Amiko dan Jaxon memasuki gua itu. Mereka melihat, ada banyak sekali pecahan-pecahan kaca.
Mereka berusaha untuk menyusunnya.
"Ini di sebelah sini... Jaxon, itu di sebelah sana." Kata Amiko.
Akhirnya mereka selesai menyusun.
"Kristal?" Pikir Amiko.
"Dunia di dalam pikiran anak ini benar-benar aneh..." kata Jaxon.
Lalu kristal itu mengeluarkan cahaya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ah?" Kejut Forgotten.
"Aku ingat sesuatu..." kata Forgotten.
.
.
.
.
.
.
.
"Apa ini?" Kejut Amiko.
"Lihat... itu.." kata Jaxon.
.
.
.
.
.
.
"Eh?" Kejut Forgotten.
Forgotten terduduk di atas tanah, dan ia menatap ke langit sambil melamun.
.
.
.
.
.
"Mengapa kamu menangis? Siapa kamu?" Pikir Forgotten saat seorang gadis berambut putih muncul di dalam pikirannya.
Gadis berambut putih itu menangis. Ia mengelus-elus kepala Forgotten dengan lembut.
"Maafkan aku...." kata gadis itu.
"Maaf karena apa? Apa itu maaf?" Tanya Forgotten di dalam pikirannya.
Gadis itu pergi meninggalkannya, tetapi berkali-kali ia berbalik untuk melihat Forgotten dan menangis.
"Mengapa kamu tidak langsung pergi saja? Memangnya kamu siapa? Aku tidak ingat..." pikir Forgotten.
Lalu datanglah seorang wanita tua dan mengambil Forgotten.
"Eh? Aku diambil ke mana?" Pikir Forgotten.
Forgotten didudukkan ke atas sebuah kasur.
"Mulai sekarang kamu hidup bersama kami." Kata wanita tua itu.
"Hidup bersamamu? Memangnya hidup itu apa? Aku kurang ingat..." pikir Forgotten.
"Hai Fany! Ayo bermain!" Kata seorang anak kepada Forgotten.
"Fany? Siapa itu?" Tanya Forgotten.
"Duuuh... kamu kok bisa melupakan namamu sendiri sih?" Keluh anak itu.
"Aku tidak ingat..." kata Forgotten.
"Oh... eh... namamu siapa ya?" Tanya anak itu.
"Aku tidak ingat." Kata Forgotten.
Anak itu menarik tangan Forgotten kepada teman-temannya, lalu mereka bermain, tetapi Forgotten hanya memandangi mereka dengan tatapan kosong.
"Ayo, kamu, ayo bermain sini!" Kata anak itu.
Tetapi Forgotten tetap menatap mereka dengan tatapan kosong.
"Aduh... mengapa sih dia?" Tanya anak lainnya.
.
.
Datanglah dua orang lelaki di dalam pikirannya.
"Mereka ingin merawatmu, jadi aku ijinkan." Kata wanita tua itu.
Lalu Forgotten dibawa oleh mereka.
"Mereka ini siapa? Aku tidak ingat.." pikir Forgotten.
"Pintar juga kamu Joe, membesarkan anak ini lalu dijual, pasti akan mendapatkan uang yang banyak!"
Forgotten kebingungan.
"Siapa kamu? Aku lupa..." kata Forgotten.
Lalu lelaki yang satu mulai bersinar, lalu lenyap menjadi debu.
Lelaki yang lain mulai panik.
"D-Dia anak kutukan!" Teriak lelaki itu, lalu meninggalkan Forgotten sendirian.
Forgotten melihat mobil itu, lalu berkata,
"Aku tidak ingat ada mobil ini.."
Mobil itu tiba-tiba lenyap.
Forgotten berjalan-jalan di pinggir jalan raya.
"Apa yang terjadi... apa ya? Aku tidak ingat.." kata Forgotten.
Forgotten duduk di samping sampah.
Tidak ada yang melihatnya, ia bagaikan tidak pernah ada.
Dari sampah yang dibuang oleh orang-orang, Forgotten mengambil beberapa sisa makanan dan serangga untuk dimakan.
"Rasa apa ini... aku lupa.." kata Forgotten.
.
.
Beberapa tahun kemudian, dua orang wanita lewat di depannya. Salah satu dari mereka terkejut dan berhenti.
"Tunggu.." kata wanita itu sambil memegang pundak wanita lainnya.
Wanita yang satu melihat Forgotten dengan dalam. Wanita itu berjongkok di depannya.
"Siapa namamu nak?" Tanya wanita itu.
"Namaku.... aku lupa." Jawab Forgotten.
.
.
Tak lama Forgotten sudah berada di sebuah rumah.
"Anggap saja rumah sendiri.." kata wanita itu.
"Rumah sendiri? Apa itu?" Tanya Forgotten.
"Hmmm? Rumah di mana kamu berdiam." Kata wanita itu.
"Rumah aku berdiam? Aku tidak ingat..." kata Forgotten.
"Hm.. ada yang aneh dengan anak ini." Kata wanita lainnya.
"Beri dia makan." Kata wanita itu.
Lalu mereka memberinya makan.
"Rasanya... aku lupa." Kata Forgotten.
.
.
Tak lama, rumah itu sudah banyak orang.
"Aku lupa..." kata Forgotten.
"Jangan berkata aku lupa sembarang Forgotten!" Kata seorang lelaki dengan topeng aneh.
"Aku lupa mereka semua ini siapa.." pikir Forgotten.
.
.
Forgotten terus melamun. Ia berusaha untuk mengingat gadis berambut putih, wanita tua, dua lelaki, dan juga dua wanita itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
"B-Bagaimana ini?" Tanya Jaxon.
"Tidak ada apa-apa di sini, baiklah kita kembali." Kata Amiko.
Lalu Jaxon membuat sebuah portal dan kembali ke sana.