Tải xuống ứng dụng
5.88% Story of My Life / Chapter 2: Fieldtrip Aneh

Chương 2: Fieldtrip Aneh

Namaku Azalea. Aku anak yang dikucilkan oleh seluruh murid di sekolahku. Menyedihkan, ya?

Sekolahku adalah sekolah berasrama. Karena itu, aku hanya bisa pulang ke rumah ketika libur tahun baru dan libur musim panas.

Aku tidak peduli. Toh, di rumahku hanya ada ibu yang tidak mengharapkanku dan ayah tiriku yang menjengkelkan. Ah! Ada juga saudari tiriku yang manja.

Aku benci keluargaku.

Di sekolah aku hanya punya 1 teman, dia juga dikucilkan. Namanya Isla. Padahal, menurutku dia sempurna. Entah kenapa dia bisa dikucilkan.

Kalian tau? Aku sering sekali bermimpi bahwa aku bertemu dengan ayah asliku, padahal aku belum pernah melihatnya. Aneh, kan? Aku tidak peduli kalau kalian menganggapku aneh atau hilang akal.

________________________________

3 Desember.

Jendela kamar membeku. Suasana di kamar juga sudah dingin menusuk tulang. Rasanya tidak nyaman tidur di tengah kedinginan.

Aku memakai sarung tangan, topi rajut, dan syal. Aku membenarkan kancing mantel hitamku dan menyandang tas ransel.

Hari ini adalah saatnya fieldtrip bagi anak kelas 6.

Tinggal beberapa hari lagi sampai waktu libur tahun baru dimulai. Aku tidak antusias.

"Azalea! Cerialah sedikit!" Isla menyapaku. "Kamu seperti kain pel milik ibuku. Kusut sekali tampangnya."

Aku memperhatikan penampilan Isla. Rambut pirang jerami bergelombangnya dikuncir 2. Bola mata hijaunya berkilat ceria. Pipinya yang tembam membuatnya tampak imut. Dan kulitnya sewarna zaitun.

Ketika kami menuruni undakan menuju lapangan sekolah. Isla mendesah.

"Dingin sekali," desahnya. "Kalau bukan karena fieldtrip, aku lebih memilih untuk meringkuk di balik selimut tebal asrama."

"Kamu yang bilang untuk ceria," komentarku. "Dan kamu sendiri yang mengeluh, Isla."

"Iya, deh," Isla cemberut.

"Dan kamu semakin muram," gumamku.

Isla menyikutku dan memberengut.

Guru aritmatika kami, Bu Lighton, berdehem. Aku benci dia. Rambut hitamnya mengingatkan akan mimpi buruk, bola mata legamnya seolah memiliki niat jahat, dan bibirnya seolah menyeringai keju.

"Anak-anak, berbaris masuk ke bis," Suara datar itu amatlah kubenci. "Tidak ada saling dorong."

Setelah semua anak masuk, bis melaju ke arah museum legenda tentang 'Sins and Virtues'.

Guru sejarah mitologi kami, Pak Jack, sedang berkeliling untuk membagikan buku panduan dan snack.

Aku menyukai Pak Jack. Dia guru yang amat baik dan sabar. Rambut coklat keemasannya tampak berkilau, bola mata coklatnya membuatku ingat akan mimpi indahku, dan bibirnya selalu menyunggingkan senyum yang hangat.

"Buku panduan dan snack kalian, Isla, Azalea," Suara ramah itu membuyarkan lamunanku.

Kami menerimanya sambil mengucapkan 'Terima kasih' secara serempak.

Tampaknya, Pak Jack duduk dibelakang kami. Sendirian.

Perjalanan diisi oleh candaan konyol yang sama sekali tidak membuatku tertawa, padahal anak lain sampai terpingkal-pingkal.

_________________________________

Museum Legenda 'Sins and Virtues'.

Museum ini berdiri di ibu kota. Tidak terlalu terkenal dan harga karcisnya murah. Gedung-nya pun tak terlalu megah layaknya museum normal.

Kami memasuki sebuah ruangan melingkar dengan 7 patung di 2 sisi, saling berhadapan.

"Lihatlah 7 patung di sebelah kanan kalian," ucap Pak Jack. "Itu adalah para dosa. Pride, Envy, Wrath, Sloth, Greed, Gluttony, dan Lust."

"Mereka tampak keren, ya," bisik Isla.

"Bodoh," batinku.

"Mereka adalah pemimpin para dosa," ucap Pak Jack.

"Pak! Apakah yang di sisi kanan adalah para kebajikan besar?" tanya seorang siswi.

