Tải xuống ứng dụng
95.65% DUNGEON : ARTIFICAL / Chapter 21: Elena

Chương 21: Elena

Seorang wanita berwujud Dark Elf muncul dihadapan mereka. Ia memiliki kulit putih pucat, rambut panjang diikat berwarna putih. Pakaian yg ia kenakan juga menambahkan kesan tersendiri, seperti seseorang yg sangat berbahaya.

" Tuan kau bilang? Huh, dasar rendahan" ucapnya " tak mungkin aku mau menjadikan orang menyedihkan sepertimu menjadi tuan ku..."

Seketika suasana berubah drastis. Kemunculan Elena merubah segalanya. Aura sihir hitam yg sangat pekat begitu terasa, sampai membuat dada mereka sesak. Azura juga terlihat sangat terkejut ketika melihat kemunculan Elena.

" Kau...siapa kau sebenarnya?" Tanya Azura gemetar " apa kau.... benar-benar roh?"

Elena menatap tajam kearah Azura, seakan sedang mengamatinya. Azura diam tak bergeming.

" Kau..." Ucapnya " kau pikir aku ini apa?"

" Tidak.. sebelumnya..kau bukan sekedar roh kan?" Tanya Azura lagi.

Kali ini Elena diam tak mengacuhkan pertanyaan Azura. Ia menoleh ke Ray, menyapa licik.

" Oi Ray...kau bilang tadi kalau kau adalah tuan-ku kan?" Tanya Elena " kalau begitu coba gunakan aku, maka aku akan mengakuimu"

" Ray, jangan lakukan!" Teriak Nina " aku tak tahu apa yg akan terjadi, tapi perasaan ku tak enak menyangkut roh itu "

" Ya aku tahu itu.." jawab Ray.

Setelah Nina angkat suara, Elena diam, menatap tajam kearahnya. Aura kebencian menyeruak keluar. Hawa membunuh yg sangat besar terarah ke Nina.

" Kau.. Elf ya.." ucap Elena tersenyum licik " apa yg dilakukan Elf sepertimu disini?"

" Apa maksudmu? Kau ini juga Elf kan?" Tanya Ray. Yg lain diam tak berani menjawab pertanyaan Elena.

" Aku adalah Dark Elf..orang yg akan memusnahkan semua Elf!!" Teriak Elena. Ia tiba-tiba mengangkat tangannya ke langit. Sebuah cahaya bola sihir ingin keluar dari tangannya. " Semua Elf akan kumusnahkan!!"

" Sihir terlarang?!" Ucap Akira kaget.

" Nina menghindarlah!!"

Mereka semua spontan siaga dan melompat menjauh. Entah apa yg akan terjadi kalau sihir terlarang itu mengenai mereka. Saat ini Elena sedang mengamuk, mereka harus segera menghentikannya.

Tiba-tiba seekor monster seperti lipan raksasa muncul dari atas mereka, berusaha melahap Elena. Makhluk itu keluar dari langit-langit gua dan meluncur dengan cepat. Sepertinya aura kegelapan Elena telah memancing monster itu.

" Cih, mengganggu.." ucapnya. Ia mengarahkan tengahnya dan menembak monster itu dengan sihir terlarangnya. Sontak dengan sekali serang, monster itu hancur menjadi debu yg berterbangan.

Sontak saja serangan dadakan itu membuat mereka kaget. Kekuatan penghancur Elena membuat mereka diam tak bergeming. Benar-benar mengerikan. Elena mulai kembali melancarkan serangannya. Sihir bola hitam lain ia munculkan dan menembaki mereka dengannya.

" Elena kembalilah!" Teriak Ray. Seharusnya perintah seorang spirit rider tak bisa ditentang oleh rohnya. Tapi beda halnya dengan Elena.

" Kau memerintahku? Jangan sombong hanya karena kau kebetulan berhasil menangkap ku bocah tengik" ucapnya.

" Cih, dia melawan" gumam Ray. Ray pun terpaksa menggunakan segel perintah. Siapapun rohnya tak akan sanggup melawan segel perintah dari tuannya sendiri " Absolute Force, kembalilah Elena!"

Tubuh Elena terhenti, dan segera perlahan mulai memudar. Seperti yg diduga, roh rank atas seperti Elena sekalipun tak akan mampu menolak perintah segel perintah.

" Cih, segel ya... Ini alasannya aku tak mau jadi roh..." Ucap Elena. Tubuhnya perlahan mulai menghilang dengan sempurna " dasar merepotkan.."

Tubuh Elena telah seratus persen menghilang. Akhirnya suasana tegang yg mereka rasakan menghilang begitu Elena pergi. Semuanya menghela dan kembali mengatur nafas mereka.

" Itu tadi mengerikan" ucap Lily sedikit pucat.

" Dark Elf itu sangat menyeramkan" keluh Akira juga.

" Apa semua roh yg kau tangkap selalu bersikap seperti itu Ray?" Tanya Hinazuki.

" Tidak, ini pertama kali ada roh yg menolak perintah seperti itu" jawab Ray masih merenungkan kejadian yg tadi. " Untuk sementara sepertinya aku tak akan menggunakannya "

" Apa kau serius Ray?" Tanya Azura " dengan menggunakan Elena kekuatanmu akan meningkat drastis"

" Tapi efek sampingnya terlalu berbahaya" jawab Ray. Hinazuki menatap heran.

" Semua roh memilik efek samping yg berbeda-beda ketika digunakan dalam bentuk senjata..semakin tinggi rank nya akan semakin berbahaya efek sampingnya" jelas Ray " efek samping Elena adalah " UnderControl "...aku tak tahu maksudnya, tapi sepertinya itu seperti pengendalian diri"

" Pengendalian diri?" Tanya Akira

" Jika aku menggunakan mode senjata Elena, aku akan sepenuhnya berada dibawah kendali Elena.." jawab Ray. Sontak saja penjelasan itu membuat mereka terkejut

" Itu sangat berbahaya" ucap Hinazuki.

" Ternyata perasaan tak enak ku tadi benar" ucap Nina.

" Begitu ya...sudahlah" ucap Azura lirih. Ia duduk menunduk ketanah, seperti sedang kecewa akan sesuatu. Ray menyadarinya dan langsung bertanya.

" Kenapa kau terlihat kecewa begitu?" Tanyanya.

Azura sedikit tersentak, kemudian kembali memiringkan wajahnya. " Tidak...bukan apa-apa" jawabnya " ... sepertinya, cepat atau lambat kau pasti akan menggunakan kemampuan terkutuk itu..."

" Saat itu terjadi aku akan mengamuk, dan kalian akan menghentikanku kan?" Tanya Ray tersenyum " aku yakin kau dan yg lain akan melakukannya"

"ya...itu sudah pasti" jawab Azura tersenyum tipis.

Hinazuki tersenyum mendengar perkataan itu. Hubungan mereka bukan lagi seperti anggota satu party. Mereka sudah terlihat seperti keluarga besar yg saling menjaga.

" Ya, kalau begitu sepertinya sudah waktunya kita kembali" ucap Hinazuki. " Semuanya, kembali ke pintu masuk"

" Baiklah"

Mereka semua pun bergegas untuk kembali bergerak ke pintu masuk dungeon, tempat Gondola yg mereka naiki tadi berada.

" Kakak...apa kau tak ikut?" Tanya Akira ketika melihat Azura ygasih duduk diatas tanah sementara mereka bersiap untuk pergi.

" Ya, aku akan menyusul" jawab Azura. Ia berdiri merenungkan kejadian tadi sambil bergumam " Elena...Dark Elf pengguna sihir hitam terlarang...rambut putih...tak salah lagi, itu dia..."

Perjalanan kembali ke markas mereka tempuh selama dua jam lebih. Itu ditambah dengan pencarian jalan keluar dari dungeon yg berbentuk labirin tersebut. Satu jam mencari jalan keluar, dan satu jam lagi untuk perjalanan mereka ke kota.

