Setelah perawatan selama 10 hari, akhirnya Yukina terbangun.
Yukina terbangun, lalu ia terkejut.
"A-A!" Kejut Yukina.
Yukina hendak langsung beranjak dari kasurnya. Pada saat itu giliran Alvina yang menjaganya.
Alvina segera menenangkan Yukina.
"Yukina! Tenanglah.... semuanya baik-baik saja sekarang!" Kata Alvina.
Lalu Alvina menidurkan Yukina kembali di atas kasur.
"Syukurlah kamu terbangun juga..." kata Alvina.
"S-Sudah berapa hari ini?" Tanya Yukina.
"Kamu tertidur 10 hari... dasar tukang tidur hehehe..." kata Alvina sedikit bercanda agar Yukina benar-benar berpikir bahwa semuanya baik-baik saja.
Tetapi Yukina mengetahui bahwa ada sesuatu yang terjadi. Yukina mengingat di saat ia bertemu dengan Rei, Alvina dan Kurosa menangis di kejauhan.
"Ada apa... pasti ada sesuatu!" Kata Yukina.
"Tidak.... tidak ada..." kata Alvina santai.
"Tidak mungkin.... pasti terjadi sesuatu!" Kata Yukina.
"Tidak ada apa-apa.... semuanya baik-baik saja." Kata Alvina.
.
.
.
.
"Haloo~ apa kabar?"
"Butterfly... sangat jarang kau mengunjungi seseorang." Kejut Alvina.
"Ara ara... rupanya Yukina sudah bangun." Kata Butterfly.
Yukina melihat ke arah Butterfly secara mendalam.
"Ada sesuatu?" Tanya Yukina.
"Sudah kubilang semuanya baik-baik saja..." kata Alvina.
"Iya, benar, semuanya baik-baik saja!" Kata Butterfly sambil tersenyum manis.
.
.
"Di manakah.... Night Hero dan Sun Hero.... jika mereka mengetahui hal ini, mereka pasti akan menjengukku." Kata Yukina.
Alvina sedikit terkejut, tetapi Butterfly tetap tenang.
"Night Hero dan Sun Hero sedang berpatroli hari ini. Mereka belum mengetahui keadaanmu." Kata Butterfly.
"Benarkah? Apakah kalian tidak memberitahukannya?" Tanya Yukina.
"Tidak... kita saja juga baru tahu..." kata Butterfly.
Yukina merasa bahwa mereka berdua berbohong padanya.
"A-Ada apa?! Mengapa kalian berbohong padaku?!" Tanya Yukina sambil menangis sedikit.
"Tidak Yukina, kita tidak berbohong... Night Hero dan Sun Hero sedang berpatroli." Kata Butterfly.
"Tidak! Pasti terjadi sesuatu! Apa yang terjadi?! Katakanlah padaku!" Tangis Yukina.
"Yukina...." kata Butterfly.
Butterfly memegang tangan Yukina sambil tersenyum,
"Semuanya baik-baik saja kok." Kata Butterfly.
"B-Benarkah? Tidak terjadi sesuatu?" Tanya Yukina.
Butterfly menggeleng.
"Semuanya baik-baik saja..." kata Butterfly.
Lalu Butterfly berpamit.
.
.
.
.
.
"Yasumi, Natsuna... baru 10 hari tapi terasa sudah sangat lama yaa..." kata Butterfly di depan makam mereka berdua.
Butterfly duduk di depan makam mereka berdua.
"Aku senang lho, kalian sungguh heroik! Aku mengagumi kalian!" Kata Butterfly dengan semangat.
Butterfly melihat kepada makam mereka,
"Yasumi... Natsuna.... jika bukan karena kalian..." kata Butterfly. Lalu Butterfly memegang dadanya.
"Aku tidak akan pernah menjadi pahlawan seperti ini.... jadi.... terimakasih banyak! Aku merindukan kalian lho!" Kata Butterfly semangat.
