Melihat tawa bahagianya, Shen Dongyuan merasa bahwa kerja kerasnya selama beberapa hari ini terlalu berharga. "Kamu yang membuat makanan kaleng itu lezat. Selain itu, bukankah dulu kamu sangat antusias untuk menjalankan bisnis ini? Kebetulan, aku bertemu dengan seorang teman sekelas yang menjadi akuntan di pabrik tekstil. Ia pergi ke agen pemasok dan pemasaran untuk membeli barang yang akan dijadikan bingkisan untuk pegawai pabrik, dan mereka sudah memesan lima ratus toples. Ngomong-ngomong, agen pemasok dan pemasaran harus memesan barang yang mereka jual sendiri."
Jika ditambah dengan pesanan tersebut, maka toples Zhu Haimei hanya tersisa seribu toples saja. Jika agen pemasok dan pemasaran memesan lebih banyak, maka seribu toples itu akan habis. Jumlah toples yang tersisa juga pas dengan jumlah buah persik kuning yang ada di rumah kakak iparnya. Hanya saja, mereka harus segera mengolah buah persiknya, meski tidak ada pesanan. Karena jika buah persik kuning yang matang dalam jumlah besar itu tidak segera diolah, maka buah-buah itu akan rusak.
Jika buah persik sudah tidak musim, maka bisnis makanan kaleng mereka akan juga akan berakhir. Liburan Shen Dongyuan juga akan segera berakhir. Ia membeli tiket kereta api untuk malam hari yang akan berangkat besok lusa. Ia akan naik kereta selama satu malam, dan akan tiba di kota Jiang di pagi hari.
Setelah Shen Dongyuan membersihkan halaman rumah, ia lalu kembali ke dalam kamar. Kebetulan Zhu Haimei sedang duduk di depan meja untuk menutup pembukuan keuangannya.
Selama sepuluh hari Shen Dongyuan kembali ke sini, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Zhu Haimei melakukan aktivitasnya dengan teratur. Dan ia juga melihat Zhu Haimei berubah menjadi lebih kurus secara perlahan. Wajah bulatnya yang dulu, sekarang berubah menjadi lebih tirus. Mungkin karena sepanjang hari berkutat dengan uap panas di dapur, kulitnya menjadi lebih halus dan putih. Hanya saja pakaiannya tidak pas, karena baju atasan warna khaki nya terlihat longgar saat dipakai.
Melihat Zhu Haimei duduk di bangku untuk menghitung pembukuan keuangannya dalam diam, Shen Dongyuan tidak tahan untuk mengganggunya. Ia lalu berdiri di belakangnya, Zhu Haimei pun menoleh dan menatapnya sekilas. Fokus Zhu Haimei masih tenggelam dalam pembukuan keuangannya. Setelah melihat Shen Dongyuan, ia menundukkan kepalanya lagi. Shen Dongyuan pun melihat ke arah pembukuannya, ternyata ia sudah hampir selesai menghitung.
"Kamu sudah selesai menghitungnya?" Shen Dongyuan bertanya setelah Zhu Haimei meletakkan penanya.
Zhu Haimei lalu berdiri dan meregangkan otot tangannya ke atas. "Iya, bisnisnya hampir berakhir. Jadi aku harus menyelesaikan pembukuan keuangannya."
Musim gugur yang dingin telah tiba, dan tidak ada tempat yang paling hangat selain di dalam selimut. Setelah menyiapkan tempat tidurnya, Zhu Haimei lalu melepas sepatunya dan merangkak ke dalam selimut.
Shen Dongyuan duduk di kursi dan mengambil buku pembukuan tersebut. Satu lembar kertasnya digunakan untuk mencatat laporan keuangan selama satu hari. Zhu Haimei menghitung pendapatan dan pengeluaran serta laba bersih dan juga pembagiannya. Shen Dongyuan pun membuka halaman terakhir, Zhu Haimei mencatat pembagian masing-masing secara detail. Pembagian yang awalnya untuk Zhu Haimei sendiri, mulai dibagi dua dan akan dibagikan kepadanya. Alis Shen Dongyuan pun berkerut. Bukankah Zhu Haimei awalnya tidak punya rencana untuk berbagi hasil dengannya?
