Tải xuống ứng dụng
55.55% Kembang Berbuah / Chapter 20: Kembang Berbuah

Chương 20: Kembang Berbuah

Bagian Delapanbelas

Setelah menutup pintu kamar Heri menghempaskan badan di atas kasur tidak langsung tidur.Pikirannya melayang jauh.Wajah bidan Nani yang mirip wajah Hanan Turk serasa hadir di kelopakmata.O ow Heri bagaikan remaja sedang kasmaran.Resah dan gelisah karena bayangan wajah bidan Nani tersenyum seperti menggoda.Heri tersenyum.Diraihnya bantal dan meletakan dibawah kepala,ia berusaha untuk bisa cepat tidur.Jatuh cinta sungguh terasa sangat menyiksa.Usahanya untuk cepat tidur menjadi sia-sia.Kemudian ia memutuskan keluar kamar,ingin mengobrol dengan Herman yang masih asyik menonton berita malam di sebuah chanel televisi.Sesaat ia berdiri dan meraih bungkusan rokok yang tergeletak di atas meja,mengambil sebatang lalu menyulutnya,kemudian ke luar mendekati Herman sambil bicara tentang sulitnya ia tidur malam ini.

Herman melihat ada sesuatu yang menggelikan dari tingkah Heri." Tadi bilang sudah ngantuk ingin cepat tidur,kenapa sekarang kamu tidak tidur ?", sahut Herman.

" Gerah hawa nya malam ini,Herman ",balas Heri,"Aku jadi sulit tidur ".

Herman mengalihkan perhatiannya kepada Heri sehingga beberapa bagian penting dalam berita terlewatkan.Setelah 5 menit memperhatikan lalu Herman berkata," kamu sulit tidur karena pikiran kamu lagi terganggu,Heri...".ujar Herman,dengan suaranya sedikit nyaring." Ayo ngaku saja kamu lagi mikirin siapa ",ujar Herman lagi,sekarang sedikit menggoda.

Heri tertegun sejenak,ia merasakan Herman seperti mengetahui penyebabnya tidak bisa tidur, lalu ia mencoba mengeles." Akh kamu bisa saja...aku tidak mikirin siapa-siapa kok ",sahut Heri.

Herman tersenyum,dia melihat Heri sedang berusaha berbohong,menyembunyikan hal yang mengganggu dalam pikirannya.Herman tidak menyurutkan keinginannya untuk tahu apa yang mengganggu kawannya itu dengan berakting seperti seorang peramal."Saya tahu apa yang sedang kamu pikirkan malam ini," ujar Herman.

Heri tertawa,ia menganggap Herman sedang melucu." Tidak menarik...",sahut Heri.Rokok yang hampir habis ia hisap beberapa kali kemudian diletakan ke asbak.

Herman menghentikan aktingnya,karena Heri tidak respon.Beberapa saat dia berpikir.Setelah itu dia bicara," Saya tahu perasaan bidan Nani yang sesungguhnya terhadap kamu ".

" Nah ini baru menarik ",sahut Heri."Katakan,katakan,adakah perasaan dia terhadap saya ? ".

" Perasaan dia tergantung bagaimana perasaan kamu ",ujar Herman.

" Maksudnya apa ? ",tanya Heri,ia ingin Herman berkata lebih jelas.

" Kamu mencintai bidan Nani ? ",tanya Herman.

" Iya,saya cinta dia ",dengan cepat Heri menjawab.

" Kalau begitu, bidan Nani juga cinta pada kamu",jawab Herman.Dia menjelaskan,wanita seperti bidan Nani tipe wanita maunya dicintai.Tidak mau duluan menaruh cinta kepada lelaki.Mendengar penjelasan seperti itu hati Heri berbunga-bunga,ia merasa punya harapan untuk menjalin percintaan dengan bidan Nani." Namun sangat disesali,kamu belum mengutarakan perasaan cinta ",ujar Herman ,menutup bicaranya.

Heri terheran-heran mendengar akhir perkataan Herman,harapannya seperti perlahan-lahan pupus,dan perkataan Herman itu menjadi bahan pemikiran Heri sepanjang malam,bahkan bisa menjadi sepanjang ia belum bertemu untuk kali kedua dengan bidan Nani.Heri semakin tidak bisa tidur,ia menjadi seperti orang dungu karena wanita.

Lima hari kemudian,Heri merasa tentram.Ia menjadi begitu gembira seperti seorang ketua delegasi pulang dari mengadakan perundingan damai dengan hasil yang sangat positif.Tidak lagi kusut pikiran,hanya satu dalam pikiran Heri bagaimana menjalani sebuah hubungan dengan saling pengertian.Dan sejak itu Herman melihat Heri sudah menjalin hubungan spesial dengan bidan Nani.

Bila hari Sabtu sore Heri mengantar jemput seorang wanita tua ke tempat praktek pengobatan,mengikuti keinginan bidan Nani.Heri mengaku kepada Herman tidak bisa lagi mengantar Herman pulang setiap minggu ke Subang.Kebutuhan dan kepentingan pribadi dua lelaki asal Subang itu sudah berbeda.

***

Malam minggu ke lima,dunia terasa seperti luluh-lantak,hati panas seperti sate dipanggang di atas bara api.Malam itu Heri pulang dengan langkah tidak semangat,ia merasa harapannya sudah dihancurluluhkan.Tidak mau lagi membayangkan wajah bidan Nani.Heri merasa sedang berjalan di atas tanah yang tidak rata,seluruh badannya terasa lemas.Setiba di rumah ia menjadi pendiam.

Pagi hari,sebelum Herman pergi untuk sebuah acara dengan dokter Astuti,sambil menikmati secangkir kopi dengan sepotong rotibakar Heri bercerita tentang malam tadi.Tak jelas apa sebabnya sikap bidan Nani

berubah 180 derajat,berpaling kepada seorang lelaki berkantong tebal.Sakit hati Heri dibuatnya.

Pagi ini Heri menyadari telah melakukan sebuah kesalahan jatuh hati terhadap wanita yang baru satu minggu ia kenal.

Herman tersenyum mendengar cerita Heri,dan dia tidak mau memberi komentar.Sampai Heri menggandrungi sebuah lagu dangdut yang mengkisahkan seorang pria membenci cinta,setiap hari ia dengar sambil menirukan sair lagu itu pun Herman cuma memperhatikan sambil tersenyum.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C20
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập