Aruna sama dengan Hendra, menggunakan piama handuk berwarna putih. Saat Hendra meraih dirinya, dan detik berikutnya mendarat kan kecupan pada punggung leher: "sayang, ada tamu yang datang. Aku tinggal sebentar,"
"Enggak!" tugas Aruna menangkap tangan Mahendra.
Mata biru menarik bibirnya lurus, "huuh, ini hanya sebentar, tidak lebih dari, yaah.. mungkin 15 menit,"
"enggak!" merebut tangan Mahendra, Aruna menariknya menjerat kuat lengan tersebut.
"tidak keluar dari rumah induk," Mahendra mengelus tangan Aruna yang lingkar pada lengannya dan berupaya melepasnya perlahan.
"Hendra.. Aku tunggu di lantai bawah, mereka sudah menunggu di ruang tamu," yang berdiri di pintu tersenyum berpamitan dengan intonasi lembut.
"Hai.. aku tidak ke mana-mana.. Hanya beda lantai," Mahendra mendekap dari belakang. Tangan kanannya mengelus-elus perut Istrinya.