Di pembukuan awal keuangan itu, ia dengan jelas mengingat bahwa kakak perempuan dan kakak iparnya masing-masing mendapat bagian seribu yuan, bahkan ibunya juga mendapatkan bagian dua ratus yuan.
Setelah mengamati catatan pembukuan tersebut cukup lama, Shen Dongyuan lalu meletakkannya dan berkata, "Laba nya cukup bagus, karena masing-masing bisa mendapat banyak bagian."
Zhu Haimei kemudian membalas dengan sangat tenang. "Sudah seharusnya begitu, karena kita semua sudah bersusah payah untuk bekerja. Begitu uang ini dibagikan, kita berdua masing-masing akan mendapatkan delapan ratus yuan." Seharusnya, Shen Dongyuan mendapatkan pembagian yang terbanyak, tetapi mereka tetap pada keputusan awal mereka. Siapa yang mengira bahwa Shen Dongyuan akan pulang ke sini? Jika mereka mengubah pembagiannya sekarang, bagaimana kalau suami kakak iparnya itu berpikir macam-macam? Jadi lebih baik Zhu Haimei sendiri yang membagi bagiannya dengan Shen Dongyuan. Tidak apa jika ia hanya bisa mendapatkan delapan ratus yuan kali ini, lagipula bisnis ini hanya berlangsung selama sepuluh hari saja.
Shen Dongyuan lalu ikut naik ke tempat tidur. "Aku tidak menginginkan uangnya, ambil saja semuanya untukmu."
"Kamulah yang berhasil memasarkan makanan kaleng kita hingga bisa menerima pesanan dalam jumlah besar, jadi kamu pantas mendapatkannya. Besok setelah mengantarkan barang dengan Kakak ipar, semuanya akan datang ke rumah karena kita akan membagi uangnya." Zhu Haimei memanfaatkan kehadiran Shen Dongyuan di sana untuk membagi uangnya. Setidaknya jika ada suaminya, suaminya itu bisa mengendalikan suasananya. "Besok aku akan memasak makanan lezat sebagai penghargaan untukmu." Sejujurnya Shen Dongyuan lah yang telah memberikan kontribusi besar bagi keberhasilan bisnis mereka.
"Beberapa hari ini, kamu juga sangat kelelahan, jadi istirahatlah."
Dulu, sang pemilik tubuh asli pasti pasti akan melompat kegirangan jika mendengar ucapan Shen Dongyuan barusan.
Zhu Haimei lalu mendengar Shen Dongyuan kembali berkata, "Aku tidak mau uang ini. Bukankah aku sudah mengatakan kamu bisa mengambil semuanya?"
"Kenapa kamu tidak mau? Kamu sudah berkontribusi tapi tak menerima hasil, apa kamu tidak kecewa?" Zhu Haimei tertawa saat mengatakan kalimat barusan, karena ia menyadari bahwa ia sedang membicarakan dirinya sendiri.
Shen Dongyuan yang mendengar Zhu Haimei terkekeh lalu berkata, "Aku akan tidur satu selimut denganmu."
Tawa Zhu Haimei tiba-tiba berhenti, dan jantungnya pun mulai berdebar dengan kencang. Sial, keinginan sang pemilik tubuh asli adalah tidur dengannya, karena itulah ia menjadi begitu bersemangat seperti sekarang.
"Tidak menjawab berarti setuju." Kata Shen Dongyuan dengan tidak tahu malu.
"Tidak boleh! Jangan mendekat."
Shen Dongyuan berkata sambil tertawa. "Kita sudah menikah. Bagaimana mungkin tidak tidur bersama?"
Sialan, sejak kapan Shen Dongyuan menjadi tidak tahu malu seperti ini? Kenapa ia tidak bilang padanya untuk tidur bersama saat pertama kali menikah dulu?
Zhu Haimei sedang menangis di hatinya. "Jika aku bilang tidak boleh, berarti tidak boleh."
Bahkan jika Zhu Haimei mengizinkan, Shen Dongyuan pun juga tidak berani naik ke atas ranjang dan mendekatinya. Pria itu lalu memarahi dirinya sendiri karena sudah bersikap tidak tahu malu.
"Lusa aku akan kembali ke Wilayah Militer, ikutlah denganku."
