Tải xuống ứng dụng
74.94% Kannoya Academy / Chapter 337: Shakes

Chương 337: Shakes

Saat Butterfly bertanya tentang Megan, sebuah sekat tanah muncul memisahkan Butterfly dengan Rheinalth dan Ermin.

Butterfly berusaha untuk mengubahnya menjadi madu, tetapi meskipun sudah diubah, tetap saja sekat yang kuat itu berdiri.

"Earth. " Kata Ermin.

Tubuh Ermin bercahaya kecoklatan, beberapa gumpalan tanah keras melapisi tubuh Ermin.

"Aku mencoba untuk mengendalikannya, tetapi tetap saja.." kata Ermin.

Ermin mengepalkan tangan kanannya, lalu memukul sekat itu dengan kuat.

Sekat itu hanya hancur 1/4 nya saja.

"Keras sekali.." pikir Ermin.

Gunungan-gunungan tanah berulang kali muncul, tetapi Ermin berhasil menahan semua hantamannya itu.

"Hantamannya juga keras... dan kuat." Pikir Ermin.

Ermin berusaha untuk memukul sekat itu sekali lagi, sekat itu hanya hancur 1/3 nya saja.

Lalu sekat itu menebal.

"Astaga.." pikir Ermin.

Rheinalth memegang tangan kanan Ermin.

"Ayo." Kata Rheinalth.

Ermin melihat ke arah Rheinalth, lalu Ermin tersenyum.

"Baiklah." Jawab Ermin.

Ermin dan Rheinalth memukul sekat itu bersama-sama, dengan tangannya yang masih bergandengan.

Sekat itu akhirnya hancur, tetapi Butterfly sudah tidak berada di sana lagi. Sebuah lubang nampak di permukaan tanah.

"Butterfly?" Kejut Ermin.

"Tidak mungkin ia terjatuh, ia punya sepasang sayap." Kata Rheinalth.

Lubang itu menutup.

"Lalu, di mana dia?" Tanya Ermin.

"Mana aku tahu.." jawab Rheinalth.

Beberapa gunungan tanah muncul dan menjebak tubuh Rheinalth.

"A-Apa?" Kejut Rheinalth.

"Rheinalth!" Kejut Ermin.

"Frozen water!" Kata Rheinalth.

Air mengaliri permukaan gunungan tanah itu, dan es membekukannya dan memberinya tekanan yang besar. Tetapi tanah itu tidak hancur.

Ermin hendak membebaskan Rheinalth.

Ermin mengepalkan tangan kanannya dan memukul tanah itu. Tetapi tanah itu sangatlah kuat, bahkan membuat kepalan tangan Ermin terluka.

Tanah di bawah Ermin bergerak turun, dan tanah di bawah Rheinalth bergerak naik dengan cepat.

Ermin melompat ke arah Rheinalth, tetapi sebuah gunungan tanah yang keras menghantam kepala Ermin dengan kuat. Kepala Ermin terluka.

"Ermin!" Kejut Rheinalth.

Ermin terjatuh lagi.

"Tidak.." pikir Rheinalth.

Rheinalth berusaha untuk membebaskan dirinya, tetapi tanah itu terlalu kuat.

"Tidak tidak tidak.... Ermin! Tidak!" Kata Rheinalth panik.

.

.

.

.

.

.

Butterfly berterbangan.

"Tadi aku melihat seorang gadis... di mana ya?" Tanya Butterfly.

Butterfly berterbangan mencari gadis itu.

.

.

.

.

.

.

"Tch... getaran yang menjengkelkan." Keluh Odelia.

Odelia berusaha menghindari semua serangan itu.

.

.

Akhirnya getaran berhenti.

"Akhirnya." Pikir Odelia.

Lalu,

"HOEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!"

"A?" Kejut Odelia.

Gadis berambut hitam yang diikat menjadi dua dengan dua pita putih terjatuh dari atas. Odelia berlari ke arah gadis itu terjatuh.

Gadis itu terjatuh.

"Hoe... aku jatuh...." keluh gadis itu.

"Ah... kamu lagi." Keluh Odelia.

"Aku lagi?" Tanya gadis itu.

Lalu gadis itu terkejut sekali,

"HOE? MASAKAH? MASA ADA SESEORANG YANG BERTAMPANG MIRIP DENGANKU DAN MELAKUKAN HAL-HAL YANG ANEH DENGANMU? HOEEEEE?!"

"Mana mungkinlah, bodoh." Balas Odelia.

Gadis itu berdiri.

Odelia memalingkan mukanya dari gadis itu.

"Ahaa... kamu lupa namaku yaa... hehehehe... aku adalah Kurosa Hikari! Kurosa artinya hitam, seperti rambutku, dan Hikari artinya cahaya!" Kata gadis itu.

"Aku tahu namamu, diamlah." Kata Odelia.

"Hoo? Hehehehe... pemalu sekali kamu..." kata Kurosa sambil tersenyum.

"A-Apaan sih? Aneh sekali kamu! " Kata Odelia dengan kesal.

"Oohooo... benar-benar malu ya... hihihi.." kata Kurosa.

"Berisik!" Kata Odelia dengan kesal, lalu berjalan meninggalkan Kurosa.

"HOOOE?! TUNGGU!" Teriak Kurosa sambil berlari cepat-cepat ke arah Odelia.

.

.

"EEEEEEEEEEEEEEEH!"

"siapa lagi ini..." pikir Odelia.

Seorang gadis kecil berambut merah muda terjatuh dari atas.

"Takusan!" Kejut Kurosa.

"Kurosa!" Kejut Takusan.

Lalu mereka berdua saling bergandengan.

"Hehehe... untunglah kamu baik-baik saja." Kata Kurosa senang.

"Yaah... sayangnya aku melewatkan momen-momen Alfred dan Alvina... heheheh... tetapi... tidak apalah.... setindaknya aku bertemu dengan yang lainnya." Kata Takusan.

"Jadi... selama ini..." kejut Kurosa.

"Tidak... awalnya aku mengikuti Denzel dan Junko dengan diam-diam... tetapi aku terjatuh ke dalam lubang karena terlalu bersemangat.... dan aku melihat Alfred dan Alvina hanya dalam waktu 10 detik lalu aku masuk ke lubang lainnya. Dan di sinilah aku." Kata Takusan.

"Ohooo begitu!" Kejut Kurosa.

Odelia berjalan meninggalkan mereka berdua.

"HOE?! TUNGGU!" Teriak Kurosa sambil menarik tangan Takusan.

"EEEEEEEH!" Kejut Takusan yang ditarik dengan cepat.

.

.

.

.

.

.

.

"AAAAAAAAH!"

"ADUH!"

Denzel terjatuh. Denzel duduk dan melihat ke sekeliling.

"Di mana ini?" Pikir Denzel.

Denzel melihat ke bawah, rupanya ia menduduki sesuatu.

"A-Albern?" Kejut Denzel.

"Berdirilah." Kata Albern.

Denzel berdiri dengan segera.

"Aaahaa... maaf..." kata Denzel.

Albern hanya diam saja.

"DENZEEEEEEEEEEEL!"

"JUNKO!" Kejut Denzel.

Junko terjatuh dari atas.

Denzel hendak menangkap Junko, tetapi,

Bruk.

"Aaa.... aaaa.. A.. Aaaduh!" Kejut Denzel.

Junko terjatuh di atas Denzel.

"Denzelku! Maaf!" Kejut Junko.

"Yaah... tidak apa-apa... aku habis menjatuhi orang soalnya." Kata Denzel.

"Jadi semacam karma?" Tanya Junko.

"Mungkin..." kata Denzel.

"Woi!" Kata Albern.

"Kenapa, Alber--?" Tanya Denzel sambil melihat ke belakangnya, tetapi Albern tidak ada di sana.

"Kalian... berat... tahu!" Kata Albern.

Denzel dan Junko melihat bawah mereka, mereka berdua terkejut.

"Oooh... maaf lagi Albern!" Kejut Denzel yang lalu menggendong Junko dan berdiri.

"A-A-Aaaaaaaa! APA?! DENZELKU MENGGENDONGKU BARU SAJA! AAAAAAAAAAAAAH SENANGNYAAAA!" kata Junko di dalam hati.

Albern berdiri dan berjalan.

Denzel meletakkan Junko di atas permukaan tanah, lalu mengikuti Albern.

"Aku hanya digendong selama 5 detik saja.... sedihnya..." kata Junko.

Lalu Junko segera mengikuti Denzel dan Albern.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Teman-teman sudah memasuki lorong-lorong... hanya aku yang masih terdiam di sini." Pikir Ardolph.

Tiba-tiba, sebuah lubang di dinding muncul. Seorang gadis berambut merah yang dikepang menjadi dua terjatuh.

"Aaah!"

"Toshiko?" Kejut Ardolph.

"Aah... maaf..." kata Toshiko.

"Tidak apa-apa. Kita kan teman." Kata Ardolph.

Toshiko berdiri.

.

.

.

.

.

.

"Tanah itu naik dan turun sendiri..." pikir Ermin.

Lalu Ermin melihat Asuka yang tak sadar diri itu.

"Asuka.." kejut Ermin.

Ermin segera berlari ke arah Asuka.

"Dia lumayan terluka..." pikir Ermin.

Ermin melihat tombak yang dibawa oleh Asuka.

"Tombak Toshiko... jadi dia terpisah dari Toshiko dan Kurosa ya.." pikir Ermin.

.

.

.

.

.

.

"S-Siapa kamu?" Kejut Megan.

Lelaki itu mendekat lalu memegang kedua pundak Megan.

"Aku..." kata lelaki itu.

.

.

.

.

.

.

"Aduh.. bagaimana ini..." pikir Alexa.

Shinaiaru melihat ke arah Alexa dengan seksama.

"Selamat datang di kebunku."

Alexa dan Shinaiaru terkejut.

Seorang gadis berambut kehijauan muncul.

"Siapa?" Kejut Alexa.

"Perkenalkan... namaku Rowel.... salam kenal."

"Eh... bukannya itu nama lelaki..." tanya Alexa.

"AKU INI LELAKI!" Teriak Rowel.

"Oh... kukira..." kata Alexa.

"Jahat! Bisa-bisanya mengira aku yang jantan ini sebagai wanita!" Keluh Rowel.

"Tapi kelihatannya memanng begitu..." kata Alexa.

.

.

.

.

.

.

"Aman?" Tanya Alvina.

"Aman." Jawab Alfred.

Alfred menurunkan Alvina.

.

Alfred terkejut.

"Diam." Bisik Alfred.

Alfred bersembunyi bersama dengan Alvina.

Seorang gadis berambut putih dan berpakaian putih berjalan.

"Dia menyadari kita?" Tanya Alvina dengan suara yang agak keras.

"Sssst! Bodoh kamu!" Balas Alfred dengan suara yang sedikit lebih keras.

"Kamu lebih keras!" Balas Alvina dengan suara keras.

Mereka berdua segera terkejut, lalu menutup mulutnya.

Tapi, anehnya, gadis itu tetap berjalan seolah-olah tidak mendengar apapun.

"Lho?" Kejut Alvina.

Alfred mencoba untuk menepuk tangannya sekeras-kerasnya.

"ALFRED KAMU BODOH YA?" Teriak Alvina.

"Kamu lebih bodoh..." bisik Alfred.

Gadis itu tetap berjalan.

"Aneh.." pikir Alfred.

"Mau dibiarkan saja?" Tanya Alvina.

"Sepertinya biarkan saja..." jawab Alfred.

Lalu Alfred mulai keluar dari tempat persembunyiannya bersama Alvina. Alfred menggendong Alvina lagi.

"Woi!" Kejut Alvina.

Lalu Alfred menggunakan sihirnya, agar dapat berlari dengan kencang.

Saat berlari ke arah lain, kedua tangan dan kaki Alfred merasa tertusuk.

"Aduh!" Kejut Alfred.

"Ada apa?" Tanya Alvina.

Lalu Alfred tertarik mundur bersama-sama dengan Alvina.

Alfred terjatuh ke belakang, perasaan menusuk itu semakin terasa sakit.

Alfred menjatuhkan Alvina di sampingnya.

Alvina melihat ke arah Alfred,

"Alfred... kenapa ada..." kejut Alvina.

Gadis itu berjalan ke arah mereka dengan ekspresi dingin.

"Eh?" Kejut Alvina.

Gadis itu menatap tajam Alvina dan Alfred.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Aduh..." keluh Aerum.

"Padahal aku berusaha untuk menahannya... aku benar-benar lemah..." kata Nera sedih.

"Tidak... tidak mungkin begitu." Kata Aerum sambil memegang bahu Nera.

.

"La la la lala la la la lala.."

"Nyanyian?" Kejut Nera.

"Tetapi... suaranya sangat keras... di mana dia?" Kejut Aerum.

Seorang gadis kecil muncul.

"LA LA LA LA LA LA LALA LA LA LA LA LAAAA!"

"Aduh... keras sekali.." pikir Nera sambil menutup kedua telinganya. Aerum juga menutup kedua telinganya.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Cuaca di luar aman... cuaca di dalam juga." Kata Lucianna.

"Begitu... baguslah." Jawab Osamu.

Lucianna terkejut sedikit.

"... ada apa?" Tanya Osamu.

"Yah.... aku merasakan elemen lain." Kata Lucianna.

Sebuah langkah besi terdengar.

"!!!!!"

"Robot..?!" Kejut Osamu.

.

.

.

.

.

.

"Aku dibawa ke atas.. dasar..." keluh Rheinalth.

"Hehehe..."

"Siapa itu? Tertawanya jelek sekali, tidak enak untuk didengar." Kata Rheinalth.

"WOI! AKU!" Teriak seseorang.

"Nah ketemu." Kata Rheinalth.

"Tch... kurang ajar!" Kata orang itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Aah... akhirnya berhenti juga.." kata ms. Love.

Ms. Love menemukan seorang pria bertubuh besar.

"Eh?" Kejut Ms. Love.

"Hooooo! Ada seorang wanita! Apakah ini takdir?" Tanya pria itu.

Saat ms. Love melihat mukanya, ia sangat terkejut.

"HAH?!" Kejut ms. Love.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C337
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập