Tải xuống ứng dụng
73.72% Lihatlah Aku Yang Mencintaimu / Chapter 101: Jangan lagi...

Chương 101: Jangan lagi...

Semua udah pada kumpul dimeja makan menikmati sarapannya, namun gue agak ga konsen suapin dean.

"mama.., itu adek dean dali tadi buka mulut tapi mama ga kasih makannya." ucap sha yang menyentakkan gue.

"eh, duh maaf nak.., Ini aaa..." gue kembali nyuap dean.

"kamu kenapa lagi sih?" sahut dirles.

"eh, engga papa kok mungkin karena kurang tidur semalam."

"makanya, lagian semalam udah dibilang ga usah nunggu gue. Keras kepala banget sih."

"hussh, papa..." tegur sha.

"hehehe maaf nak, mama kamu sih bandel banget kayak kamu."

"papa!! kakak sha ga bandel ya, papa yang bandel."

"loh, kok papa sih?"

"iya, papa kenapa semalam lama pulang. Kakak, adek dean dan mama nunggui papa dilumah, huh.."

"aduh..aduh..anak papa ngambek kayaknya, lupa ya..lupa ya hem?"

"lupa apa papa?"

"kan papa mau kasih adek cewek sama kamu dan adek dean, makanya papa lama pulang."

"memangnya halus lama pulang balu punya adek papa?"

"duh bocah, banyak amat keponya. Pokoknya kamu tinggal nunggu kehadiran adek aja ya."

"hihihi iya papa.."

"yaudah cepat makan biar ga telat." sha pun kembali makann, dan ga lama mereka gue antar ke depan seperti biasa.

"mama, kakak sha pelgi dulu ya, adek jangan nakal sama mama kayak papa ya. Dada.." dari tadi sha bilang papanya nakal muluh, kok bisa kebetulan sih dengan papanya sekaran, kontak batin ya.

"kita pergi dulu ya.." namun gue menahan tangannya.

"kenapa?"

"kamu udah berapa hari ini lupa ya sama kebiasaan kita dulu."

"maksudnya?"

"kamu udah ga pernah cium gue lagi dir.."

"astaga, oh iya kok lupa ya." sakit sekali sama ucapannya, akhirnya dia pun mencium bibir gue tapi ga jadi karna hpnya berbunyi, gue dibuat geram siapa lagi sih nelpon.

"ya sera.."

"ya Tuhan, sera lagi..sera lagi..sera lagi. Kok jadi gatal gini sih dia." batin gue kesal.

"iya nih, aku mau berangkat tapi antar sha sekolah dulu ya. Kamu tunggu aku ya, bye cantik.." gue hanya menghela nafas aja.

"sera ya?"

"wkwkw, iya..dia udah nunggui gue dirumahnya. Gue pergi dulu ya buru-buru nih,  ntar dia ngambek bahaya loh, bye.."

Udah berapa kali terbuang air mata ini melihat mereka semenjak gue meminta dirles berhubungan badan sama Sera, mereka seperti suami istri aja.

Gue pun menghapus air mata ini dan kembali masuk kedalam rumah. Ntah kenapa gue pengen sekali nelpon abang james, mau mastikan benerkah diluar jakarta.

"halo bang.."

"ya halo dek."

"abang apa kabar, lagi dimana abang?"

"kabar abang baik kok dek, oh abang lagi di jogja, maaf abang ga sempat kabari kamu karena sibuk itu."

"hehehe, gapapa kok bang. Jadi abang lagi diluar jakartalah ya."

"iya dek, emang kenapa dek?"

"ga papa bang, cuma mau tanya aja, lagian abang sama sera udah lama ga kesini berkunjung." ucap gue berpura.

"iya, abang besok pulang kok, ada mau titip dek?"

"eh, bawa dodol donk bang hehehe.., oh iya bang, sera dirumah ya?"

"iya sera dirumah abang tinggalkan, lagian dia betah dirumah kok."

"oh gitu ya bang, okelah bang kita tunggu kedatangan ya bang, selamat kerja bang."

"iya, makasih dek.."

Berarti benar mereka lagi bersama selama abang pergi, dan bener abang james lagi diluar jakarta. Gue kembali bersedih, gue jadi kayak agak jijik melihat dirles, ya bahkan jijik disentuh dia lagi.

****

Ini udah seminggu lebih setelah pengakuan dirles kemarin, dan benar aja gue agak ilfeel sama dia meski masih mencintai dia.

Gimana ga jijik, melihat tubuhnya yang udah disentuh sama sera, dan tingkahnya tiap hari senyum mulu kayak orang jatuh cinta. Namun gue masih bertahan sama rumah tangga ini, ingat ini awalnya karena kesalahan gue, inilah resiko yang gue terima.

