Pada hari itu, di sebuah lapangan yang luas,
"TERLALU LUAS!"
"PERHATIKAN SEKELILINGMU!"
"KALAU KALIAN BERTARUNG SEPERTI INI, TIDAK HANYA PENJAHAT YANG TERLUKA, TETAPI ORANG-ORANG SEKITAR JUGA!"
"Yaaaah.... Yukina sudah seperti ms. Sheva saja..." keluh Kurosa.
"Duuuh.... cobalah kendalikan kekuatan kalian, TERUTAMA ALVINA!" Kata Yukina dengan tegas sambil menunjuk ke arah Alvina.
"Wow, Yukina galak." Kata Alvina dengan polos.
"Aaaaah.... masa yang di sini yang bisa menyerang dengan benar hanya Toshiko dan Stormy... setindaknya Stormy mendekati.... Yuka juga lumayan, tetapi tarikan magnet adalah kelemahannya di dalam hal ini.... ALVINA DAN KUROSA SAMA SEKALI TIDAK BISA MENYERANG DENGAN BENAR...." Keluh Yukina.
"Baiklah! Kita ulang!" Kata Yukina dengan tegas sambil menggunakan sihir anginnya dan menggerakkan beberapa batu bata yang ia dapatkan untuk latihan mereka.
.
.
"Seperti awal, anggap aku adalah penjahat yang muncul di tengah-tengah kota atau di mana pun itu. Batu-batu ini anggap saja sebagai orang-orang sekitar. Setelah kalian lulus tahap ini, batu-batu ini akan kuubah dengan boneka-boneka dummy." Kata Yukina.
"Keren.... Yukina sudah terdengar seperti seorang guru." Kata Toshiko terkagum-kagum.
"Mulai!"
Yukina mengambil pedang kayu yang ada di pinggangnya dan mengayunkannya ke arah Kurosa, Alvina, Yuka, Stormy, dan Toshiko. Sebuah tebasan angin besar tercipta.
Mereka ber-5 menghindari serangan itu, tetapi Yukina mengayunkan pedang kayunya dengan acak sehingga tebasan besar tadi terpisah-pisah menjadi tebasan-tebasan kecil yang amat banyak. Tebasan-tebasan itu mengarah ke segala arah.
"Source of magnet!" Kata Yuka.
Tiba-tiba semua benda besi tertarik kepada Yukina dengan cepat.
"..... merepotkan." Kata Yukina yang mendalami perannya sebagai penjahat.
Saat benda-benda besi itu sudah dekat, Yukina bersiap, lalu tubuhnya bercahaya. Sebuah pedang besar muncul dan Yukina mengambilnya. Yukina menebas benda-benda besi itu dan semua benda-benda besi itu terlempar ke belakang jauh.
"Sandstorm." Kata Yukina.
Lalu Yukina segera menerjang ke arah Yuka. Tetapi belum ia sampai pada Yuka, tubuhnya terasa berat tertarik ke belakang. Yukina melihat ke belakangnya dan ternyata sekumpulan benda-benda besi itu bersatu dan menjadi magnet yang menarik Yukina yang tubuhnya juga menjadi magnet.
Saat Yukina melihat ke belakangnya, Alvina muncul di sebelah kanannya dan Kurosa muncul di sebelah kirinya.
"Fire....." kata Alvina.
"Dark....." kata Kurosa.
Tak lama Yukina mengayunkan pedangnya secara memutar dan Kurosa dan Alvina terdorong ke belakang dengan kuat dan mereka terkejut.
"Aaah! Apa ini?" Kejut Kurosa.
"Seharusnya Sandstorm milik Yukina tidak sekuat ini..." kata Alvina.
"..."
"Benar juga, ia bertambah kuat..." pikir Alvina dan Kurosa.
"Pierce through!" Kata Toshiko dari kejauhan. Tak lama, ranting-ranting api milik Toshiko muncuk di sekitar Yukina dan ranting-ranting itu mulai menerjang ke arah Yukina. Dengan cepat Yukina menebas ranting-ranting itu, tetapi ranting-ranting itu menjadi lentur dan setelah lentur beberapa saat mereka mulai melilit pedang Yukina. Saat Yukina terkejut, Stormy muncul.
"Storm!"
Badai di langit terbentuk dan sebuah kilat menyambar ke arah Yukina. Dengan cepat, Yukina menyingkir dan menarik sebuah batu bata ke arah serangan Stormy. Melihat itu Stormy segera menghentikan serangannya.
Saat Stormy menghentikan serangannya, Yukina menebas ke arah Stormy dan dengan cepat Stormy menghindari serangan itu.
"Fire Punch!" Kata Alvina yang tiba-tiba muncul di depan Yukina. Yukina menahan tinju Alvina dengan pedangnya dan pedangnya mulai retak.
"Ini akan berakhir!" Teriak Kurosa yang muncul di samping kanan Yukina.
"Light..."
Pedang Yukina hancur oleh tinjuan Alvina. Kurosa sudah hampir memukul tubuh Yukina hingga,
"Aaah!"
Mereka berdua terlempar sedikit jauh oleh gelombang angin yang kuat.
"Sky Warrior." Kata Yukina.
Lalu pedang-pedangnya mulai berterbangan di sekitar Yukina.
"Sekarang... setiap kali ia berganti armour, dia mengeluarkan gelombang?" Tanya Stormy.
"Benar..." jawab Alvina.
Lalu Alvina dan Kurosa segera menerjang ke arah Yukina.
"Fire roar!" Kata Alvina. Semburan api keluar dari mulutnya ke arah Yukina. Yukina menggunakan perisainya.
"Sudah kuduga!"
Tiba-tiba Kurosa muncul di belakangnya. Kurosa mengangkat kaki kanannya hendak menendang Yukina.
"Kelemahan Yukina dalam Sky Warrior adalah serangan area besar!" Pikir Kurosa.
Tetapi, kaki Kurosa tertahan oleh pedang Yukina yang Yukina bawa dengan tangan kanannya. Jadi, sambil memegang perisai ke arah depan, ia menahan serangan Kurosa dari belakang dengan tangan kanannya tanpa memutar tubuhnya. Setelah Kurosa melompat mundur, barulah Yukina menghadap ke arah Kurosa tanpa mengubah posisi tangan kirinya dan perisainya.
Tetapi tiba-tiba Yukina tersenyum. Kurosa sedikit terkejut.
Lalu Kurosa melihat sekelilingnya, pedang-pedangnya Yukina sudah menancap di sekeliling Kurosa seperti pada saat Yukina melawan Rei.
"Wind X Sword!"
Yukina menebas di depan Kurosa. Tebasan angin besar melewati pedang-pedangnya itu dan dengan begitu tebasan menyilang 'Wind X Sword' milik Yukina menjadi 10 kali lipat lebih banyak.
"Barrier!" Kata Kurosa dengan segera. Sebuah perisai sihir berwarna keunguan dan kekuningan melindungi tubuhnya. Kurosa dapat menahan serangan-serangan Yukina dengan mudah.
"Storm Strike!" Kata Stormy yang berada di atas Yukina. Sebuah petir besar muncul dan menyambar ke arah Yukina. Yukina menahannya dengan perisainya.
"Perisainya kuat...." pikir Stormy.
Lalu dengan pedangnya, Yukina menebas sambaran petir itu dengan kuat dan seketika itu juga petir itu berbelok arah menyambar ke arah di mana Yuka dan Toshiko berdiri.
"A-Apa itu?" Kejut Stormy.
"Elastic!" Kata Toshiko.
Ranting-ranting Toshiko muncul sebagai perisai besar dan mereka menjadi lentur seperti karet. Karena ranting-ranting mendalami sifat karet, sambaran petir Stormy terblokir.
"Huft... sungguh jurus yang aneh." Pikir Toshiko sambil melihat kepada ranting-rantingnya.
"Terimakasih, Toshiko." Kata Yuka.
"Tenang saja." Jawab Toshiko.
.
"Hyaaaaah!"
Yukina mendorong perisainya ke arah Kurosa yang sedang menerjang, tetapi,
"Focus barrier!"
Kurosa tidak terdorong mundur seperti yang seharusnya. Kurosa terus meluncur.
"Dark....."
Tangannya sudah dipenuhi oleh sihir gelap.
"Punch!"
Kurosa memukul ke arah Yukina, tetapi tiba-tiba Yukina menarik 2 batu bata di depannya. Kurosa terkejut dan hendak menghentikannya, tetapi ia hanya bisa menyelamatkan 1 batu bata. Batu bata yang lainnya terhancurkan.
.
Yukina mengangkat tangannya sambil berkata,
"Latihan dihentikan."
Lalu semuanya berkumpul. Yukina tersenyum.
"Kerja bagus. Kalian berhasil memaksaku untuk menggunakan 'Sandstorm' dan 'Sky Warrior' untuk melawan kalian, kerja bagus." Kata Yukina dengan lembut dan tulus.
Lalu,
"TETAPI KENAPA?! KENAPA?! KALIAN MASIH MENYERANG BATU BATA ITU!" Kata Yukina.
"Karena... Yukina tiba-tiba menariknya saat aku ingin memukulmu..." keluh Kurosa.