________________________________________

" Bagaimana hasilnya Kaori? " Tanya Delta. Saat ini Hinazuki sudah berada di dalam kantor Delta, melaporkan hasil latihan mereka. Ray dan partynya menunggu di aula, tak ikut masuk ke dalam.

" Semua berjalan lancar, mereka kompak dalam kerjasama tim, ditambah lagi kemampuan mereka berkembang pesat secara bersamaan" jelas Hinazuki " hanya saja...ada sesuatu terjadi.."

" Sesuatu? Apa yg terjadi?" Tanya Delta.

" Ray yg seorang spirit rider itu menangkap sebuah roh liar didalam dungeon" jawab Hinazuki. " Tapi sepertinya, roh yg ia tangkap bukan sembarang roh"

" Apa maksudmu?"

" Dia abnormal" jawab Hinazuki " Ia tipe yg melawan tuannya..ditambah lagi dia juga seorang Dark Elf pengguna sihir terlarang"

" Dark Elf pengguna sihir terlarang? Namanya?"

" Elena"

Sontak Delta terkejut mendengar nama itu disebutkan. Ia diam dengan tatapan kosong.

" Ada apa komandan?" Tanya Hinazuki.

" Tidak ada..hanya saja, nama itu..." Delta sedikit berkeringat dingin " Elena ...nama itu..."

________________________________________

Ray bersama dengan anggota party nya duduk menunggu di aula, menunggu berita yg akan dibawa Hinazuki untuk mereka. Ketika Hinazuki kembali, mereka segera berdiri menghampirinya.

" Baiklah, latihan kalian hari ini memuaskan. Kalian boleh pergi" ucap Hinazuki. " Jangan lupa untuk latihan besok, mengerti?"

" Baiklah, kami mengerti " jawab Ray.

" Sampai besok, Kaori" ucap Lily dan juga Akira

Mereka berlima pun pergi hendak kembali ke rumah mereka bersama.

" Ray tunggu sebentar" panggil Hinazuki. Ray berhenti dan menoleh ke Hinazuki " bisa kita bicara sebentar? ada sesuatu yg harus kukatakan"

" Apa itu?" Tanya Ray.

" Pesan pribadi dari komandan"

" Ah, baiklah" jawab Ray. Ia kembali menoleh ke Lily dan yg lain " Lily, Akira, Azura, Nina, kembalilah duluan.aku akan menyusul"

" Baiklah, cepat pulang Ray" ucap Lily " malam ini aku yg akan memasak makan malamnya lho"

" Ya, aku menantikannya" jawab Ray.

" Kalau begitu, ikuti aku Ray" perintah Hinazuki.

Ray pun pergi mengikuti Hinazuki, menuju sebuah ruangan kosong di lantai atas. Ruangan itu sepertinya adalah ruangan pribadi Hinazuki, mengingat ia memiliki pangkat dan kedudukan yg cukup tinggi di sini.

" Apa yg komandan katakan?" Tanya Ray

" Ini soal Elena " jawab Hinazuki " aku menceritakan soal kau yg menangkap Elena pada komandan"

" Lalu, apa yg ia katakan?" Tanya Ray penasaran.

"Jangan pernah menggunakannya lagi, apalagi didepan teman-temanmu" ucap Hinazuki.

" Kenapa?" Tanya Ray lagi. Hinazuki menggeleng.

" Aku tak tahu, komandan enggan memberitahu alasannya." Jawab Hinazuki " tapi sepertinya Elena punya sejarah sendiri...dan komandan mengetahuinya"

" Sejarah sendiri?"

" Tepatnya sejarah apa yg terjadi sebelum ia menjadi roh" jawab Hinazuki " saat aku memberitahu komandan tentang Elena, ia terlihat terkejut. Sepertinya komandan pernah mendengar atau bertemu dengannya"

" Dan komandan tak memberitahumu?"

" Ya.. begitulah. Pokonya, apapun yg terjadi, jangan pernah menggunakan kekuatan Elena itu"

"Ya, aku sudah lama mengerti itu" ucap Ray " tak mungkin juga aku membiarkan mereka melihatku dikendalikan oleh makhluk mengerikan itu. Sebagai ketua aku akan melindungi mereka.."

