Akhirnya , setelah penuh kekhawatiran , juga barang - barang dapur yang berserakan, makanan buatan Daniel dengan dua nyonya besar selesai juga. Saat mereka hendak makan siang papa Daniel pulang dari kantor, bersama dengan papa Mirella yang ingin menjemput sang istri.
"wah....ayok Kita makan siang bareng,,ini mama yang masak lo pa" kata mama Daniel saat melihat suami dan juga besannya datang. "ini....mama yang masak?" Tanya papa Daniel dengan mimik wajah tidak percaya. "iya pa,,kami yang bikin,,iya Kan jeng" kata mama Daniel lagi meminta pembenaran mama Mirella. "iya,,kami yang masak ayok Kita makan sama - sama" ajak mama Mirella.
kedua lelaki paruh baya tersebut ragu- ragu untuk duduk. mereka meragukan hasil masakan istri mereka. "silahkan tuan - tuan,, non Mira...ini ibu yang masak loh,,pasti Enak,,Kan jarang ibu masak, ya Pak" kata bi Sari pada papa Daneil. "bukan jarang bi,,memang tidak pernah" kata papa Daniel.
"ah....papa,,,tahu tidak,,sebentar lagi, ada bayi kecil yang akan menjadi angota baru keluarga Kita" kata mama Daniel sambil menaikkan alisnya.
kedua lelaki paruh baya yang mengerti arah pembicaraan langsung menghadap pada Mirella. "ya ampun....Kita akan jadi kakek" kata papa Daniel sambil memeluk papa Mirella. "selamat ya sayang" kata papa Mirella sambil mencium kening Mirella.
Melihat semua orang salah paham, dan dirinya tidak Punya kesempatan bicara membuat Mirella meneteskan air matanya. Melihat Mirella yang menangis, mereka justru semakin salah paham. "sayang....kamu mau apa, bilang sama mama, akan mama carikan" kata mama Mirella pada anaknya. Tangis Mirella semakin jadi mendengar perkataan mamanya. Daniel mendekat dan memeluk Mirella dengan erat. "ma, pa,,Daniel bawa Mira istirahat dulu ya,,nampaknya dia lelah" kata Daniel dan diangguki orang tua mereka.
Sesampainya di kamar, Mirella langsung memukul - mukul Daniel dengan kesal. "udah..udah dong sayang,,,sakit Kan,,kalau kamu pukul terus" kata Daniel sambil membawa Mirella kepelukannya. "Biarin aja,,,kamu nyebelin banget sih" kata Mirella kesal sambil mendorong - dorong dada Daniel.
Karena terlalu kesal Mirella langsung Naik ranjang dan menutup dirinya dengan selimut untuk melanjutkan tangisannya. Daniel tidak bisa menahan senyumnya melihat tingkah Mirella.
"sayang....hei ....sayangku....coba lihat kesini" kata Daniel sambil menarik paksa selimitmut yang dipakai Mirella dan dilemparnya kelantai. "kamu ngapain sih ganggu aja" marah Mirella sambil menyembunyikan wajahnya kebantal.
"sayang....hei....sayang....." panggil Daniel lembut sambil memeluk Mirella dari belakang. Mirella terus berusaha melepas pelukan Daniel namun karena dirinya menangis tenaga yang dikeluarkan tidak sebanding dengan tenaga Daniel.
Setelah usaha yang lumayan Daniel berhasil membuat Mirella menghadapkan wajah pada dirinya. "katakan, kenapa kamu nangis?" Tanya Daniel lembut sambil menyeka air mata Mirella yang masih terus menetes.
"gara - gara kamu,,,kenapa kamu bilang kalau aku hamil,,padahal kan tidak" kata Mirella sambil terisak. Daniel tersenyum mendengar keluhan istrinya itu. " jadi kamu marah karena itu,,," kata Daniel yang diangguki Mirella. "sayangku,,coba kamu inget- Inget lagi,,adakah aku bilang pada mereka kalau kamu hamil?" kata Daniel ambil mirella mengunakan tisu.
Mirella mengingat lagi,, dan memang Daniel tidak mengatakan hal itu. "tapi kamu mengiring mereka untuk percaya kalau aku hamil..." lirih Mirella. "aduh....lucu benar sih sayangku ini" kata Daniel sambil menciumi seluruh wajah Mirella.
"sekarang mereka semua salah paham,,kamu harus tanggung jawab" kata Mirella sambil membalikkan badannya lagi. "tanggung jawab??bukankah Kita sudah menikah sayang,,dan aku tentu saja akan tanggung jawab terhadap kami" kata Daniel yang mendapat cubitan diperutnya.
"aduh.....sayangku,,,kamu kok suka banget sih,,buat kekerasan terhadap aku" kata Daniel dengan muka sedihnya.
"bukan itu,,,tanggung jawab tuk bilang sama mereka kalau aku tidak hamil" kata Mirella lagi. "tidak mau" kata Daniel sambil mengeratkan pelukannya pada Mirella. "kamu mau mereka terus mengira kalau aku hamil, kamu mau bohongin mereka!" kata Mirella kesal.
"tentu saja tidak, tapi kenapa tidak kamu saja yang tanggung jawab?" kata Daniel. "kenapa aku,,kamu yang menyebabkan ini semua" kata Mirella semakin kesal.
"ya sudah kalau gitu Kita berdua aja yang. tanggung jawab" kata Daniel lagi. "tidak ,,kamu aja, aku tidak mau" kata Mirella lagi. "tidak bisa sayang, tanggung jawab ini harus Kita berdua, kalau sendiri tidak bisa" kata Daniel sambil membelai tangan Mirella .
"kenapa tidak bisa?" Tanya Mirella lagi, Kali ini menghadapkan mukannya kembali kearah Daniel. "karena....kalau aku sendiri, atau kamu sendiri....didalam sini tidak mungkin ada baby nya sayang" kata Daniel sambil mengelus perut rata Mirella.
wajah Mirella sudah seperti kepiting rebus,,karena dirinya habis menangis, ditambah Rona Karena ucapan Daniel. "kamu ngomong apa sih, Sana ah,,ndak usah peluk terus panas" kata mirella sambil mendorong Daniel menjauh.
"hahahahaha...." Daniel tertawa terbahak.
"baiklah,,aku turun dulu ya,,kamu istirahat aja,,siapa tahu sebentar lagi,, disini memang...."ucapan Daniel terpotong oleh lemparan bantal dari Mirella.
"udah...
keluar Sana" usir Mirella pada Daniel.