"Masuklah, jangan diam saja di situ," tegur tetua Wiryo. "Apakah aku pernah mengajarimu meninggalkan perempuan sakit?" nada tetua berubah total. Ada kemarahan di sana.
Hendra terdiam saja, melanjutkan langkahnya mendekati istrinya. Pria itu mendaratkan bibirnya di pelipis istrinya sejalan dengan caranya menarik dasi biru menggunakan genggaman tangannya.
"mandilah dulu," Hendra mendapatkan sapuan jemari Aruna di seputar dagu.
Di sisi lain tetua Wiryo sempat bertautan mata dengan cucunya, sebelum memutuskan membalik kursi rodanya, "Opa terima kasih sudah memberiku kesempatan," Aruna melontarkan kalimat itu sebelum lelaki ini mendekati pintu, dan dengan tarikan lirih di ujung kemeja Hendra, Aruna memberi tahu suaminya untuk lekas membantu tetua membuka pintu.