"Tepat!" Pak Jack tersenyum puas. "Itu adalah Humility, Kindness, Patience, Diligence, Charity, Temperence, dan Chastity."

Isla kembali terpesona oleh 7 patung itu.

"Tapi jangan lupakan ada 1 roh paradox atau campuran," ucap Pak Jack, membuat keributan murid terhenti. "Roh tiada tanding yang telah dihapuskan, Witchcraft atau singkatnya Magic."

Kami melihat patung paling besar di belakang Pak Jack.

"Roh yang menciptakan 1 ilmu sihir," jelas Pak Jack. "Necromancer."

Semua anak berbisik. Tidak ada nama itu di buku pelajaran ataupun buku panduan.

"Ada yang tau apa itu Necromancer?" tanya Pak Jack.

Aku dapat melihat Bu Lighton yang mencibir dan terlihat muak. Beliau melirik 7 patung para kebajikan dengan penuh amarah dan dendam.

"Azalea!" panggil Pak Jack.

Aku tersentak dan menoleh kembali kepada Pak Jack.

"Apa itu Necromancer?" tanya Pak Jack.

Aku gelalapan. Jelas aku tidak tau! Itu tidak ada di buku.

Sampai aku melihat tulisan rumit yang bukan bahasa apapun. Tulisan yang memang ditulis bukan hanya coretan asal.

Aku bisa membacanya.

"Necromancer adalah cabang ilmu sihir yang paling ilegal," bacaku gugup. "Yaitu dengan membangkitkan arwah dan mengendalikan orang mati."

"Sempurna!" Pak Jack tersenyum.

Aku dapat melihat ia melirik ke arah tulisan itu dan tersenyum bangga padaku.

"Pak Jack!" panggil Bertie, Siswi cerewet yang sok tau dan manja. "Di halaman 23 dijelaskan soal Dosa dan Kebajikan yang turun ke bumi. Apa maksudnya?"

"Awalnya Magic adalah pemimpin 2 kubu sekaligus. Tentu, ia tidak bisa menjadi seorang pemimpin yang berhasil karena 2 kubu yang ia kuasai amatlah berlawanan," jelas Pak Jack. "Hingga para Dosa dan Kebajikan melakukan sebuah pemberontakkan, melenyapkan Magic tapi tidak dengan Necromancer."

"Lalu?" tanya Isla penasaran.

"Akhirnya mereka sepakat untuk membelah 2 kubu dan membaginya lagi dengan 7 wilayah," lanjut Pak Jack. "Kubu kebajikan di surga dan kubu dosa di neraka."

"Orang-orang bodoh yang mempercayainya," cibirku dalam hati.

"Bagaimana dengan Necromancer?" tanya Isla.

"Necromancer tidak memihak salah satu kubu karena itu dia membangun kerajaannya sendiri sebagai penopang 2 kubu," jawab Pak Jack. "Dia tetap diakui tapi diakui sebagai Leader of Paradox. Dia tetap hari di setiap pertemuan."

Aku mulai tertarik. Memperhatikan patung Necromancer dengan seksama.

Di patung itu, ia tampak seperti lelaki rupawan. Rambut nya cukup panjang hingga menyentuh pertengahan leher, ekspresi datar, pakaian yang tampak sederhana terkesan misterius, ia memegang buku di tangan kanan dan tongkat yang dikelilingi arwah di tangan kiri.

"Malaikat itu mengutuk para dosa dan kebajikan agar jatuh hati pada manusia," Aku menoleh ke Pak Jack.

Jelas aku ketinggalan cerita.

"Para dosa dan kebajikan itu turun ke bumi dan memiliki anak," Cerita itu berakhir.

Rombongan mulai berjalan ke ruang selanjutnya. Tapi, aku masih terpaku di depan patung Necromancer.

Aku melihat seorang lelaki yang berumur sekitar 20-30 an. Ia memakai pakaian formal yang mahal hitam. Rambut hitamnya yang agak panjang tampak rapi. Wajahnya amat mempesona. Bola mata hitamnya tampak amat memikat, hidung mancung, pipi tirus, bibir yang melengkung membentuk senyum kecil, dan dagu lancip.

Aku mengerjap.

Ia menatapku. Ia tampak bahagia dan sedih sekaligus. Ada apa?

Aku menengok ke segala arah. Berharap bukan aku yang ia tatap.

Karena merasa risih aku bergegas ke ruangan selanjutnya, walaupun mataku masih terpaku pada lelaki yang terus memandangiku.

Lelaki aneh...


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C2
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập