Tải xuống ứng dụng
14.7% Story of My Life / Chapter 5: Kemah

Chương 5: Kemah

Hanya dengan itu saja, sudah membuatku amat ketakutan. Aku terduduk. Sabit itu kembali menjadi kunci yang aku genggam semakin erat setiap saatnya.

"Isla, bawa dia ke rumahnya untuk bilang pada ibunya," perintah Pak Jack. "Aku akan menunggu di museum saat fieldtrip."

"Tapi, bagimana dengan pakaian-" ucapan Isla terpotong.

"Aku akan membereskannya," potong Pak Jack gusar. "Pergilah! Waktu kita tidak banyak!"

Isla segera menyeretku pergi. Aku masih terlalu shock untuk melawan.

Aku baru bisa bertanya setelah kami melintasi taman kota yang berjarak 3km dari sekolah.

"Kita mau kemana? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyaku.

"Akan lebih baik jika Pak Jack yang memberi tahumu," ucap Isla lembut. "Aku juga tidak tau banyak."

"Kita mau ke rumahku?" tanyaku.

"Iya," Isla mengangguk.

Aku menyentak tangannya hingga tanganku bebas. Membuat Isla menoleh dan memandang kearahku dengan bingung.

"Aku tidak mau!" seruku. "Jelaskan dulu padaku apa yang sebenarnya terjadi!"

"Aku tau kamu bingung," bujuk Isla. "Tapi, aku juga sama bingungnya denganmu. Aku tidak tau apapun yang bersangkutan dengan hal pribadimu."

"Lalu, makhluk apa tadi?" tanyaku.

"Itu adalah makhluk di neraka," jawab Isla.

"Kenapa dia ada di sini?" Aku mengernyit.

"Secara garis besar, dia menargetkanmu sebagai seseorang yang harus dia buru dan bunuh," Isla mengangkat bahu.

Aku melongo.

Aku tidak tau dimana itu neraka. Tapi, sudah ada yang hendak membunuhku.

"Tunggu!" Aku menatap Isla. "Jangan bilang kalau 7 dosa dan kebajikan besar itu nyata."

"Mereka memang nyata," sahut Isla. "Buktinya kita ada."

"Huh?!"

"Tidak penting!" Isla kembali menarikku. "Pak Jack akan menjelaskan lebih rinci."

Aku hanya bisa pasrah diseret oleh Isla. Kami menaiki undakan di depan rumah.

Isla memencet bel berkali-kali dengan tidak sabar. Aku tau itu akan membuat Chad atau Bella kesal.

Chad keluar dengan wajah masam. Di samping Chad ada Bella yang berpakaian girly dan memberengut.

"Ya ampun! Untuk apa kamu di sini saat tengah malam dan ketika semester baru mulai!" seru Chad. "Ini bukan akhir pekan!"

Ibu keluar terpongoh-pongoh. Ia tampak kaget melihatku dan Isla.

"Nyonya Lynch, maaf karena kami membuat keributan," ucap Isla. "Tapi, anak anda, Azalea, harus pergi bersama kami."

"Tidak!" bantah Ibu. "Dia tidak akan pergi."

Isla tampak bingung dan kaget. Ia mengernyit kepada Ibu.

"Tapi, itu harus," sahut Isla. "Keberadaaan anak anda telah diketahui oleh para roh kecil, bahkan beberapa saat lalu nyawa Azalea sudah dipertaruhkan."

"Seharusnya, kamu biarkan dia mati," cibir Bella.

Langit mengeluarkan suara yang mengerikan. Membuat Bella menjerit dan memeluk ayahnya.

"Tak ada urusannya dengan kami!" dengusnya.

"Benarkah?" Isla memandang Chad dengan penuh tantangan. "Kalau begitu, ayo kita menemui Pak Jack, Azalea. Beliau pasti sudah menunggu kita."

Aku mengangguk dan berbalik untuk pergi meninggalkan rumah yang amatlah kubenci itu.

"Ucapkan kalimat perpisahanmu, Azalea," Isla tersenyum. "Tidak ada yang tau kapan kita kembali."

Aku menoleh dan melambai sekali.

Aku hanya mengikuti Isla yang berjalan ke arah museum.

Di depan museum yang sepi dan gelap gulita itu terparkir sebuah mobil hitam kuno yang masih tampak keren.

Pak Jack melambai.

"Syukurlah kalian sudah kembali," ucap Pak Jack. "Cepat masuk, kita harus bergegas menuju kemah."

"Kemah?" tanyaku bingung.

"Paradox camp," ucap Isla santai.

"Paradox Camp?" Aku mengernyit. "Aku tidak pernah mendengar perkemahan dengan nama seperti itu. Dimana itu?"

"Di Pegunungan Eternal," jawab Pak Jack.

"Heh?!" Aku memandang tidak percaya. "Butuh waktu hampir 3 hari untuk ke sana."

"Ya," Pak Jack mengangguk. "Tapi, aku punya beberapa trik untuk kesana dalam 2-3 jam."

Aku menatap Pak Jack dengan bingung. Jelas tidak mungkin.

"Isla, minta tolonglah kepada ibumu," ucap Pak Jack.

Isla mengatupkan kedua tangannya erat-erat, ia menutup mata dan berusaha konsentrasi.

"Ibu, aku mohon tolonglah kami," gumam Isla.

Kilat menyambar begitu terang.

