"Ah! Argh.. bodoh!!" Mahendra membalik tubuhnya, kemudian berlari, di ikuti Herry.
Sesampainya di sekitar pantry, Hendra membalik tubuhnya dan menangkap dada Herry. Lelaki bermata biru segera mendorong ajudannya, selepas ia melihat istrinya makan dengan tenang -sendirian.
"Kembali, kembalilah!" perintah Mahendra. Kemudian berjalan sendirian, mendekati perempuan yang sedang menikmati makanannya.
"Aku memesan untukmu," riang Aruna menyapanya, dan ekspresi ceria perempuan hamil tersebut mampu menetralkan degup jantung Mahendra.
Lama keduanya menghabiskan waktu di tempat tersebut, sampai kembali duduk di kursinya. Tanpa mereka sadari matahari perlahan-lahan mengarah ke arah barat, menyusup di balik perbukitan yang terlalui sehingga langit menampakkan semu kemerah-merahan. Sebagai pertanda perjalanan mereka hampir sampai di stasiun tujuan.