakinya mengarah pada Hansol. Kini posisi mereka berhadapan dari jarak yang dekat.

"Apa karena kau merindukanku makanya kau mencariku, Hansol?" ucap Ara lembut.

Hansol mendelik. Wanita yang di hadapannya kini bicara seolah ia tidak pernah melakukan kesalahan.

"Kenapa sikapmu seperti ini?" Ara berkata lagi. "Ini adalah pertama kalinya kita bertemu lagi. Apa kau tidak mau memelukku, Hansol?"

Hansol tidak lepas menatap Ara. Wanita yang membuatnya cinta dan juga menjatuhkannya sekeras mungkin. Cairan bening memenuhi bola mata Hansol. Sesak memenuhi dadanya. Terlalu sakit untuk dirasakan.

"Kenapa kau lakukan ini padaku?" Hansol berkata lirih.

Satu langkah, Ara maju dan menatap tepat ke dalam bola mata Hansol. Seolah ia mengerti dengan apa yang laki-laki itu rasakan. Jemari tangan kanan Ara meraih pipi Hansol. Sentuhan dingin terasa ketika tangan Ara mengelus pelan.

"Kau tetap sama, masih tampan seperti dulu."

***

Memulai pelajaran hari ini, Guru Hwang masuk ke kelas. Menyapa para murid terlebih dahulu. Lantas melihat kehadiran. Ada satu bangku yang kosong. "Ada yang tahu alasan Jaehyun tidak masuk?" Guru Hwang bertanya pada seluruh murid.

Yuta, Kun, dan Winwin saling melirik. Menanyakan keberadaan Jaehyun melalui isyarat. Tidak ada satu pun yang tahu. Bahkan teman-teman dekat Jaehyun pun tidak mengetahuinya.

Saat waktu istirahat, Yuta, Kun, dan Winwin berkumpul di luar kelas. Mereka membicarakan Jaehyun.

"Aku sudah menelepon Jaehyun, tapi ia tidak menjawabnya," ujar Yuta.

"Kenapa dia tidak masuk? Tumben sekali," komentar Kun.

"Sebenarnya kenapa dengan Jaehyun? Kenapa dia tidak memberitahu kita?" tambah Winwin.

***

Sebuah mobil menepi di luar bangunan yang berisi beberapa tempat tinggal. Keluarlah Jaehyun dari mobil tersebut. Lalu berjalan ke dalam bangunan. Menaiki anak tangga, melwwati lorong. Sampailah ia di depan sebuah pintu, Jaehyun berdiri. Ia mengingat percakapannya dengan Ara waktu itu.

-

"Di dalam USB itu ada data penting. Kalendar perhitungan blackmoon dan... prediksi keberadaan Crs-Light."

"Berikan USB itu."

"Tidak ada padaku. Kenapa kau tidak tanyakan pada orang-orang ini."

-

Jaehyun berwajah serius. "Aku harus mendapatkannya," ucapnya.

Tidak perlu Jaehyun repot-repot membuka paksa pintu yang terkunci itu. Jaehyun cukup menutup mata dan berkonsentrasi juga memerintah otaknya.

Membutuhkan waktu singkat, Jaehyun berpindah tempat. Sekarang ia berada di dalam rumah Yunsoul. Kedua mata Jaehyun menyapu isi rumah. Mencari letak kemungkinan USB itu ada. Jaehyun mengarah ke meja komputer. Dia membuka semua laci meja itu satu per satu. Melihat isinya dengan teliti.

Tidak ada. Jaehyun beralih ke ruangan yang diyakini sebagai kamar tidur. Jaehyun memasuki ruangan tersebut. Mengeledah semua yang terdapat di sana. Nihil. Jaehyun mulai frustasi. Dia mencari USB ke seluruh isi rumah.

"Di mana? Kenapa tidak ada di sini? Apa jangan-jangan mereka membawanya?"

***


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C29
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập