Tải xuống ứng dụng
30.43% DUNGEON : ARTIFICAL / Chapter 6: Kekuatan untuk melindungi

Chương 6: Kekuatan untuk melindungi

suara kayu yg terbakar api terdengar bersamaan dengan udara hangat disekitar nya. perlahan Ray membuka matanya. disampingnya, Vixy tidur sembari memeluk tubuhnya. Ray pingsan setelah mengalahkan makhluk bor waktu itu. perlahan ia kembali mengingat apa yg terjadi. tentang kematian Magus, dan beban yg ia berikan pada Ray. dan tentang Luka diperutnya yg semakin parah.

" maaf Magus...." gumam Ray lirih.

" kau sudah sadar, Ray?"

Lily muncul dari mulut lorong. ia datang membawa sebotol air minum yg mereka bawa dari rumah sambil tersenyum ramah. Lily memang orang yg cukup tegas, tapi ia juga orang yg sangat baik.

" bagaimana keadaanmu? sudah bisa bergerak?" tanya Lily sambil memberi air minum itu.

" dimana ini?" tanya Ray.

" masih di tempat makhluk bor itu" jawab Lily." setelah makhluk itu mati tidak ada bahaya apapun disini"

" begitu ya...."

Monica dan Zayne pun ikut muncul dari dalam lorong. zayne langsung mendekati Ray. tapi kali ini ia terlihat lesu. seperti telah melakukan sebuah kesalahan.

" Ray, maaf karena aku mengatakan hal buruk waktu itu..." ucap Zayne.

" kami sudah mendengar semuanya dari Vixy " ucap Monica." tentang kau yg terluka satu tahun lalu.."

" dan juga efek samping penggunaan Vixy dalam bentuk senjata..." sambung Zayne.

" sudah ketahuan ya..." gumam Ray.

hal itu memang tak bisa ia sembunyikan lebih lama lagi. setiap roh memiliki efek samping tertentu jika digunakan dalam wujud senjata tergantung rank yg dimiliki roh tersebut. Vixy memiliki rank S. efek sampingnya ia menurunkan daya tahan tubuhnya dan memperparah luka. karena itu ia tidak bisa terus menggunakan wujud senjata Vixy. beda halnya dengan Gan dan Gin yg memiliki rank B, mereka berdua tak memiliki efek samping. karena efek penggunaan Vixy itu luka lamanya menjadi semakin parah. karena hal itu Ray tumbang tak sadarkan diri. yg besar pasti memiliki bayaran yg besar pula, itulah kata-kata yg cocok dengan situasi ini.

sebagai tambahan, wujud senjata Vixy hanya bisa digunakan tiga kali dalam satu hari. setidaknya itu yg bisa ia lakukan dalam kondisi ini.

" maafkan aku..." ucap Zayne lagi.

" aku juga minta maaf karena juga berpikir seperti yg dipikirkan Zayne..." ucap Lily.

" aku juga minta maaf karena tak bisa membantumu" ucap Monica. Ray tersenyum.

" sebagai teman harus saling memahami kan? kalian tidak perlu minta maaf seperti itu" ucap Ray. " aku sudah berjanji akan melindungi kalian apapun yg terjadi..walau harus mengorbankan diriku"

" kau tidak boleh mengorbankan dirimu Ray" ucap Lily, Monica mengiyakan. " makanlah, kau harus dalam keadaan fit sebelum melanjutkan perjalanan "

" jangan khawatirkan kami Ray..tidak akan ada lagi yg mati dari kita semua..kita semua akan keluar dari tempat ini bersama dengan selamat..jadi, jangan pertaruhkan nyawamu" lanjut Lily. Ray kembali terdiam. sejujurnya, ia tak yakin kalau hal itu akan terwujud.

" mulai sekarang kau yg memimpin kami Ray" ucap Monica.

" ya, aku tahu" jawab Ray." aku pasti akan melindungi kalian....aku akan membalas kesalahan ku waktu itu.."

Ray memakan beberapa roti untuk mengembalikan energinya. Vixy juga kembali ke mode rohnya. Ray bisa kehabisan Manna kalau Vixy terus dalam mode itu. setelah beberapa menit, mereka kembali berjalan.

mereka kembali menyusuri lorong itu. mereka mulai memasuki daerah labirin. terkadang beberapa monster seperti serigala atau makhluk lain muncul menyerang mereka. tapi Lily bisa mengatasinya dengan mudah. semakin lama mereka semakin dekat dengan pusat labirin. dari kejauhan, mereka melihat jalan keluar.

sebuah mulut gua yg sangat besar ada didepan mata mereka. ruangan itu berbentuk kotak persegi panjang dengan panjang sekitar 300 meter dan tinggi 150 meter. ruangan itu juga memiliki luas sekitar 200 meter. tapi ruangan itu sangat gelap.