Zhu Haimei terkejut setelah mendengar ucapan barusan. "Bukankah panen musim gugur akan segera tiba? Kaki Ibumu masih belum sembuh, lalu bagaimana dengan pekerjaan rumahnya?"
"Kakak Ipar akan datang untuk membantu, lagipula kamu juga tidak bisa melakukan pekerjaan di ladang." Ibunya sudah menceritakan padanya bahwa akhir-akhir ini Zhu Haimei bisa melakukan semua pekerjaan rumah, namun tidak bisa mengerjakan pekerjaan di ladang.
Sejujurnya, Zhu Haimei sudah tidak mau tinggal di rumah ini. Ia adalah gadis muda yang berasal dari masa depan. Bagaimana mungkin ia bisa menjalani kehidupan di desa seperti ini?
Setelah beberapa hari sibuk bekerja, Zhu Haimei tidak pernah memikirkan masa depannya. Tetapi sekarang, ia malah menjadi bingung. Apa yang akan ia lakukan ketika kembali ke kota Jiang? Ia belum memikirkannya dengan jelas. Ia lalu berkata pada Shen Dongyuan. "Lupakan, aku akan menunggu sampai panen musim gugur di rumah selesai kemudian kembali ke sana. Aku sudah mempercayakan ladang sayur pada kak Huang. Lihatlah ke sana kalau kamu sudah kembali nanti. Dan pergilah ke rumahnya untuk berterima kasih."
Bahkan sampai hari ini, Shen Dongyuan masih merasa sangat aneh. Mengapa ia bisa berbicara dengan tenang bersama Zhu Haimei? Padahal dulu ia tidak pernah peduli padanya. Namun sekarang Zhu Haimei adalah orang yang menyenangkan. Beberapa bulan ini, Zhu Haimei sudah membuat orang-orang yakin kepadanya. Dan dengan kemampuannya yang sekarang, ia benar-benar tidak seperti Zhu Haimei si gadis dari pedesaan.
Terutama saat pembagian laba di awal. Shen Dongyuan tidak mengerti mengapa ia harus memisahkan kakak perempuannya dan kakak iparnya daripada menghitungnya bersama-sama. Setelah memikirkannya selama dua hari, Shen Dongyuan baru mengerti bahwa Zhu Haimei sedang membantu menaikkan reputasi kakaknya dan membantunya berdiri tegak di mata keluarga suaminya. Sejak itu, Shen Dongyuan menjadi lebih kagum pada sosok Zhu Haimei.
Sebuah pikiran aneh pun muncul di benak Shen Dongyuan. Apakah jiwa Zhu Haimei berubah? Ia pun terkejut dengan pemikirannya sendiri, dan jantungnya berdetak semakin cepat. Zhu Haimei yang dulu benar-benar berbeda dengan Zhu Haimei yang sekarang.
Shen Dongyuan lalu teringat dengan penampilan dan tatapan mata Zhu Haimei yang tenang, serta sikapnya yang tegas dan mandiri saat menghadapi masalah. Dan yang paling penting adalah sikap Zhu Haimei padanya. Sekarang Zhu Haimei tidak lagi menatapnya seperti dulu. Dulu Zhu Haimei selalu menatapnya dengan mata yang bersinar, tetapi sekarang tidak. Sekarang Zhu Haimei memperlakukannya sama seperti orang lain, dan tanpa rasa kasih sayang yang khusus. Zhu Haimei bersikap baik padanya seperti ia bersikap baik pada orang lain. Hal itu membuat Shen Dongyuan merasakan ada sedikit jarak yang terbentang di antara dirinya dan Zhu Haimei.
Ketika Shen Dongyuan ingin mendekat, Zhu Haimei malah pergi menjauh. Hal itu membuat Shen Dongyuan merasa sangat takut, karena ia enggan untuk berpisah dari Zhu Haimei. Tidak boleh, kali ini, ia harus membawanya pergi. "Ayo pergi bersamaku. Ladang keluargaku tidak begitu luas, dan Ayah ku pasti bisa mengurusnya sendiri. Saat sibuk panen, sekolah Xijin akan libur, jadi ia pasti juga bisa membantu. Lagipula kaki Ibu sudah baikan dan Ibu juga sudah bisa memasak."