Aku dapat melihat jalan yang baru terbuat, memotong hutan yang lebat dan rimbun.

Pak Jack segera melewati jalan itu.

"Bagaimana-" Aku tercekat.

Isla menatapku dan tertawa kecil, seperti biasa jika dia menang atau apapun yang baik.

"Aku anak dari Fraudulence," kekeh Isla.

"Fraudulence?" tanyaku getir. "Kecurangan?"

Isla mengangguk sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Iya," Aku mengangguk. "Ibuku adalah dosa kecil Fraudulence."

Aku mengangguk sok ngerti.

Aku terpana ketika 2 jam kemudian kami telah tiba di kaki gunung paling tinggi di Pegunungan Paradox.

Hamparan kebun strawberry dan teh terlihat amat indah.

Kebun itu tertata dengan lampu gantung yang memancarkan cahaya kekuningan indah.

Mobil itu masuk ke gudang perkebunan itu.

Kami turun. Pak Jack menyerahkan ransel kami dan keluar.

Kami memandang ke arah jalanan. Ada beberapa mobil mewah yang melintas, sepertinya hendak menuju villa di salah satu gunung yang landai di barat.

"Dimana perkemahan itu?" tanyaku.

"Kita harus melintadi perkebunan ini," ucap Pak Jack. "Setelah kita keluar dari perkebunan, kita harus lari secepat mungkin menuju pohon paling besar itu."

Aku memandang pohon yang persis di puncak gunung ini.

Kami melintasi perkebunan yang besarnya sekitar 4 hektar.

Kami tiba di ujung kebun. Disambut oleh pohon-pohon tinggi yang teduh dan kokoh. Hutan yang amat lebat.

Kami berjalan. Mendengar geraman rendah penuh ancaman.

"Berapa jauh lagi, Pak?" bisik Isla.

"7km lagi," ucap Pak Jack.

Graa!

Kami terpenjat. Sosok hyena paling besar yang pernah aku lihat menatap kami tajam, seolah sudah menemukan mangsa.

"Jangan kira dia hyena biasa, Azalea," ucap Pak Jack. "Itu hyena setan. Dia bisa bertarung sendiri tanpa kawanannya."

"Dia juga lumayan kuat," tambah Isla.

Pak Jack melompat ke belakang, menjaga jarak dan bergegas membidik hyena itu dengan busur dan panah yang ia bawa di tasnya.

Isla mengeluarkan belatinya dan bersiap.

Aku mencengkram kunci dan memikirkan pedang.

Pedang itu termasuk panjang. Dengan gagang logam. Pedang itu terasa ringan di tenganku, seperti sabit tadi. Pedang ini juga memancarkan cahaya lembut seperti sabit.

"Sesungguhnya itu adalah senjata yang sama," jelas Pak Jack. "Hanya saja kamu bisa mengontrol bentuknya sesuka hatimu hingga lebih mudah untuk bertarung."

Aku tidak pandai berpedang. Aku hanya pernah ikut klub anggar ketika kelas 4 dan klub kendo di kelas 5.

"Kita tidak bisa mengalahkannya," ucap Pak Jack. "Jadi kita harus menahannya sambil terus ke arah pohon itu."

"Baik!" seru Isla.

Ketika hyena itu menerjang, Pak Jack dengan sigap melepaskan 3 anak panah bersamaan, membuat hyena itu melompat ke belakang.

Aku dan Isla berlari ke arah pohon, diikuti oleh Pak Jack yang masih terus melepaskan anak panah.

Ketika panah Pak Jack tidak berhasil membuat hyena itu mundur, Isla siap menerkam hyena itu dengan belatinya ketika snang hyena melompat ke arah kami.

Aku menebas hyena itu, cukup membuatnya mundur.

Kami terus berlari sampai Isla terkena serangan yang membuatnya berguling menabrak pohon.

Pak Jack sudah terpojok.

"Isla! Pak Jack!" seruku panik.

"Lari saja ke pohon, Azalea!" seru Isla. "Lari!"

"Cepat lari dan panggil bantuan!" sahut Pak Jack yang masih terpojok.

Isla sudah tidak bisa bangkit karena ada bonggol kayu yang menimpa kakinya.

Aku menggeleng.

"Mana mungkin aku bisa pergi meninggalkan guru dan sahabatku?" ucapku nanar.

"Aku mohon, lari saja!" pekik Isla.

"Kamu tidak bisa menang melawan hyena setan, Nak," Pak Jack tersenyum miris. "Tidak ada. Semua orang tau itu."

"P-pasti ada yang bisa," ucapku takut.

"Ya," Isla mengangguk.

"Hanya Necromancer saja yang bisa," ucap Pak Jack.

Necromancer lagi. Roh paradox yang tidak bergabung dengan salah satu kubu. Dia yang menopang kedua kubu dan dunia ini.

Aku tampak ketakutan.

Hyena itu mulai tidak tertarik dengan Pak Jack. Sampai ia melihatku dan menerkamku.

"Kyaa!" jeritku.

Yang tidak kusangka adalah jeritanku membuat 2 sosok dari cahaya muncul.

Aku tau orang itu. Itu prajurit yang sudah lama mati di insiden kudeta berpuluh-puluh tahun yang lalu.

Cukup dengan sabetannya membuat hyena itu hancur.

Aku terpana dan jatuh terduduk.

Rasanya amat melelahkan.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C5
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập