saat segala situasi kembali putri cantik bak giok berdiri di antara kerumunan manusia, di temani suara bising hentak kaki penuh ambisi perlahan mendekat dengan mengucapkan "jaga dirimu baik- baik sayang, papah doakan segala cita-cita mu tercapai, dan pulanglah saat kau sukses" cupp ciuman sang ayah mendarat di kening dengan lembut penuh kasih sayang "papah jangan sedih setelah karisma sukses aku bakalan jadi anak yang baik dan patuh" tetesan air mata jatuh perlahan ke pipi tidak banyak namun nampak kesedihan yang tergores.
...
"Vin gw agak telatan ntar jemput lo" Davin hanya membisu dengan tatapan kosong raut sedih
"gw tau Lo udah kangen berat buat ketemu risma wkwkw, sabar Vin jam 6 kurang gw jemput ok" Davin menggangguk tanda setuju. 'apakah rindu bisa membuat ku depresi? kenapa hanya dalam waktu hari saja rasanya sudah kehabisan nafas' Davin terus melamun dengan penerkaan nya sendiri tentang rindu cinta, bahkan cinta yang selama ini dia anggap benar-benar cinta adalah bahagia ketika wanita memperdulikannya seperti melati. Namun melati tidak pernah salah ini fakta cintanya Davin hanya Davin, namun Davin mulai menyadari kebenaran dari perasaannya selama ini.
Davin kembali sibuk dengan rutinitas pekerjaan partime nya di kafe melati dan kerja Menderes pohon karet miliknya, "ya tuhan kenapa dengan hati hamba? kenapa isi otak dan hati ku di penuhi bayangan karisma" Davin bergumam sambil menahan rasa sesak menahan rindu ingin berjumpa karisma. "tiiittt tiiittt tiiittt Vin let's go keburu malem" Arnol melaju dengan kecepatan maxs "saya belom mau mati nyetttt pelan dikit woooyyyyyyy mati jantungaaannn gw monyetttt" Davin tak terbiasa dengan mobil kecepatan maxs hingga mual sesampainya di villa karisma. "Ting tong tong tong etdaahhh lama amat ini bocah" belom sempat Arnol melanjutkan uneg-unegnya karena menunggu hampir 30 menit namun hanya tukang kebun villa yang menjawab dari belakang tubuh Davin "maaf den non karisma udah pulang kemaren malam jam 12 an den" dengan tatapan tajam Davin melontarkan pertanyaan "trus karisma gak nitip sesuatu pak? misal persen gitu?"
"aduh gak ada tu den hmmm tapi non karisma keluar villa dengan koper dan menangis den" sontak Davin bengong dan bingung 'apa dia lagi ada Malasah keluarga sampai nangis segala?' Davin bertanya-tanya di dalam hati. "yaudah Vin mending kita balik aja dari pada Lo bengong trus tiba-tiba mati bisa berabe gw hehe" ucap Arnol berusaha menghibur sahabat lelaki pintarnya, "iya udah yok" jawab Davin lesu.
Disini dimana celah menerpa kan hembusan angin sejuk malam Davin di dalam kamar beralaskan tikar dan kasur lantai Davin merebahkan tubuhnya dengan hembusan nafas panjang "kenapa bisa serindu ini, aku bener-bener gak nyaman sama semua ini rasanya bener-bener aneh" gumam Davin lirih "Vin nak ayo bangun makan dulu" suara pak Wibowo yang berbicara sambil menyiapkan makan malam mereka berdua. "iya pak Davin belom tidur kok" Davin bergegas dan makan malam bersama pak Wibowo.
pagi yang cerah seperti biasa Davin melamun karena memiliki perasaan tidak enak yang sedikit menggelitik di hatinya, "Vin woyyy congekkk" teriakan arnoll karena sedari tadi memanggil namun tertelan oleh lamunan Davin tentang karisma. "astagaa.... ngagetin aja sih noll" Davin melotot dan membuang muka seketika raut wajah sedih itu muncul lagi "gw tau Lo rindu banget sama Risma Vin, tapi gw baru aja dapet kabar di inbox Facebook kalo Risma pamitan dia suruh gw nyampein ke elo, (Vin semoga akhir cerita kita berakhir dengan awalan baru)" namun Davin yang jenius mengerti bahwasannya karisma ingin melupakan semuanya dan kembali seperti semula tanpa mengenal dengan saling tidak menyapa.