Hinazuki tersenyum, melihat ketegaran Ray

" Aku percayakan mereka padamu, Ray" ucapnya." Nah pergilah, aku yakin Lily pasti sedang menunggu mu"

" Baiklah, sampai besok Hinazuki"

" Sampai besok"

Setelah mengucapkan salam, Ray segera kembali kerumah. Hari sudah mulai sore. Rasa lelah mulai Ray rasakan. Rasanya ingin langsung tidur setelah sampai di rumah.

Saat sampai, Lily dan Akira yg sedang menyiapkan makanan segera menyapanya. Nina yg sedang duduk di sofa juga tersenyum ketika melihat Ray tiba.

" Bagaiman? Apa yg kalian bicarakan?" Tanya Lily penasaran " apa itu mengenai roh bernama Elena itu?"

" Ya, begitulah." Jawab Ray " aku tak akan menggunakannya lagi...dia terlalu berbahaya untukku dan juga kalian"

" Pasti komandan melarangnya menggunakannya kan?" Tanya Akira tersenyum.

" Ya..kau benar Akira "

" Sudah kuduga" sahut Nina.

" Ngomong-ngomong, dimana Azura?" Tanya Ray.

" Ah, kakak bilang ia ingin cari udara segar. Jadi dia keluar dari tadi" jawab Akira. " Apa kau mengkhawatirkannya Ray?"

" Tidak , hanya saja dia terlihat aneh semenjak Elena muncul tadi.." jawab Ray " seperti sedang menyembunyikan sesuatu"

" Kau benar, semenjak Elena muncul ia selalu murung...jadi pendiam tak seperti biasa" balas Lily.

" Ah, mungkin suasana hatinya sedang buruk" jawab Nina " jangan terlalu dipikirkan, satu atau dua hari kedepan ia pasti akan cerewet seperti biasa lagi"

" Ya..kuharap juga begitu"

______________________________________________

Di sebuah desa kecil yg terabaikan, seorang pemuda berambut pirang duduk memandangi pemandangan desa dari atas bukit. yg ia lihat hanyalah puing-puing bekas rumah-rumah desa yg habis terbakar. abu-abu bekar pembakaran api juga masih terlihat. kayu-kayu mulai lapuk. sepertinya desa ini sudah musnah dan ditinggalkan bertahun-tahun lamanya.

" huh, lagi-lagi aku kesini... sepertinya waktuku tak lama..aku akan segera bertemu denganmu ayah, ibu.." ucap pemuda itu.

pemuda tersebut terus duduk disana, sampai malam pun menghampiri tempat tersebut. hanya ada Cahya bulan dan obor yg ia bawa yg menyinari tempat itu.

sebuah kereta kuda berhenti didekatnya. itu bukan kereta kuda bisa. sepertinya itu milik pihak militer. dari dalamnya, seorang pria berusia sekitar 40-an keluar dan menghampiri pemuda tersebut.

" mengingat masa lalu lagi ya, Azura" ucapnya.

" apa maumu Delta?" tanya pemuda itu.

" jangan dingin begitu, sudah lama kita tak bicara seperti ini kan? bagaimana kabar Akira dan Elf itu?" tanya pria tadi.

" jangan sok akrab denganku"

pria itu diam, dan ikut memandangi desa mati itu.

" kau sudah menyadarinya ya..."

" memangnya kenapa kalau memang begitu?" tanya pemuda itu sedikit kesal.

" apa yg akan kau lakukan sekarang?" tanya pria tadi. pemuda itu tetap diam tak menjawab " jangan mengabaikan ku Azura..."

" berisik!! ini masalahku!! jangan ikut campur!!" bentaknya.

pemuda itu lantas berdiri, pergi meninggalkan pria tadi sendirian menatap desa itu dari atas bukit. pria itu hanya diam menatap sedih kearah desa sambil menghela nafas.

" ini juga masalah ku Azura..." gumamnya " maaf Inukai...aku ini memang teman yg payah..."


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C21
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập