Tải xuống ứng dụng
95.34% Kannoya Academy / Chapter 429: You're just like me

Chương 429: You're just like me

Tak lama, Yukina sampai pada sebuah dunia yang aneh.

"Apa ini?" Pikir Yukina sambil melihat-lihat sekitarnya. Lalu Yukina memutuskan untuk berjalan-jalan.

Dunia itu sangatlah gelap. Gelap itu sangat pekat sehingga Yukina kesulitan untuk melihat sekelilingnya. Udara di sekitarnya sangatlah tipis sehingga Yukina merasa sangat sesak, apalagi dengan riwayat asma miliknya.

"Me-mengerikan sekali...." pikir Yukina.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"I Made Arnawa...." pikir Yukina.

"..... di mana kamu?" Kata Yukina secara perlahan di dalam kesesakan.

Tak lama Yukina mendengar suara-suara manusia.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"I Made Arnawa!"

"I Made Arnawa!"

"Bertanggung jawablah atas nyawa kami!"

"Ini semua karenamu!"

"Kamu merusak masa depan kami semua!"

"Kamu adalah kriminal!"

"...."

I Made Arnawa menunduk dalam kesedihan dan kepedihannya.

"Ini salahmu."

".... ini Salahku." Pikir I Made Arnawa.

"Ini Salahmu!"

"Benar..." jawab I Made Arnawa.

"Ini salahmu.... aku jadi mati muda karenamu!"

I Made Arnawa semakin menunduk,

"Seharusnya... aku yang meninggal!"

I Made Arnawa segera memikirkan akan sahabat-sahabatnya.

"Teman-teman... sebaiknya aku tidak ada..... agar kalian bukan yang menjadi berikutnya." Tangis I Made Arnawa secara perlahan.

Lalu ia mulai menahan sakitnya dengan menarik kulit kepalanya dengan kedua tangannya. Darah mulai mencucur dari samping-samping kepalanya.

"Seharusnya kamu tidak ada."

"Seharusnya kamu tidak ada."

"Seharusnya kamu tidak ada."

I Made Arnawa mulai membenturkan kepalanya pada lantai,

"Ini kesalahan! Kenapa aku terlahir? Untuk membunuh semua orang ini?" Pikir I Made Arnawa.

I Made Arnawa mulai menyakiti dirinya lebih lagi. Ia menarik lengan kirinya dengan kuat, sehingga lengan kirinya patah dan mengeluarkan darah.

"Seharusnya...."

"Seharusnya...."

"Seharusnya!"

I Made Arnawa mulai mencekik dirinya sendiri,

"Seharusnya... aku tidak ada...." pikirnya.

Tak lama ia mengingat teman masa kecilnya yang meninggal karena sihirnya. I Made Arnawa mencekik lehernya lebih kencang lagi, lalu menarik kulit pada lehernya sehingga terkelupas semuanya.

"Kami membencimu!"

"Aku membenci diriku.... sejak dahulu.... " Pikir I Made Arnawa.

"Kalau kamu membenci dirimu, bunuhlah dirimu...." kata seorang wanita berjubah hitam.

"Benar.... agar korban tidak bertambah..." kata seorang gadis lainnya yang membawa cermin.

"Dengan mengorbankan nyawamu sendiri.... semuanya akan selamat." Kata seorang lelaki gagah dengan pakaian pahlawan.

"Benar kan? Benar kan? Seharusnya aku melakukan hal itu sejak lama!" Kata I Made Arnawa.

"Benar..... ini, akan kubantu." Kata wanita berjubah hitam sambil memberikan sebuah bilah besi yang tajam. I Made Arnawa menerimanya.

"Sekarang.... tusukkanlah pada jantungmu.." kata wanita itu.

.

.

.

.

.

.

"Benar..... agar semua penderitaan ini berakhir!" Pikir I Made Arnawa.

Lalu ia mengayunkan bilah itu pada tubuhnya.

.

.

.

.

.

Tapi, sebuah cahaya tiba-tiba muncul. Semua orang yang mengerumuni I Made Arnawa menghilang, begitu juga dengan wanita berjubah hitam itu bersama dengan teman-temannya.

"I Made Arnawa..... kumohon..... bergabunglah dengan kami lagi."

"E-Endhang?" Kejut I Made Arnawa.

"Benar.... tanpamu, entah bagaimana kita yang berbeda-beda agama ini dapat bersahabat."

"Divi?" Kejut I Made Arnawa lagi.

"Sayang sekali jika kita tidak dapat bermain-main lagi bersama sejak saat itu. Ayo, sekarang kita akan main!"

"Abhy...." kata I Made Arnawa dengan sedikit terharu akan teman-temannya.