"Tidak hanya itu, lihatlah batu-batu di sana!" Kata Yukina sambil menunjuk batu-batu bata yang memang Yukina letakkan secara sembarangan agar teman-temannya dapat mengendalikan serangan mereka.
"HOEE?! GOSONG SEMUA!" Kejut Kurosa.
"Yang di sebelah sini hancur semua..." kata Toshiko.
"Aku ingat semuanya....!" Kata Yukina.
"Pada bagian Toshiko dan Yuka batu-batu nya aman, tidak ada kerusakan sama sekali. Pada bagian Stormy hampir tidak tersentuh. PADA BAGIAN ALVINA GOSONG SEMUANYA DAN PADA BAGIAN KUROSA HANCUR SEMUANYA!" Keluh Yukina.
"HOEEE! PADAHAL AKU SUDAH MEMASTIKAN BAHWA AKU HANYA MENGGUNAKAN SIHIR SATU TARGET SAJA!" Kejut Kurosa.
"Benar.... memang kamu tidak melukai mereka dengan sihir seranganmu." Kata Yukina.
"Hoe? Lalu?" Tanya Kurosa.
".... begini..... saat kamu melompat mundur, kamu menindih mereka semua dan setiap saat kamu melompat mundur kamu menggunakan sihir di sekitarmu agar kamu tidak terluka. Dan saat aku menebas dengan luas, kamu tidak melindunginya. Tidak seperti Toshiko yang segera membuat perisai saat ada serangan yang kuberikan dan Stormy hanya beruntung karena aku tidak menyerang batu batanya. Alvina menggosongkan batu-batu itu dengan fire roar miliknya." Kata Yukina.
"Eh... jadi.... HANYA BATU-BATU BATA DI DAERAHKU YANG DISERANG?!" Kejut Kurosa.
"Tidak juga, aku berusaha untuk menyerang milik Toshiko dan Yuka. Aku berpikir bahwa tidak perlu menyerang milik Alvina karena sudah gosong semuanya. Dan aku lupa tentang Stormy." Jawab Yukina dengan tenang.
"A-Aku dilupakan...." keluh Stormy.
"Tapi, saat aku menarik batu bata untuk melindungi diriku, Stormy bisa dengan segera menghentikan serangannya. Kalian harus berlatih lagi." Jawab Yukina.
"Aaaaaah.... aku mau makan...." keluh Kurosa.
"Untuk formasi dan kerja sama kalian menurutku sudah cukup baik, terutama untuk Kurosa dan Alvina. Pembagian tugas sudah cukup baik. Kekuatan sihir sudah baik. Penggunaan dan efektivitas sudah baik. Hanya pengendalian yang kurang." Kata Yukina sambil menjelaskan.
"Yosh, kita akan berlatih lagi besok di sini." Kata Yukina.
"Baik!"
.
.
"Pelatihan yang melelahkan ya...." keluh Kurosa.
"Yah, mengendalikan memang susah...." jawab Alvina.
"Benar juga..... Toshiko menemukan jurus yang aneh ya." Kata Stormy dengan tiba-tiba.
"Iya, ini berkat Yukina, kalau tidak..... aku tidak dapat menyelesaikan tugas itu." Jawab Toshiko.
"Memangnya dia berbuat apa?" Tanya Alvina penasaran sambil menyilangkan kedua tangannya di belakang kepalanya.
"Yah..."
.
.
.
.
.
Beberapa hari yang lalu,
"Kelemahan sihirku banyak. Terutama pada kekuatan. Sihirku hanya bisa mengangkat 4 orang dengan kapasitas sihir yang besar.... apakah Yukina memiliki saran?" Tanya Toshiko.
"Hm.... masalah yang cukup serius ya..." jawab Yukina.
.
"Aku ada ide! Tetapi ini terdengar gila." Kata Yukina dengan tiba-tiba. Toshiko menatap ke arah Yukina dengan harapan.
"Cobalah, ciptakan 1 ranting." Kata Yukina. Lalu Toshiko membuat sebuah ranting. Yukina mencoba untuk menariknya secara perlahan, tetapi ujung ranting itu patah dan pada bagian yang patah warnanya menggelap.
"Eh?" Kejut Yukina.
"Benar, jika patah, ia tidak dapat membakar lagi." Jawab Toshiko.
"Coba buat lagi, tetapi jangan fokuskan pada kekuatannya." Kata Yukina.
"Eh? Maksudnya?" Tanya Toshiko.
"Cobalah saja, jangan berfokus dan biarkan ranting itu muncul sendiri sebentar saja." Kata Yukina.