Sempat dia heran sama tingkah gue, namun berbagai alasan gue ucapkan dan dia percaya aja, bahkan ga nanya lagi sama perubahan gue, NGERI kan.!!

Oke, dan hari ini gue mau ke rumah sakit untuk bawa dean imunisasi. Gue juga udah bilang sama dirles buat nemani namun katanya masih sibuk, jadi gue berangkat sendiri.

Sekarang kita berada dirumah sakit bahkan lagi nunggu antrian, tiba-tiba mata gue menangkap seseorang yang gue kenal. Itu sera, gue sempat nyesek melihat dia keluar dari ruang dokter kandungan, apakah dia lagi bersama suami gue. Lagi periksa hasil mereka kemarin?

Gue masih mengintip dari bangku antrian ini, tapi ga ada sosok mengikuti dia dari belakang, dia sendirian kah?

Lalu ada apa dengan dia? kenapa dia tampak sedih, gagalkah dari hubungan badan mereka kemarin. Lagian ini kan masih seminggu, kalau ga salah 3 minggu mereka menunggu tandanya.

Ntah kenapa gue jadi ikutan gelisah dan stres sendiri. Gue pun keluar mengikut dia sampai gue ga jadi bawa dean imunisasi.

Gue syok, melihat dia menangis histeris ditaman belakang, rumah sakit ini ga asing sama kita karena rumah sakit ini tempat reigns bekerja.

Gue pun mendekati dia bahkan udah duduk disamping dia. Dia belum menyadari gue disampingnya, gue pun menepuk bahunya.

"sera.." dia pun tersentak dan menoleh ke samping.

"khristal..." lirihnya dengan mata berair.

"kamu kenapa menangis sera? ada apa sera?"

"eh, ga kok..gue gapapa kok khris, hey jagoan tante." dia mengalihkan pembicaraan ini dan membawa dean kepangkuannya.

"sera kamu bohong..."

"gue gapapa kok khris, beneran deh."

"kita udah lama bersahabat sera, dari kita masih kuliah hingga sampai sekarang, gue rasa diantara kita semua ga ada kebohongan."

"pliss khristal, gue tahu itu, tapi ga semua harus diumbar bukan? tiap orang punya privasikan?" gue pun terdiam.

"kamu dari ruangan dokter reigns kan?" dia diam.

"sera.." lanjut gue.

"i..iya gue dari ruangan reigns."

"yang kita tahu reigns adalah dokter kandungan, bagaimana hasilnya?"

"hasil apaan sih.." kekehnya.

"apa masih negatif ya?"

"maksud kamu?"

"iya apa kamu masih negatif hamil ya?"

"kalau gue hamil, pasti lo orang kedua gue kasih tahu setelah james. Nyatanya iya gue belum hamil." jantung gue deg-degan, kalau belum hamil pasti mereka akan berhubungan badan lagi.

"sera, maaf sebelumnya sama tingkah konyol gue, gue baru sadar sesadarnya. Gue mohon sama lo jangan lagi..cukup saat dipuncak kemarin. Jangan lagi kalian berhubungan badan."

"khris.."

"gue mohon sera, gue tahu gue salah bahkan ini sangat kurang aja, tapi mohon jangan suami gue lagi, jangan papanya anak-anak. Gue minta maaf sebelumnya sera, gue nyesal sera, gue ga mau kehilangan dirles kedua kalinya."

"hey, lo ngomong apa sih? maksudnya apa? berbelit lo ngomong."

"malam saat dipuncak kemarin belum membuahkan hasilkan? kalian pernah bicara kalau belum ada tanda kehamilan, kalian akan berhubungan badan lagikan? jangan lagi ya sera.."

"APA?" sentaknya.

"i..iya.., maaf sera..jangan suami gue lagi."

"dari tadi lo ngomong gue ga ngerti ya, maaf..maaf, suami..suami.. puncak..puncak."

"bu..bukannya minggu lalu lo sama dirles kepuncak ya? bu..bukannya kalian berhubungan badan ya. Dia mau bantu kamu hamil." tampak raut wajahnya merah tanda menahan emosi, dia memberikan dean sama gue.

"Kurang ajar kalian ya.., apa maksud kalian hah?"

"sera.."

"gue udah paham maksud ucapan lo, tega lo ya..tega lo ya jual suami lo sama gue, lo nyuruh suami lo hamilin gue iyakan?" bentaknya, gue pun terdiam sambil nutup kuping dean agar ga kaget.

"gue..hanya mau bantu lo sera, gue pikir dirles bisa berikan lo anak, makanya gue minta dirles berhubungan badan sama lo, gue tahu kalian pengen punya anak."

"DASAR GILA LO ya..!!" bentaknya lagi.

"dimana otak lo hah? bisanya lo nyuruh suami lo sendiri. Lo ga mikir apa perasaan dia gimana? benar ga habis pikir gue sama lo ya."

"tapi kata dirles kalian udah lakuin itu.."

"bodoh lo ya, percaya aja sama ucapan dia. Dirles itu udah cinta mati sama lo, dia ga akan mungkin melakukan kesalahan kedua kalinya. Heran gue sama lo."

"lo ga lagi mainkan sandiwarakan sera.."

"lo bilang apa? sandiwara? sandiwara apaan sih?"

"bukannya lo tiap malam dan pagi nelpon dirles, pakai acara romantis lagi. Okey gue tahu awalnya kesalahan gue tapi bukan pakai perasaan apa lagi cinta, gue cemburu sera..gue cemburu." ucap gue.

"lo cemburu? tapi jual suami lo sendiri? dibagian mananya cemburu hah?" bentaknya lagi.

"ja..jadi itu bu..bukan lo."

"bego lo jadi orang, ga hilang dari dulu ya.."

"sera.." cicit gue lemah, berarti dirles bohongin gue. Terlihat sera menghentakkan nafasnya kuat, lalu kembali duduk bahkan memegang tangan gue. Gue pun meneteskan air mata.

"khristal.."

"hiks..hiks.., maaf sera.."

"lihat gue sekarang." ucapnya, gue pun lihat dia.

"gue tahu, lo melakukan ini dengan niat baik untuk bantu gue, namun ga baik buat gue dan james."

"maaf sera.."

"gue sangat mencintai james, lo tahu itukan?" gue pun mengangguk.

"dan ga mudah bagi gue untuk menyerahkan hati dan tubuh gue buat orang lain apa lagi dirles yang udah gue anggap kakak."

"apa seminggu ini lo gelisah dengan ucapan ngaur dirles?" gue lagi-lagi mengangguk.

"percayalah sama gue, kalau kita ga ada melakukan hal zinah kayak gitu, ga akan pernah. Dan mungkin dirles udah sangat kecewa dan sakit hati sama lo, makanya dia memainkan permainan lo."

"jangan rusak rumah tangga kalian yang selalu berbahagia ini, kasihan suami dan anak lo. Dirles itu sangat mencintai lo, jangan mainkan perasaannya lagi ya."

Gue pun memeluk sera, gue merasa bersalah sama sera, james terutama suami gue. Gue emang terlalu tolol, bener kata sera, seharusnya gue ga merusak kebahagiaan keluarga kita.

"sera, maafin gue..gue hanya mikir cuma itu jalan bisa bantu lo buat bisa hamil. Maaf gue terlalu gampang berucap hingga ga sadar telah melukai dan menyinggung perasaan kalian, maafin gue sera..hiks..hiks.."

"hati lo ga salah khris,  tapi otak lo ya yang salah. Jangan ulangi lagi ya? lain kali harus berpikir jernih."

"iya sera.."

"lagian.."

"lagian apa sera?" dia masih diam.

"lagian apa sera?" ulang gue, dia malah meneteskan air mata yang semakin deras.

"sera.."

"hiks..hiks lagian gue ga bisa hamil khris.  Hiks..hiks..gue ga bisa hamil, gue ga bisa kasih anak."

"ya Tuhan, sera lo jangan bohong gini akh, ga lucu."

"gue sakit..gue sakit khristal." tangisnya pecah dan kembali meluk gue, gue pun mengusap punggungnya.

"sakit apa sera?" lirih gue, sumpah gue penasaran.

"gu..gue..kan..kanker rahim. Hiks..hiks.., rahim gue harus diangkat khris. Hiks..hiks..gue ga mau khris, gue masih mau hamil, gue mau kasih james anak. Hiks..hiks..gue cacat khris."

Degh!! 

Sumpah, ini beneran bikin gue syok setengah mati, dia kanker? kanker rahim? dia ga bisa hamil donk, ga bisa kasih anak. Ya Tuhan, sera kenapa mengalami ini. Sera wanita yang baik ga pantas mendapatkan musibah ini, tanpa sadar gue kembali meneteskan air mata.

Sera sahabat gue, kali ini lebih sakit dialami dia, dia butuh support dan kali ini gue janji akan ada selalu mendukung dan berikan dia semangat. Dan apakah dia akan beritahu james?

~••~••~

(Nah, udah pada tahukan..

Marah mulu sih sama dirles..

😂😂😅😅 Yup,  dirles ngeprank khristal..

😂😂😂😂 Mana mungkin dirles mau, dia kan CINTA MATI sama sahabat yang jadi bininya plus jadi mama buat kedua anaknya 😄😄😊😘😘😍😜)


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C101
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập