Nomu menciptakan banyak sekali pedang, meskipun itu menguras energinya, tetapi ia melakukan ini demi adiknya.
Nomu mengarahkan pedang-pedang itu ke arah lelaki itu. Pedang-pedang itu menerjang ke arah lelaki itu.
"Huhuhuuu! Bodoh!" Kata lelaki itu.
Lelaki itu meretakkan semua pedang Nomu.
Nomu kelelahan.
"Haaahaaa, sekarang kamu kelelahan, dan kamu masih mempertahankan adikmu?" Tanya lelaki itu.
"Ah... dia adikku, tentu saja aku harus menjaganya. Meskipun jiwa ini menghilang... aku adalah seorang kakak! Tugas kakak adalah untuk menjaga adikknya!" Kata Nomu.
"Begitu? Mau jadi sok pahlawan? Hahaha!" Tawa lelaki itu.
.
.
"Sesuai rencana!" Pikir Nomu.
.
.
Karena lelaki itu menertawakan dia, Name mulai terbawa oleh gravitasi, dalam bahasa sederhananya, sihir force lelaki itu pada Name berkurang.
"Apakah ia bisa menahan pedang sebanyak ini?" Pikir Nomu.
"Remake!" Teriak Nomu.
Serpihan-serpihan pedang yang telah hancur tadi, kembali menjadi pedang-pedang yang jauh lebih kecil, tetapi jauh lebih banyak.
Lelaki itu mulai panik, jika seseorang panik, fokusnya akan menghilang.
Name akhirnya terlepas dari sihir force lelaki itu.
Nomu menangkapnya.
Nomu mengarahkan tangannya pada lelaki itu.
"Lakukan!" Katanya.
Pedang-pedang yang kecil itu meluncur ke arah lelaki itu. Pedang-pedang kecil itu membuat lelaki itu pusing, karena pedang-pedang itu meluncur dan menghindar dengan arah-arah yang berbeda-beda.
Tetapi Nomu mulai kelelahan.
"Ayolah!" Pikir Nomu.
.
.
"Ooo.. kamu memaksaku untuk mengeluarkan itu." Kata lelaki itu.
.
.
Lelaki itu menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, lalu membukanya. Sebuah energi force yang sangat besar pun mendorong pedang-pedang itu dan menghancurkannya.
"Tidak... aku tidak tahu jika ia mempunyai jurus itu..." pikir Nomu.
Name meletakkan tangannya kepada bahu Nomu, kakaknya itu.
"Eh..?" Kejut Nomu.
"Stamina recovery..." kata Name.
"Kakak, berjuanglah lagi, tetapi bersamaku. Maaf jika aku hanya membebani kakak. Tetapi, ayo kita hadapi bersama." Kata Name.
Nomu tersenyum.
"Baiklah... Name." Kata Nomu.
Mereka berdua pun berpegangan tangan.
Angin mulai berhembus, tubuh Nomu dan Name bersinar.
"Ayo kakak!"