" ruangan apalagi ini?" tanya Zayne.

" tunggu." cegat Ray. " Vixy, apa kau mendengar nya?"

" ya. suara bintang buas" jawab Vixy. " suaranya dari dalam gua itu"

" apa yg kau dengar Ray?" tanya Lily penasaran.

" suara dengkuran.. dengkuran hewan yg sangat besar"

" dengkuran hewan?" tanya Zayne.

Ray menggunakan sihir penglihatan malam, vission. dengan sihir itu ia bisa melihat dalam gelap dengan leluasa. didalam gua itu, ia melihat sesuatu yg besar dan mengerikan.

" Ray, apa yg kau lihat?" tanya Monica.

" itu.." Ray sedikit mundur " itu...cerberus raksasa"

" cerberus ?!! ditempat seperti ini?!" tanya Lily tak percaya.

" diam" ucap Ray." dia tertidur. pintu keluarnya ada dibelakang tubuh cerberus itu."

" tunggu, kau berencana mengendap-endap kesana?" tanya Zayne.

" kupikir itu ide bagus, dari pada harus menghadapinya" ucap Monica.

" semuanya, pelankan langkah kalian"

Ray berjalan mengendap ke pintu keluar. Lily, Zayne, dan Monica mengikuti dari belakang. mereka berhasil melalui setengah ruangan itu. tapi tiba-tiba cerberus itu terbangun. makhluk dengan kepala anjing, serigala, dan rubah itu menatap mereka. raungannya yg keras membuat mereka panik.

" cepat lari ke pintu keluar!!" teriak Ray.

dengan cepat mereka berlari kearah yg ditunjukkan Ray. tapi, gerakan makhluk itu sangat cepat jika dibandingkan dengan tubuhnya yg besar dan berat. seketika, ia sudah berada di depan pintu keluar dan menyerang mereka.

" Ray, sepertinya kita harus melawannya" ucap Zayne.

" ya, kurasa itu benar" jawab Ray. " Gan, dragon bots. Gin, dragon sword."

Ray manggil Gan dalam wujud sepatu dragon bots, gunanya untuk meningkatkan kecepatannya. sedangkan Gin muncul dalam wujud dragon sword sebagai penyerang. ia juga memanggil Vixy untuk membantunya bertarung. bersama dengan Lily dan Vixy, Ray maju ke hadapan cerberus berusaha untuk menyerangnya. Zayne dan Monica membantu dari belakang. cerberus itu memiliki stamina yg sangat banyak. hampir seperti tak terbatas. ia sangat tangguh untuk dijatuhkan.

pertama, Zayne menyerang kepala cerberus dengan sihir serangannya dari belakang. berkat itu cerberus tersebut kehilangan penglihatannya untuk sementara. Ray pun maju melompat kesalah satu kepala cerberus, menebasnya dan langsung berlari menjauh sebelum makhluk itu kembali menyerang. kemudian Lily maju menusuk tubuh dan lehernya dengan pedang pipihnya. diikuti dengan serangan hentakan milik Monica sehingga cerberus itu terhempas ke dinding. Ray yg tadi mengelilingi cerberus itu kembali melompat ke perutnya.

" Gin, dragon hammer"

Gin yg tadinya berwujud pedang kini berubah menjadi sebuah palu besar. dengan sekuat tenaga, Ray menghantamkan palu itu sampai membuat cerberus itu mengerang keras.

" Lily, Monica, Zayne !! masuk ke pintu itu!!" teriak Ray.

mereka pun bergegas memasuki pintu keluar yg ditunjuk Ray. seketika, cerberus itu kembali sadar dan bergerak dengan sangat cepat kearah mereka. Zayne yg berada paling belakang menjadi sasaran empuknya.

" Zayne!!" teriak Ray

sebuah cakaran yg cukup besar mengenai punggung Zayne. serangan itu membuat Zayne terhempas. ia terluka parah. dengan cepat Lily berlari mendekati Zayne yg terkulai lemas itu. cerberus itu mengganti sasaran. kali ini ia hendak menyerang Lily.

" ability boost"

Ray melesat cepat dengan palu besar di tangannya. dengan satu pukulan, cerberus itu terhempas ke dinding. dan lagi-lagi ia kembali bangun. tak ada cara lain.

" Vixy, Artifical sword.. Seniorius"

" tu-tunggu Ray, jangan gunakan itu!!" teriak Lily

" Lily, bawa Zayne pergi dan sembuhkan dia"

" Ray, kita sudah sepakat untuk tidak menggunakannya kan?!!"

" jangan khawatir, aku akan baik-baik saja.."

Ray kembali berjalan cepat mendekati cerberus. pedang Seniorius Artifical ditangannya mengeluarkan aura merah bersinar. Ray memberi Lily peluang untuk kembali ke pintu keluar. dengan kekuatan ini, Ray menyerang cerberus itu bertubi-tubi sampai membuatnya kewalahan.

" Ray, tubuhmu tak bisa bertahan lebih lama lagi" ucap Vixy dalam wujud pedangnya.

" pertahankan.. sedikit lagi...aku belum boleh mati disini.."

sekali lagi cerberus itu maju dan menyerangnya dengan cakar yg tajam. dengan sigap Ray menghindarinya sembari mencari celah untuk mengalahkan makhluk ini. pertahanan makhluk ini terlalu kuat. satu-satunya cara adalah dengan menyerang lehernya.

" jarak pandangnya terlalu lebar gara-gara kepalanya itu menyerang leher dari depan atau samping hampir mustahil...aku harus menyerang dari titik butanya...menyerang dari belakang adalah pilihan terbaik" pikirnya.

Ray pun berencana untuk melompat ke leher belakang cerberus. tapi sebelum itu ia harus membuat makhluk ini sibuk.

" Gin, muncullah"

Ray memanggil Gin dalam wujud aslinya, seorang anak kecil yg bisa melayang di udara. Gan dan Gin adalah roh kembar dari ras Gragonoid kuno.

" Gin, serang dia semampumu, buat di sibuk" ucap Ray. sontak Gin terkejut setengah mati.

" a-apa?!! t-tapi aku belum pernah melakukan itu master!" protes Gin

" kalau begitu sekarang saatnya kau mencoba" ucap Ray " lakukan saja, cukup buat dia tidak mempedulikan ku"

" b-baiklah..akan kucoba"

Gin maju dan menyerang cerberus itu dengan serangan bola apinya. tapi itu terlalu lemah. cerberus itu bahkan tak menoleh kearahnya.

" cih, kalau begitu ini"

Gin kemudian menggunakan sihir serangan element. dengan sihir itu, tubuh cerberus sedikit terluka. ia pun menoleh kearah Gin dan mengejarnya.

" Gin, kerja bagus "

ketika cerberus itu mengejar Gin dan mulai membelakanginya, Ray langsung menjalankan rencananya. ia segera melompat keatas leher paling tengah. ia mulai mengayunkan Seniorius sekuat tenaga. tebasan demi tebasan ia lancarkan sampai membuat leher makhluk itu terpotong menjadi tiga. setelah perjuangan yg hampir merenggut nyawa itu, akhirnya cerberus berhasil dikalahkan.

" Gin.. kerja...bagus"

" master!!!"

" Ray!!!"

Ray pun kembali jatuh pingsan dengan darah yg bercucuran dari mulutnya. Lily bergegas menghampirinya. Vixy pun sudah berubah ke wujud aslinya. mereka bergegas membawa Ray ketempat yg aman, berusaha menyelamatkannya. Lily dan Vixy pun berusaha keras menyembuhkan Ray dan juga Zayne.

" Ray..kumohon jangan mati...jangan mati" gumam Monica penuh harap.

__________________________________________________

Ray membuka matanya dan mendapati dirinya berada di sebuah lembah yg sangat sunyi. disana, ia melihat seseorang. bukan hanya satu tapi ada dua orang. seorang pemuda berambut putih dengan tangan besi dan seorang gadis kecil berambut pirang. mereka berdua sedang berdiri menghadap ke sebuah jurang yg luas. Ray pun memutuskan untuk menghampiri mereka.

"anu...ini dimana?" tanya Ray

" Ainfer-Falls " jawab pemuda itu.

" Ainfer-Falls?"

" kau akan segera tahu, Ray Rayvold"

"bagaimana kau bisa tahu namaku? memangnya siapa kau ini?" tanya Ray heran.

" namaku Kurosaki Shiro...ingat nama itu baik-baik"

seketika semuanya berubah menjadi serpihan debu dan menghilang. Ray pun terbangun. sepertinya itu tadi hanya mimpi. tapi terasa begitu nyata.

" itu mimpi... Ainfer-Falls...Kurosaki Shiro...apa maksudnya?" gumam Ray dalam kebingungannya.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C6
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập