"Kita bicara setelah ini," tawar Wiryo tatapannya masih jatuh sempurna ke arah cucunya.
Hendra terdiam tanpa kata, dia mengamati kakeknya, "tak ada yang perlu di bicarakan, yang di perlukan adalah bertindak," sebelum berpaling dan meninggalkan tempatnya berdiri.
Wiryo hendak membalas, tangan Sukma lekas menjulur memegangi lengan suaminya, "cukup! Hatinya sedang terluka apa kamu tak melihatnya, melunaklah untuk cucumu," mendengar kalimat istrinya. Wiryo mengeratkan genggaman pada sendok di tangannya.
***
"Kenapa kamu sama sekali tak keluar?" yang di ajak bicara, enggan menjawab.
"kamu tidak ingin ikut aku bekerja?" lagi-lagi tidak menjawab. Pria yang tengah membenarkan dasi dengan berdiri di depan cermin membalik badannya. Mengamati calon istrinya yang terlihat melipat tumpukan baju.