Dengan perasaan amat tertekan Haikal spontan membalasnya.
"Kau tentu tahu bukan hal itu yang aku maksudkan," ucap Haikal dengan segala kesabaran yang dia miliki, "Aku tidak akan mungkin meninggalkanmu hanya karena kau berada dalam kesusahan. Tidak mungkin juga hanya ingin bersama denganmu ketika kau bahagia saja. Aku ingin bersamamu kapanpun dan selalu bisa membuatmu merasa bahagia bila ada di dekatku. Sehingga apa ucapanku dari awal sudah salah? Jika, ya. Aku minta maaf dan hiraukan!"
Marah atau merajuk memang bukan tripikal Haikal. Namun bila pria itu terus saja kurang dihargai, pria mana yang akan sanggup melanjutkan kata-katanya. Sehingga Monica yang tahu bahwa pria itu sedikit merajuk, agaknya cukup menertawakannya.
Sehingga Monica tergoda untuk meledeknya.
"Jadi kau sekarang ngambek padaku dan tidak ingin bicara padaku lagi?" tanya Monica dengan tatapan yang terus dia tujukan pada Haikal.
Haikal dengan tegas tentu saja sangat tidak menyukainya.