[Tak ada bukti. Bagaimana bisa saya bertindak. Saya hanya pimpinan daerah. Kecuali ada bukti. Satu saja] selepas pimpinan daerah tersebut berujar, giliran Mahendra terbungkam.
Setinggi apapun jabatan lawan bicara Mahendra sebagai pimpinan daerah, dia tak bisa meminta bantuan pada aparat dengan gegabah. Terlebih, tatkala tak ada sesuatu yang bisa mendukung alibinya.
[Kau tahu siapa aku, bukan? Aku kebalikanmu. Aku bisa bertindak di luar batas. Walaupun aku tidak bisa menyentuhmu karena kau seorang public figure, aku bisa menggerogoti keluargamu. Maafkan aku. CEO ku bagian dari keluargaku, artinya kita akan impas. Tunggu saja beberapa jam lagi, kecuali kau-]
[Tuan!] Suaranya memekik, [Tuan, kumohon!] dia meratap, [Ada dua] dan akhirnya mengaku juga.
[Sebutkan!] sentak Mahendra, yang spontan mengundang tatapan dari ajudannya. Herry dapat melihat manik mata berkilat yang memancarkan bahaya, serta rahang mengeras —kaku, sebab menahan gigi yang saling mengerat.