Lalu Toshiko membuat ranting itu tanpa memfokuskan pada kekuatannya. Yukina mencoba untuk menarik ranting itu secara perlahan dan ternyata ranting itu bertambah panjang.
"Aku paham sekarang!" Kata Yukina sambil tersenyum.
"Eh?" Kejut Toshiko.
"Begini, dengarkan aku. Kekuatanmu sungguh luar biasa, Toshiko. Saat kamu tidak memfokuskan pada kekuatannya, bentuk ranting itu tidak seperti kristal seperti biasanya yang kamu buat. Saat kamu memfokuskan pada kekuatannya, ia akan mengkristal. Ini hebat. Dan saat aku menariknya secara perlahan, rasa membakarnya lebih terasa. Aku berpendapat bahwa sihirmu sebenarnya berbentuk lahar kental.... atau lava.... atau magma.... aku tidak tahu perbedaannya. Mungkin lain kali kamu harus mencoba untuk memfokuskan ranting itu pada kekentalannya, dan suatu saat kalau kamu sudah menguasainya, kamu harus mulai belajar untuk memfokuskan sebagian ranting agar mengeras dan sebagiannya lagi agar mengental." Kata Yukina.
"Begitu, aku baru tahu! Terimakasih!" Kejut Toshiko.
"Tenang, tenang, sebagai seorang guru, aku harus belajar untuk memahami sihir murid-muridku kelak." Jawab Yukina.
Toshiko terkejut.
"E-Eh! T-Tentunya aku hanya membantu kalian, ka-kalian tidak kuanggap sebagai murid kok, tetapi sebagai teman!" Kata Yukina yang sedikit panik melihat reaksi Toshiko.
"....."
"Baiklah, Yukina! Aku akan berusaha!" Kata Toshiko.
.
.
.
.
.
"..... begitulah." Kata Toshiko.
"Begitu.... sepertinya lain kali aku harus meminta saran pada Yukina." Kata Stormy.
"Benar juga, terutama untuk kepusinganku ini ehehe..." tawa Yuka.
"Eh? Yuka? Kamu baik-baik saja?" Kejut Alvina.
"Tenang saja, hanya pusing sedikit...." kata Yuka berusaha untuk menenangkan teman-temannya itu.
Kurosa melihat ke arah langit yang mulai memerah itu.
"Benar juga..... jika Yukina menjadi seorang pahlawan, memang dia bisa, tapi..... kita tidak akan bisa berlatih seperti ini jika ia memfokuskan diri menjadi pahlawan. Meskipun ia pasti akan menerima ajakan kita untuk berlatih bersama, tetapi ia tidak akan bisa menilai kita setajam ini. Yukina..... terimakasih." Pikir Kurosa.
".... jangan bilang kamu membuang mimpimu sebagai pahlawan?" Tanya Kurosa di dalam hati.
"Tidak apa-apa, aku memang ingin menjadi guru kok."
"HWOEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!" Kurosa berteriak dengan sangat kencang sehingga,
"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" Teriak Toshiko karna terkejut.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARGH!" Teriak Alvina karena terkejut juga.
"HOIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!" Teriak Stormy agar mereka bertiga segera diam.
"Aaah! Eh? Ada apa?" Kejut Yuka.
"Aduh Kurosa... ada apa?" Tanya Toshiko.
"A-A-AA-AAAA..... A.... TIBA-TIBA YUKINA BERBISIK DI DALAM KEPALAKU!" Kejut Kurosa.
"Ooh... kudengar ia mulai mempelajari sihir pembaca pikiran dan sihir telepati, pada umumnya kedua sihir itu bisa dipelajari dan tidak perlu didapatkan dari pewarisan, tetapi yang mewarisinya langsung bisa lebih hebat dari itu pasti." Kata Alvina dengan tenang.
"Oooh, begitu.... kalau begitu.... AYO KITA MAKAN ONIGIRI!" Kata Kurosa sambil melompat-lompat.
"Astaga... makanan saja yang ada di kepala..." keluh Stormy.
Lalu mereka berlima berjalan bersama.
Sementara itu, Yukina yang masih di dalam perjalanan pulang. Yukina tersenyum dan tertawa kecil.
"Aku senang jika kalian selalu riang begini." Pikir Yukina.
Lalu ia baru ingat.
"Sepertinya lapangannya hancur lagi....."
"AAAAAAAARGHHHHHHH! MEREKA HARUS BERTANGGUNG JAWAB! AKU TAK TAHU NANTI BAGAIMANA JADINYA JIKA MEREKA BERTEMPUR DI KOTA! APAKAH KOTA ITU AKAN MENJADI RATA?!" Pikir Yukina di dalam frustrasi.