Lalu tak lama, kedua mata Butterfly mengeluarkan air mata.
Butterfly berlutut di hadapan mereka, dan memeluk makam mereka berdua.
"Aku harap.... kita memiliki.... lebih banyak waktu...." tangis Butterfly secara perlahan.
.
.
.
.
Setelah beberapa lama, Butterfly mengusap kedua matanya. Ia tersenyum kembali.
"Baiklah, Yasumi, Natsuna, aku akan berpatroli terlebih dahulu." Kata Butterfly.
Lalu Butterfly terbang ke langit dengan sepasang sayapnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Asuka duduk di depan makan Alicia.
"Alicia... maafkan aku....." tangis Asuka.
Asuka meletakkan pedang Alicia di atas kuburan Alicia untuk sementara.
"Alicia, seperti janjimu.... aku tidak akan melupakanmu.... selamanya..." kata Asuka.
Asuka mengusap air matanya.
"Aku berjanji.... kita akan tetap menjadi pahlawan bersama-sama." Kata Asuka.
.
.
Saat Asuka masih duduk di depan makam Alicia, datanglah seorang wanita bersaka dengan anak lelaki.
Anak lelaki itu memperhatikan makam Alicia dengan kebingungan. Ia melihat Asuka, lalu melihat kepada makam Alicia, ia melakukan hal itu berulang kali.
Lalu anak lelaki itu duduk di depan makam Alicia, ia menangis, tetapi kebingungan terlukiskan pada mukanya.
Anak itu melihat ke arah Asuka.
"Apakah Alicia anak yang baik?" Tanyanya.
Asuka mengangguk.
"Dia adalah sahabat terbaik yang pernah aku temui... hatinya juga kuat sekali..." kata Asuka.
"Begitu...." jawab anak lelaki itu.
Anak lelaki itu melihat ke arah pedang Alicia.
"Bolehkah aku mencobanya?" Tanya anak lelaki itu.
Asuka sedikit terkejut dan hendak menahannya, tetapi ia melihat ke arah wanita itu. Itu adalah bibi Alicia. Memang Asuka belum pernah bertemu dengannya, tetapi Asuka bisa merasakannya.
Akhirnya Asuka memperbolehkannya.
Pada saat anak lelaki itu memegang pedang itu, pedang itu bersinar kekuningan dan kebiruan.
"Woww..." kata anak itu terkagum.
Asuka tersenyum.
"Kak.... bolehkah aku membawanya pulang?" Tanya anak lelaki itu.
Asuka menghela nafasnya,
"Baiklah... tapi jagalah dengan baik-baik. Itu milik Alicia." Kata Asuka.
"Aku akan menjaganya!" Kata anak itu.
Asuka tersenyum, lalu mengelus-elus kepala anak lelaki itu,
"Yosh yosh anak pintar." Kata Asuka.
Lalu anak itu pergi bersama dengan wanita itu.
"Alicia.... semoga kamu tidak marah karena pedangmu.... meskipun pedangmu tidak berada di sisiku, tetapi aku tidak akan melupakanmu.... tidak akan pernah..." kata Asuka.
Lalu Asuka meninggalkan makam itu.
.
.
.
.
.
.
"Kakak!" Teriak Name dan Nomu pada saat sampai pada kamar Yukina.
Yukina sudah tertidur lagi.
Name dan Nomu memeluk tangan kanan dan kiri Yukina.
"Kakak..." tangis Name.
"Tenang saja... tadi ia terbangun.... ia hanya perlu istirahat.." kata Alvina.
"Begitu..." jawab Nomu.
.
.
Name dan Nomu tertidur saat memeluk kedua tangan Yukina.
"Kata dokter ia boleh pulang 3 hari lagi... jika tidak ada gejala lain yang muncul..." pikir Alvina.
Alvina memandang ke arah jendela.
"Semoga semuanya baik-baik saja...." pikir Alvina.