Forgotten mengarahkan tangannya ke arah Kurosa, Haru, Luke, Kyle, dan ke arah teman-temannya yang lain. Sebuah lubang terbuat.
.
.
.
.
.
.
.
.
Amiko terkejut, ia mendengar sesuatu,
"Suara aneh!" Kejut Jaxon juga.
Mereka melihat ke belakang mereka, sebuah lubang besar menghisap benda-benda yang ada, lalu lubang itu tertutup lagi.
"Jadi begitu ya... satu-satunya cara untuk keluar? Apakah orang-orang ini pernah berusaha untuk pergi kepada gua ini?" Tanya Amiko.
"Entahlah..." jawab Jaxon.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dari lubang tersebut, keluarlah banyak sekali tombak ke arah mereka.
"Darl barrier!" Teriak Kurosa.
Sebuah perisai gelap besar tercipta. Semua tombak tertancap pada perisai Kurosa.
"Sihir perisai.... aku tidak ingat.." kata Forgotten.
Lalu perisai Kurosa menghilang dalam sekejap. Kurosa terkejut.
"Kurosa! Jangan cepat-cepat! Kamu masih terluka!" Kata Shinoka sambil menyusulnya.
"Shinoka..." kata Haru.
"Maaf aku terlambat... ibu ayah dan adikku tertinggal, jadi aku harus mencarinya dahulu..." kata Shinoka.
Shinoka melihat kepada anak kecil itu.
Forgotten memandang ke langit dengan tatapan kosong.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Amiko dan Jaxon masih terbang bersama, tiba-tiba langit berubah warna, membuat sebuah gambaran aurora nan indah.
"Apa ini?" Kejut Amiko.
Dari aurora tersebut, tergambarlah anak-anak, seorang ibu, dan seorang bayi, tetapi gambar itu samar-samar.
"Apakah ini yang ia pikirkan saat ia melamun dan menatap ke langit?" Tanya Jaxon.
"Bisa saja..." jawab Amiko.
Lalu Amiko terbang kepada gua itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Eh? Kenapa ada banyak tombak di situ... aku tidak ingat..." kata Forgotten dengan nada datar.
Tombak-tombak itu menghilang.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aurora itu menghilang.
"Sudah tidak memikirkannya lagi?" Tanya Jaxon.
Lalu langit menjadi sedikit terang, lalu jatuhlah tombak-tombak itu dari langit. Amiko dan Jaxon berusaha untuk menghindar.
"Apakah ini benda yang ia ambil tadi?" Tanya Amiko.
"Bisa saja--" kata Jaxon.
Tombak itu terjatuh dan tanpa sengaja menancap pada pundak Jaxon, tepat di persendian.
"Aaarh...." keluh Jaxon.
"Jax, bertahanlah... aku akan lebih cepat ke sana." Kata Amiko.
Lalu Amiko terbang lebih cepat ke arah gua itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
Forgotten mulai melamun lagi.
"Kesempatan..." pikir Kurosa.
"Dark Light Magic!" Kata Kurosa.
Sebuah bola cahaya dan bola gelap terbentuk dan menyatu, lalu meluncur ke arah Forgotten.
Forgotten terus menatap ke langit.
Lalu Forgotten melihat bola sihir Kurosa,
"Aku tidak ingat ada sihir macam itu.." kata Forgotten.
Lalu bola sihir itu hilang sendirinya.
"Aduh..." pikir Kurosa.
.
.
.
.
.
.
.
Langit menjadi sedikit terang, sebuah bola sihir meluncur.
"Itu sihir Kurosa.." kata Amiko.
"Benar.. pasti Forgotten menelannya lagi." Kata Jaxon.
Bola sihir kurosa jatuh dengan perlahan, dan dari sekitar bola itu, muncul lapisan bening seperti kaca. Akhirnya sihir itu terlapisi dan mendarat di tanah dengan perlahan.
Amiko meluncur ke arah gua itu, ia sedikit lebih dekat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Forgotten berkata,
"Aku ingat.... tuan Rei berkata bahwa aku harus membunuh para pahlawan.. agar ia.. senang? Aku lupa apa itu senang..." kata Forgotten.
Tiba-tiba rasa senang yang selama ini Kurosa dan teman-teman ketahui, mereka menjadi lupa akan hal itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Langit menjadi sedikit terang lagi.
"Sampai kapan ia akan menelan terus..." keluh Jaxon.
Sebuah cahaya kuning terjatuh secara perlahan. Dari cahaya itu ada sedikit pancaran memori, anak-anak bermain di taman, menaiki ayunan, pesta ulang tahun, membuka hadiah natal, berlibur, dan banyak lagi memori.
"Ia menelan kesenangan?" Tanya Jaxon.
"Mana aku tahu.." jawab Amiko.
Akhirnya mereka berdua sampai