Irfan rupanya tak putus asa. Dia tetap berusaha mendapatkan hati Syafiyya. Di tengah persaingannya dengan Rasyid, kakaknya. Setelah melepaskan Syafiyya pulang, dia pun segera pulang. Tidak jadi kuliah dan mengerjakan skripsinya.
"Ga kuliah lagi, Fan?"
"Ga Mi, mau ke toko aja. Tapi nanti habis tidur." ucap Irfan dengan entengnya.
"Umi tahu usahamu sudah banyak dan berkembang. Tapi pendidikan itu penting, Fan. Umi dan Abi hanya ingin melihatmu diwisuda. Ingin melihatmu jadi sarjana. Setelah itu terserah kamu mau usaha apa. Yang penting Umi dan Abi sudah melaksanakan tanggung jawab untuk memberikan pendidikan terbaik buat kamu."
"Iya Mi. Tapi Syafiyya belum mau jadi istriku. Jadi aku ga semangat buat kuliah."
"Kamu kemarin ternyata belum bilang sama Syafiyya kalau kamu mau mengkhitbahnya? ternyata malah Rasyid yang bilang. Umi jadi bingung sekarang harus bagaimana?"