Tải xuống ứng dụng
31.48% Kannoya Academy / Chapter 141: Why I hate heroes

Chương 141: Why I hate heroes

Rei merasa sangat kesal saat Yukina tidak mau membunuhnya.

"MENGAPA KAU TIDAK BUNUH AKU SAJA?" Tanya Rei.

"Membunuh itu tidak boleh.. kamu masih bisa bergerak kok." Kata Yukina.

Rei berdiri lagi.

"Aku benci dengan sikapmu!" Kata Rei.

Yukina bingung, "mengapa?"

Rei menciptakan 1000 jenis bola sihir. Semua sihirnya berbeda-beda. Ia segera melontarkannya pada Yukina.

Yukina menangkis semua bola sihir itu.

Rei semakin kesal.

"Mati! Mati! MATI!" Teriak Rei.

Yukina tetap berlari ke arah Rei sambil menangkis semua sihirnya.

Yukina berhasil menebas Rei 10 kali. Tinggal 1 tebasan lagi Rei akan mati, tetapi Yukina tidak menebasnya.

"Mengapa? Mengapa?" Tanya Rei.

"AKU.. TIDAK AKAN KALAH DENGAN PARA PAHLAWAN!" Teriak Rei.

Yukina menyadari, bahwa Rei sangat membenci para pahlawan.

"Mengapa?"tanya Yukina.

"Huh..karena para pahlawan hanya ingin menjadi terkenal. Mereka tidak peduli dengan nyawa orang lain!" Kata Rei.

"Benarkah?" Tanya Yukina.

"Ya!" Teriak Rei penuh kebencian.

"Dahulu.. aku selalu ingin menjadi seorang pahlawan.." kata Rei.

"Lalu mengapa?" Tanya Yukina.

"Sekarang aku ingin membunuhnya!" Kata Rei.

"Mengapa?" Tanya Yukina lagi.

"BUKAN URUSANMU!" Teriak Rei sambil menyerang Yukina dengan semua sihirnya.

Yukina menangkis semua sihirnya itu.

Yukina berhasil menebas Rei lagi 9 kali. Dan tebasan yang ke-10, ia menggunakan sebuah jurus "Drying Sandstorm!"

Rei tidak bisa bergerak. Rei menjadi kaku, tetapi ia masih hidup.

"Mengapa.." kata Rei.

"Padahal ini adalah rencana yang sempurna.." pikir Rei.

Pikirannya kembali pada masa ia berkuliah.

Ayahnya adalah pahlawan nomer 1 di negara itu. Ibunya adalah assisten ayahnya. Adiknya masih bersekolah, tetapi ia adalah anak paling pintar dan hebat. Dan juga Rei sendiri, ia adalah anak nomer 1 di sekolahnya.

Suatu hari, ada seorang gadis berambut merah muda datang kepadanya.

"Dia adalah murid baru! Aku harus apa ini?" Pikir Rei.

"Hai! Kamu pasti Rei, anak ranking 1 kan?" Tanya gadis itu.

"Um... ya." Kata Rei.

"Salam kenal, aku Cherry." Kata gadis itu.

"Ch-cherry, salam kenal!" Kata Rei gugup.

"Mari berteman baik!" Kata Cherry.

Akhirnya mereka berteman. Rei menganggap Cherry sebagai saudara sendiri. Ia sangat menyayangi Cherry. Mereka pun bersahabat.

Suatu hari, saat ia hendak mendatangi Cherry, Cherry dikerumuni oleh banyak orang, yakni murid-murid di sekolah itu.

"Ada apa?" Tanya Rei sangat khawatir jika terjadi sesuatu pada sahabatnya itu.

"Rei! Kamu! Kurang ajar! Sini kau!" Teriak salah satu murid sambil berjalan ke arahnya.

"Rei bangsat! Kamu hanya seongok sampah saja!" Teriak murid lainnya.

"Hei, hei, ada apa?" Tanya Rei.

"Jangan berpura-pura ya! Kamu sendiri yang telah melakukan ini!" Teriak murid-murid di sekolah itu.

"Apa? Apa yang telah kulakukan?!" Tanya Rei.

Murid-murid itu menyuruh Cherry maju ke depan. Mereka menunjukkan sebuah luka bakar yang sangat besar dan parah di tangan kanan Cherry.

"Ini pasti ulahmu!" Kata salah satu murid.

"Apa? Apa maksudmu? Aku tidak pernah melukainya! Aku menganggap dia adalah saudaraku sendiri! Aku menyayanginya, lebih dati diriku sendiri!" Kata Rei.

"OMONG KOSONG KAU!" Teriak murid itu.

"UNTUK APA AKU BERBOHONG?!" Tanya Rei.

"Biarkan Cherry yang bercerita.." kata salah satu murid.

Tetapi Cherry hanya bisa menangis.

"Hoi, hoi, ada apa?" Pikir Rei.

"Biarkan aku yang bercerita." Kata seorang murid perempuan.

"Jadi begini, karena Rei tahu bahwa Cherry bisa lebih kuat dibandingkan dia, Rei mengancam Cherry agar tidak merebut posisinya itu. Tetapi karena Cherry menolak, Rei membakar tangannya hingga seperti ini. Tidak hanya tangannya, tetapi kakinya juga." Sambungnya.

"Mengerikan.. mengerikan.." kata salah satu murid.

"Pastinya saat ini Cherry sangat ketakutan.." kata murid lainnya.

"A-apa buktinya?" Tanya Rei.

