"Bagaimana mungkin?"
Dia mengangkat alis dan tersenyum tipis padanya. "Xiao Ya, kamu orang yang paling penting bagiku; tidak ada yang bisa menggantikanmu!"
Air mata menggenang di mata wanita itu ketika dia dengan sedih memeluk dan memberinya ciuman yang masih melekat.
Aroma nafsu berputar di sekitar tempat tidur berukuran besar di kamar hotel.
Dua tangan saling berbaring di tempat tidur. Di tengah suara terengah-engah datang erangan malas seorang wanita.
Seprai kusut menjadi berantakan.
Setelah aktivitas intim mereka, suara pancuran bisa terdengar dari kamar mandi.
Hua Jin duduk bersandar di sandaran tempat tidur, mengotak-atik rokok di tangannya sambil merokok.
Dia menatap kosong ke ruang di depannya dengan ekspresi malas namun acuh tak acuh pada wajahnya yang memikat. Di bawah rambutnya yang basah dan acak-acakan ada sepasang mata almond yang agak linglung. Mata itu berangsur-angsur menjadi gelap karena asap yang melekat.