"Ada syaratnya." Earl langsung memanyunkan bibirnya ketika Arthur tidak langsung menyetujuinya. Hampir saja ia mengatai suaminya sendiri pelit dan tukang peras.
"Apa syaratnya?" Tanya Earl ketus. Arthur tertawa dalam hati karena sengaja membuat Earl terus bermanja-manja dengannya.
"Bayar dengan ciuman." Ucap Arthur jahil dan langsung dibalas dengan senyuman misterius Earl. Memangnya hanya Arthur yang mampu memanfaatkan sesuatu? Earl pun juga bisa.
"Aku akan membayarnya setelah kedua roti di tanganku." Arthur menyeringai.
"Kenapa jadi kau yang menawar? Aku tidak merasakan kerugian apa pun jika aku tidak membeli roti itu." Earl langsung kesal dan melepaskan pelukannya pada lengan Arthur.
"Nak, mulai sekarang mama yang akan merawatmu seorang diri. Lupakan saja papa kalian yang tidak tahu diri itu, dia terlalu jahat."