"Aku ingin bermain voli lagi, kamu jago saat bermain voli!"

"Dhaffa..." tangis I Made Arnawa.

"Ayo, datanglah bersama kami....."

"Jiao..." tangis I Made Arnawa.

"Hey, kamu tidak selemah ini, I Made Arnawa! Kemarilah, aku akan melatihmu lagi, hehehe!"

"I Wayan Nakastra?"

"Benar..... I Made Arnawa... jangan berpikir kamu ini tidak berharga..... kamu sangat berharga.... untukku..... untuk kami semua...."

"Ni Made Abaya..."

"Benar! Ayo, kita bermain di pantai lagi!"

"Teman-teman..." tangis I Made Arnawa.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Maaf.... aku tidak ingin kalian terluka."

I Made Arnawa mengayunkan bilah besi itu kembali pada tubuhnya. Bilah itu mulai menusuk dadanya dan...

Bilah itu berhenti.

I Made Arnawa terkejut,

"I Made Arnawa..."

Suara yang sangat lembut terdengar, ia belum pernah mendengarnya.... atau sepertinya sudah pernah, tetapi ia tidak ingat.

I Made Arnawa melayangkan pandangannya, seorang gadis dengan rambut merah menahan bilah itu dengan tangan kosong sehingga tangannya juga terluka.

Gadis itu tersenyum.

"Kamu..... benar-benar mengalami hal yang sama denganku..... bahkan lebih lagi....." kata gadis itu dengan lembut.

I Made Arnawa terdiam.

"..... kamu... benar-benar mirip denganku."

I Made Arnawa terkejut saat mendengar itu.

"Ya... aku juga mengalami hal yang sama..... membunuh saudaraku sendiri, melarikan diri dari rumah, dan melakukan uji coba bunuh diri lebih dari ratusan kali. Tapi.... tidak ada yang menyalahkan ku... begitu juga denganmu..... lihatlah... teman-temanmu sangatlah baik. Kamu beruntung memiliki teman-teman seperti mereka. Tidak ada yang menyalahkan mu, I Made Arnawa." Kata gadis itu dengan lembut.

"Tidak.... kamu berbohong-" kata I Made Arnawa berusaha untuk membantah, tetapi saat ia melihat sekelilingnya lagi,

"Ini bukan salahmu."

"Jika aku ditakdirkan untuk meninggal besok, aku akan meninggal besok, jika aku ditakdirkan untuk meninggal tahun besok, aku akan meninggal tahun besok. Meskipun terkena bencana alam, tetapi jika ditakdirkan untuk hidup seperti cucuku, maka akan tetap hidup."

"Semuanya sudah direncanakan."

"Dunia memang unik, kita bisa meninggal kapanpun."

.

Seorang gadis kecil datang dan tersenyum,

"I Made Arnawa... terimakasih..... terimakasih karena sudah mempertemukan ku dengan nenekku."

I Made Arnawa mulai meneteskan air matanya.

"K-Kenapa? Kalian.... tidak marah?" Tanya I Made Arnawa.

"Untuk apa kita marah?"

"Kamu sudah menjadi anak yang baik, I Made Arnawa."

"Aku sudah tua dan aku sudah tidak menyesali apapun."

"Mungkin jika hidupku belum diakhiri, aku akan memburuk? Hanya Yang Maha Kuasa yang tahu."

"Untunglah aku sudah menyelesaikan semuanya..."

I Made Arnawa terkejut melihat respon semua orang itu yang sangat berbeda sekarang.

"Kamu dengar kan? Tidak ada yang menyalahkan mu..... kamu tidak boleh menyalahkan dirimu lagi." Kata gadis berambut merah itu.

I Made Arnawa terdiam.

"... karena... teman-temanmu akan menangis....." kata gadis berambut merah itu sambil meneteskan satu tetes air mata pada mata kirinya. Gadis itu tersenyum pada I Made Arnawa.

"Lihatlah.... semuanya menyayangimu..... tak ada yang membencimu." Sambung gadis itu lagi.

I Made Arnawa meneteskan air matanya lagi.

Lalu, gadis itu tersenyum dan menarik lengan I Made Arnawa.

"Inilah saatnya, I Made Arnawa.... untuk memulai kembali kehidupanmu. Ini saatnya, untuk melihat dirimu dalam perspektif yang berbeda..... I Made Arnawa.... sebagai pahlawan bagi teman-temannya." Kata gadis itu yang masih menarik lengan I Made Arnawa.

I Made Arnawa ditarik kepada sebuah cahaya yang sangat terang bersama dengan sahabat-sahabatnya. Sahabat-sahabatnya mulai menarik lengan I Made Arnawa juga.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tak lama, air laut dan tanah yang menggulung berhenti bergulung. Melihat itu Diamo sangat terkejut. Air laut dan tanah mulai kembali tenang, air laut turun secara perlahan. Butterfly tersenyum,

"Rupanya..... dia berhasil...." pikir Butterfly.

"T-Tidak mungkin! Sihir kristalku adalah mutlak!" Kata Diamo.

Setelah air laut dan tanah kembali tenang, Butterfly menerjang ke arah Diamo sambil menghentikan waktu, lalu menggunakan sihir magic-eater miliknya dan mengambil alih sihir Diamo.

Saat waktu kembali berjalan, Butterfly membebaskan semuanya yang sudah terperangkap di dalam kristal itu, rakyat biasa hingga murid-muridnya sendiri. Para penjahat yang mengurung diri Butterfly biarkan agar dapat diatasi dengan mudah nantinya.

Lalu Butterfly mengarahkan tangannya pada Diamo dan mengurungnya di dalam kristalnya sendiri.

Butterfly juga melihat musuh-musuh yang masih berdiri dan mengurung mereka dari jauh.

"Sihirmu lumayan..... sangat mirip dengan milik Diana..... bahkan kamu bisa mengurung orang dari jauh tetapi kamu memilih mengurungnya dari dekat.... mengapa?" Kata Butterfly pada Diamo yang terkurung. Lalu Butterfly tertawa kecil,

"Ara ara.... aku lupa kalau saat dikurung, kamu tidak dapat berkata apapun."

.

.

Butterfly melihat ke arah tubuhnya, tak lama tubuhnya kembali menjadi normal. Butterfly melihat ke arah langit,

"Sudah berakhir ya? Syukurlah..... kita baru saja menyelamatkan Yukina lainnya...." pikir Butterfly sambil melihat ke arah langit. Hujan rintik menghujani daerah itu.

"Ara ara.... jarang sekali ada hujan saat musim panas... mungkin karena pertarungan tadi...." kata Butterfly.

.

.

"Jujur saja.... ini sedikit membosankan ya? Andai aku tidak merampas kekuatan Diamo dengan cepat... pasti ada peperangan yang seru, hehe.." kata Butterfly secara perlahan.

Lalu ia segera terbang kembali ke arah kota. Butterfly segera tiba pada pengungsian dan mengabarkan bahwa semuanya aman sekarang. Butterfly pergi mencari murid-murid dan pahlawan-pahlawan lainnya.

Dengan bantuan sihir Junko, Butterfly dapat menemukan murid-murid dan pahlawan-pahlawan dengan cepat.

Banyak murid Kannoya yang segera dilarikan ke rumah sakit karena yah mereka selalu terluka parah setiap kali ada pertempuran.... I Made Arnawa segera dilarikan juga ke rumah sakit.

Akhirnya, semuanya baik-baik saja.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

*maaf ya jika endingnya terkesan terburu-buru karena memang saya terburu-buru (╯•﹏•╰) sebentar lagi akan ada banyak tes dan tugas yang datang jadi g bisa update chapter dgn tenang. Dan juga, ini adalah arc atau part terakhir dari Kannoya Academy, terimakasih karena sudah membaca sejauh ini, saya hargai sekali (⌯˃̶᷄ ﹏ ˂̶᷄⌯)゚terimakasih banyak.... (sayangnya tdk bisa pakai emoji di sini). Habis ini akan ada sedikit update agar menandakan bahwa Kannoya Academy sudah berakhir. Mungkin ada beberapa filler chapter dan juga ada filler parts setelah ini. Rencananya, saya akan melanjutkan Kannoya Academy, tetapi tidak dalam latar Kannoya Academy. Main Character akan diubah kepada Kurosa Hikari dan Alvina. Mereka akan bersekolah pada universitas Hero yang direkomendasikan oleh ms. Sheva dan ms. Butterfly. Kurosa Hikari, Alvina, dan beberapa temannya masuk pada jurusan kepahlawanan, tetapi Yukina memasuki jurusan guru karena berbagai alasan. Part berikutnya akan lebih berfokus pada Kurosa Hikari dan Alvina yang berusaha untuk mendalami dan melatih sihirnya agar menjadi pahlawan hebat dan juga mereka berusaha untuk mendalami Night Hero dan Sun Hero lewat diari mereka yang ditemukan oleh Kurosa secara tidak sengaja. Begitulah kira2, maaf saya hrs ikut test sekarang, happy reading. Goodluck untuk kalian yg mengikuti tes. Stay safe, stay healthy (•‿•)


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C429
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập