Tải xuống ứng dụng
41.88% kecupan Kecil Dari Alam Mimpi / Chapter 49: Berada di Tempat Asing

Chương 49: Berada di Tempat Asing

Di pagi hari, dalam sebuah gubuk yang tidak terlalu besar. Sepasang pria dan wanita terbaring bersebelahan di atas kain yang di bentangkan di atas tumpukan jerami.

Si pria terlihat gelisa, dia seperti mengalami mimpi buruk dalam tidurnya. Membuat suasana di sekitarnya menjadi sedikit mencekam, seolah dia sedang melawan sesuatu yang ganas di dalam sana.

Aura kebangsawanannya terpancar hingga ke seluruh ruangan, terlihat seperti sosok iblis bengis yang meronta. Namun memiliki aura pemikat yang luar biasa, membuat wanita maupun pria yang melihatnya akan merasa terkesima.

Di sampingnya, terbaring sosok perempuan yang terlihat sedang tertidur lelap. Dia seperti tak menghiraukan intensitas kelam di sekitarnya, saat pria di sampingnya mengeluarkan aura menekan yang cukup besar.

Seolah pria disampingnya tak perna ada, dia tertidur dengan sangat damai. Seluruh aura di tubuhnya memancarkan kesan terbalik dari pria di sampingnya.

Dia terlihat begitu damai, kecantikan dan kedamaian yang dia pancarkan seolah menghalau udara penekan yang memenuhi ruangan itu.

Pancaran kesempurnaan di setiap lekuk tubuh dan bentuk wajahnya, membuat siapa saja yang melihatnya berpikir melihat sosok bidadari yang bersih dan suci. Begitu cantik.. Begitu agung dan menawan.

Melihat pasangan itu seolah melihat sebuah hasil karya sempurna yang di ciptakan tangan tuhan, begitu sempurna dan tak bercacat celah.

Setelah beberapa saat, tubuh sang gadis bergerak. Dia membalikkan tubuhnya ke arah samping kanan, dengan tangan kirinya merangkul tepat di dada bidang pria yang tengah bermimpi buruk.

Tepat saat tubuh si pria merasakan sentuhan hangat di dadanya, kerutan di dahinya yang tercetak akibat mimpi buruk, sekarang mulai mengendur dan merasa sedikit tenang.

Perempuan itu seolah mengirimkan perasaan tentram dan damai dari tubuhnya, ke dalam tubuh si pria. Seolah perempuan itu telah merasakan kegundahannya dan memilih menenangkannya secara tidak sadar.

Perlahan si pria tertular dengan perasaan aman yang dikirimkan kepadanya, lalu ikut membalikkan tubuhnya ke samping kiri.

Entah itu sebuah kebetulan atau sesuatu yang telah di rencanakan takdir, ketika si pria membalikkan tubuhnya, secara bersamaan mereka berdua membuka mata mereka secara perlahan.

Deg... Deg... Deg...

Jarak antara mereka begitu dekat, hingga mampu merasakan hembusan nafas masing-masing, begitu intim dan bergairah.

Pada saat Rafael membuka kedua matanya, hal pertama yang di lihatnya adalah sebuah wajah yang sangat cantik menawan. Rafael bahkan tidak berani untuk mengedipkan matanya, dia takut halusinasinya akan menghilang ketika dia menutup matanya walau sedetik saja.

Wajah itu sangat cantik, dengan sepasang mata yang memikat. Wajah gadis ini mampu menjatuhkan sebuah kota dengan kilauannya.

Bahkan terlihat lebih memikat ketika semburat merah mulai terlihat di wajahnya, wajahnya sangat merah hingga ke ujung telinganya. Melihat bibir tipis yang mungil itu, membuat Rafael meneguk liurnya dengan kasar.

'Sial..!' Bayangan perempuan itu saja sudah bisa membuatnya bernafsu seperti ini, bagaimana jika dia melihat orangnya secara langsung, pikir Rafael dengan sedikit frustasi.

Tatapan Rafael mulai turun dari bibir mungil itu terus kebawah, sampai ke tulang selangkanya.

Deg.. Deg... Deg..