"Apakah tidak jelas? Sudah pasti hanya kamu pengguna api biru di sini!" Kata semua murid.

Rei terkejut.

Cherry pergi bersembunyi di belakang teman-temannya, saat Rei melihat ke arah Cherry, Cherry hanya tersenyum mengejek.

"Sudah! Kamu itu tidak layak menjadi pahlawan!"

"Dasar sampah! Tidak mau menerima kehebatan orang lain!"

"Sebaiknya kamu tidak usah menjadi pahlawan saja!"

"Apa apaan kamu ini? Kejam!"

"Sombong sekali, hingga posisimu tidak rela kamu berikan!"

Setiap olokan dari semua murid di sekolah itu, membuat Rei sedih.

"Apa yang telah kulakukan padamu Cherry, hingga kamu berbuat ini padaku.." tanya Rei di dalam hati.

Karena kasus itu sudah dilaporkan oleh pihak berwajib, Rei pun diceramahi. Saat Rei hendak membela dirinya, tidak ada yang mau mendengarkannya. Termasuk kedua orangtuanya.

Saat ia tiba di rumah, kedua orangtuanya segera menceramahi, menasihati, menegur, memarahinya.

Tetapi tidak ada satu patah kata Rei yang didengarkan oleh kedua orangtuanya.

"Kamu bukan anak ayah." Kata ayahnya.

Rei pun terkejut.

Rei segera masuk ke dalam kamarnya. Ia melihat berita tentang para pahlawan.

"Kalian hanya omong kosong semua.." pikir Rei.

"Kalian lebih mementingkan peringkat daripada anakmu sendiri kan? Pahlawan nomer 1?" Tanya Rei.

"Dan juga kamu, Cherry!" Kata Rei sambil melihat foto selfie mereka berdua yang sudah tercetak. Rei membakar foto itu.

"Kamu hanya ingin menjadi nomer 1 dan kamu tidak peduli dengan sahabatmu sendiri. Kalau begitu, mengapa kamu tidak bilang lebih awal saja? Dan juga, kamu mengkhianatiku... sudahlah.. jadilah nomer satu sekarang.." kata Rei dengan benci.

"Semua pahlawan hanya ingin dikenal, hanya ingin uang, hanya ingin dianggap hebat. Sombongnya mereka.." kata Rei sambil membuka pintu kamarnya itu. Ia hendak pergi dari rumah itu karena ia sudah tidak diakui lagi sebagai anak.

"Selamat menjadi pahlawan nomer 1." Kata Rei. Ia meninggalkan rumah itu.

"Aku bersumpah aku tidak akan menjadi pahlawan, dan juga akan menghabisi seluruh omong kosong mereka." Kata Rei.

Setiap kali Rei melihat anak kecil yang ingin menjadi pahlawan, ia hanya merasa kasihan dan berpikir bahwa mereka terhasut oleh omong kosong para pahlawan.

Rei mulai mengamuk lagi. Ia membakar habis 'drying sandstorm' milik Yukina yang membuat ia tidak bisa bergerak.

"AKAN KUBAKAR KALIAN SEMUA, PARA PAHLAWAN!" Teriak Rei.

Rei mulai berusaha untuk membakar Yukina.

Yukina tetap maju. Ia meluncur ke arah Rei meskipun Yukina terbakar tangannya.

Yukina tetap maju.

"Blue Fire roar!" Teriak Rei.

Ia menyemburkan api berwarna biru ke arah Yukina. Tetapi Yukina sudah sangat dekat. Semburan api itu membakar tubuh Yukina bagian kanan dari kepala hingga kaki, tetapi Yukina berhasil menebas Rei lagi.

Rei terjatuh lagi. Api yang membakar Yukina padam. Tetapi akibat luka-lukanya, ia tidak bisa berdiri dengan benar.

"Rei, kamu sudah selesai.." kata Yukina berjalan ke arah Rei secara tertatih-tatih.

"Selamat tinggal Rei.." kata Yukina hendak menebasnya sekali lagi.

Tetapi, tiba-tiba, sebuah rantai emas mengikat tubuh Rei.

"Eh?" Kejut Yukina.

Yukina melihat ke arah belakang. Itu adalah 'the golden chain' pahlawan nomer 18. Dan di sampingnya ada 'sweet pinky' pahlawan nomer 20.

"Kita berhasil! Golden!" Kata pahlawan nomer 20 itu.

"Ah.. untunglah.." pikir Yukina sambil tersenyum.

"Kurang ajar kau.." pikir Rei.

"Kita mengalahkan buronan yang terkenal, Rei. Kita pasti bisa naik peringkat!" Kata pahlawan bomer 18.

"Yaah! Bagus sekali!" Kata pahlawan nomer 20 secara girang.

"Nak, kau baik-baik saja?" Tanya pahlawan nomer 20 pada Yukina.

"Yah.. aku hanya perlu bertemu dengan teman-temanku, maka luka-luka ini akan sembuh." Kata Yukina.

"Syukurlah! Kita datang tepat waktu, Golden!" Kata pahlawan nomer 20.

Yukina melihat ke arah Rei yang dirantai. Ia melihat bahwa Rei sangat kesal.

"Nak, ayo, bertemulah dengan teman-temanmu." Kata pahlawan nomer 20.

"Baik! Terimakasih!" Kata Yukina.

Yukina berjalan secara tertatih-tatih. Ia berusaha berkumpul di pohon sakura biru.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C141
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập