Siang ini, Rafael berencana membawa Indah ke suatu tempat.
Di dalam mobil, Rafael tak bisa mengalihkan pandangannya dari pria tampan yang terlihat sangat menawan di kursi penumpang.
Kemarin, dia mengatakan pada Indah bahwa mereka akan keluar untuk mencari Ibunya, namun sebelum itu, mereka harus ke suatu tempat terlebih dahulu.
Setelah beberapa pertimbangan, Indah memutuskan untuk berdandan seperti seorang pria. Hal itu lebih memudahkan baginya ketimbang harus mengotori seluruh tubuhnya.
Saat pertama kali Rafael melihat penampilan Indah yang terlihat seperti seorang pria, dia sangat terkejut, namun masih bisa menjaga ketenangannya.
Rafael lalu menatap dingin ke arah Nadin, sejak kapan pelayan kecilnya ini mengetahui tentang penampilan Indah yang sebenarnya.
Melihat tatapan tajam dari tuannya, Nadin merasakan ketegangan di sekujur tubuhnya, bahkan udara disekitar terasa menipis dan begitu sangat dingin.
'Huhu... Jangan salahkan aku tuan, aku tidak bermaksud menyembunyikannya, Ok!' tangis Nadin dalam hati.
Rafael merasa sedikit jengkel untuk hal itu, pikirnya hanya dia yang tau tentang topeng buruk Indah. Namun ada orang lain yang lebih mengetahuinya terlebih dahulu, perasaan ini seperti kecemburuan yang tidak jelas, namun masih bisa membuat suasana hati Rafael menjadi buruk.
"Kamu yakin ingin berpakaian seperti ini?" tanya Rafael.
"Menurutku begini lebih nyaman dan tidak terlalu menarik perhatian!" jawab Indah.
"Benarkah?" tapi mengapa para pelayan wanita itu terus melirik ke arahmu? Pikir Rafael sambil melihat ke arah pintu rumah.
Disana hampir seluruh pelayan wanita saling berdempet dan melihat ke arah Indah yang duduk di samping Rafael. Tatapan mata mereka dapat memperlihatkan isi hati mereka dengan jelas, tatapan mata yang sangat rakus dan mendamba.
"Sepertinya kamu sudah perna melakukan ini sebelumnya?" tanya Rafael curiga.
DEG.. Gawat, sepertinya dia mulai mencurigaiku.
"Ah.. itu.. Aku hanya melihat penyamaran seperti ini di film-film, jadi aku hanya mencobanya dan ternyata hasilnya lumayan.. Apakah menurutmu ini terlihat tidak bagus?" tanya Indah pada Rafael.
"Terlihat alami!" dan bahkan lebih tampan dariku.
"Sungguh?" Indah sangat senang mendengar jawaban Rafael.
Rafael yang melihat perasaan senang di wajah Indah, mendekatkan tubuhnya secara tiba-tiba, membuat Indah berhenti bergerak.
Tubuh mereka terlalu dekat, Indah dapat mencium wangi maskulin yang menenangkan dari tubuh Rafael.
Setelah bunyi klik, Rafael melirik ke arah Indah.
"Kita harus mengenakan sabuk pengaman!" ucap Rafael dengan pelan, begitu terdengar sangat seksi dan menggoda.
Rafael dapat merasakan hembusan nafas Indah yang sedikit menyulut kobaran api di dalam tubuhnya.
'Glek' Indah menelan air liurnya dengan kasar, suara seksi Rafael merambat masuk kedalam saluran pendengarannya.
DEG..DEG..DEG..
DEG..DEG..DEG..
Degupan dua jantung antara pria dan wanita saling beradu, mengasilkan irama yang indah dan memabukkan.
Masing-masing tenggelam dalam tatapan satu sama lain, tak berkedip meski sedetikpun.
Wajah Rafael bergerak mendekat, membuat Indah secara tak sadar memejamkan kedua matanya.
"Aaa.. Tu..tuan, apa yang Tuan lakukan?"
"Apakah mereka sungguh berciuman sekarang?"
"Aku tak sanggup melihatnya, mataku sungguh terasa terbakar!"
"Jadi Tuan sungguh tak menyukai wanita selama ini karena dia homo? Semua isu itu ternyata benar adanya?"
Para pelayan mulai heboh saat melihat interaksi Rafael dan Indah di dalam mobil.
"Meskipun orang yang di sukai oleh tuan adalah seorang pria, namun pria itu sungguh sangat tampan, bahkan sangat imut sekali. Jelas wajah seperti itu bisa membuat seorang pria normal menjadi belok!" ucap Tuti salah satu pelayan yang berkerumun di balik pintu.