"Tapi, bukan itu tujuanku mau diwawancarai," dia yang berbicara meletakkan map kuning, "Jika kau menggambarkan Cinderella dalam wawancara nanti, aku akan meminta Hendra membatalkan penayangannya," mata coklat itu melayangkan tatapan tajam pada perempuan yang jadi lawan bicaranya.
"Lalu, seperti apa kau ingin terlihat?," Tania sendiri tak yakin mengapa dia harus menanyakan ini. Tapi, netra coklat yang biasanya berpendar hangat, kini terlihat tajam dan mengancam. Mata seorang perempuan yang dia kenal sebagai istri Mahendra yang merupakan gadis sederhana dan terlihat tak punya daya tarik, namun dibalik itu semua, dia begitu mudahnya membuat sang tuan muda itu terpikat olehnya.
"Ingin terlihat seperti diriku sendiri tanpa analogi," lalu dia tersenyum hangat dan menjadikan lawan bicaranya bingung.