Suara detak jantungnya dapat terdengar jelas, dia terlihat sangat gugup, bahkan jika saat ini dia sedang memimpikan Indah.

Pandangannya terus turun kebawah, sampai ke sepasang kelincinya yang bersembunyi tidak terlalu baik di balik lembaran-lembaran dedaunan. Belahan itu membuatnya sedikit frustasi.

Sepasang kelinci yang berusaha bersembunyi, namun masih bisa terlihat sedikit jelas menambah gairah tak terkira di tubunnya.

Hingga akhirnya Rafael mendapati sebuah tangan bertengger di pinggang yang langsing dan menggiurkan itu. Jelas tangan itu bukan milik si gadis, tangan itu terlihat cukup kekar hingga akhirnya Rafael menyadari bahwa tangan itu adalah miliknya.

DEG.. Rasanya jantungnya ingin meledak saat itu juga.

Rafael dapat merasakan dengan jelas, sensasi meggelitik di setiap sentuhan jarinya. Memberikan pemahaman secara tidak langsung ke otaknya, jelas sekarang dia sedang tidak berhalusinasi atau bermimpi.

"Ma..maafkan aku, aku tidak bermaksud!" sontak Rafael menarik tangannya dari tubuh Indah dan segera terduduk.

Sekarang wajahnya tidak kalah merah dengan Indah.

Indah yang mendengar ucapan Rafael segera tersadar dari keterkejutannya. Semula dia juga mengira sedang bermimpi, tapi kesadarannya lebih dulu pulih saat dia merasakan sentuhan hangat di pinggangnya.

Mimpi seperti ini tidak mungkin memberikan perasaan yang begitu nyata seperti itu. Kecurigaannya bertambah saat wajah Rafael bersemu merah, membuat wajahnya menjadi serasa terbakar.

Tidak hanya itu, Rafael terus melihatnya tanpa berkedip. Indah merasakan jantungnya berdetak secara abnormal, apalagi melihat dada bidang dan perut sixpack yang sempuran itu, membuatnya seperti kehilangan kesadarannya.

Penglihatan Indah seolah kabur, namun lehernya menjadi menegang saat jari jemari asing di pinggangnya bergerak perlahan.

Perasaannya seolah ingin melayang, membuat bayangan di malam itu melintas di depan matanya.

Entah mengapa dia tidak merasa takut seperti sebelumnya, namun dia lebih condong merasa ingin lebih dari sentuhan tangan itu.

'Sial..!' apa yang kupikirkan, otakku mungkin sudah rusak memikirkan hal seperti itu.

Namun Indah segera tersadar saat mendengar suara pria itu meminta maaf.

Indah secara perlahan terbangun dan duduk pula, secara tidak sadar Indah memegang tubuhnya. Rasanya seperti ada yang salah.

'Oh dewa, kemana seluruh pakaianku? apa yang kupakai ini?' pikir Indah gelisa.

Melihat Indah di sampingnya yang bergerak tak tenang, kerutan di dahi rafael berjalin dengan tidak senang, terus memandang ke arah Indah.

"kenapa?" ucapnya, apa sentuhanku terlalu menjijikan? hingga membuatnya bertingkah berlebihan seperti itu! pikir Rafael kecut.

"I..ini.. Kemana semua pakaianku?" ucap Indah dengan menutupi sebagian tubuhnya yang terbuka.

"Pakaian?" Rafael segera tersadar dan mendapati dirinya juga tidak mengenakan pakaian apa pun, dia hanya mengenakan beberapa helaian dedaunan untuk menutupi adik juniornya di bawah sana.

Mereka mulai tersadar, sebelumnya mereka terjatuh kedalam aliran sungai yang sangat deras. Jadi, dimana tepatnya mereka sekarang.

"kalian sudah bangun?"

sebuah suara tiba-tiba terdengar dari arah pintu, membuat Indah dan Rafael refleks berbalik.

Seorang pria paruh baya yang mengenakan pakaian sama persis seperti Rafael berjalan masuk, di tubuhnya terdapat beberapa tato yang hampir menutupi seluruh tubuhnya.

Mengenakan beberapa gelang dan kalung yang terbuat dari berbagai jenis tulang, dengan anting yang terbuat dari gigi taring dari seekor binatang buas, membuatnya terlihat seperti berasal dari dunia lain.

Melihat pria itu, Indah tersentak kaget. Dengan segera Indah berlindung di belakang Rafael.

Rafael memandang ke arah pria paruh baya dengan tatapan yang dingin, dia memancarkan aura kebasaran seorang Iblis bengis yang sangat kuat.

Membuat si pria paruh baya menghentikan langkahnya, tekanan yang diberikan Rafael padanya begitu pekat.

Ini... Baru kali ini dia merasakan seseorang mampu membuatnya bergidik. Dia sudah mengahadapi ratusan hewan-hewan liar yang ganas, namun tak perna merasakan takut sekalipun. Tetapi pria ini mampu membuatnya merinding hanya dengan satu tatapan darinya.

Pria ini jelas bukanlah orang biasa, pikir pria paruh baya dalam benaknya.

"Sebelumnya aku meminta maaf jika mengagetkan kalian! kami tidak tidak memiliki maksud buruk kepada kalian!" ucap pria paruh bayah itu dengan ramah tanpa memberikan kesan angkuh pada suaranya.

"Kami?" Alis Rafael terangkat mendengar kata itu.

"Kalian sekarang berada di desa Kabuboya, kemarin beberapa penduduk desa menemukan kalian yang tak sadarkan diri di pinggir sungai Lemapa!" jelas pria paruh bayah.

"Kalian sudah tak sadarkan diri selama dua hari satu malam! Ketua suku ingin bertemu kalian setelah sadar, maka dari itu saya akan mengantar kalian ke sana!" lanjutnya.

"Vigor @#@*##" teriak pria itu memanggil seseorang dari arah belakang, dia berbicara dengan menggunakan bahasa yang tidak di mengerti oleh Indah dan Rafael.

Seorang pria mudah berjalan masuk dengan kepala tertunduk, dia mendengarkan arahan pria paruh baya dan beralih ke arah Indah dan Rafel.

"Ini adalah Vigor, dia akan membantu kalian selama berada di desa ini! Jika kalian membutuhkan apa pun katakan saja padanya! Sebelumnya kalian belum perna memakan apapun jadi Vigor akan mengantar kalian untuk makan terlebih dahulu. Setelah kalian sarapan aku akan mengantar kalian bertemu dengan kepala suku!" ucap pria paruh bayah itu dengan tersenyum.

Dia tidak menunggu jawaban dari kedua orang di hadapannya dan berlalu pergi.

Rafael hanya memandang waspada ke arah pria paruh bayah itu sampai akhirnya pria itu menghilang dari balik pintu.

"@"#$@###" Pria mudah yang bernama Vigor berbicara kepada mereka.

Sikapnya jelas mempersilahkan mereka untuk berjalan keluar, dia terlihat sangat sopan.

Di depan gubuk Rafael dan Indah sedikit terkejut, desa itu memiliki lahan yang sangat luas. Beberapa rumah dibangun dengan ukuran yang beragam, ada yang terlihat kecil, sedang dan sangat besar.

gubuk yang di tempati oleh Rafael dan Indah berada di ukuran sedang.

Vigor lalu memberikan arahan kepada mereka untuk mengikutinya, mereka berjalan ke arah beberapa rombongan yang berkumpul.

Jelas rombongan itu merupakan warga desa yang sedang melakukan antrian untuk mendapatkan makanan.

Indah terus berjalan di belakang Rafael, memegangi lengan Rafael dengan sangat erat dan merasa sedikit was-was.

Tiba-tiba beberapa orang yang berjalan berlawan arah dengan mereka menabrak Indah secara tidak sengaja.

"&%@####@#" Seorang wanita berteriak geram, jelas wanita itu adalah orang yang di tabrak Indah, atau lebih tepatnya yang menabrak Indah.

Dia berbicara ke arah Indah dengan nada keras, jelas Indah memahami bahwa wanita ini sedang memaki dirinya, ketika melihat raut wajahnya yang menatap rendah ke arahnya.

Sampai akhirnya wanita itu berhenti berbicara saat memandang ke arah Rafael, tubuhnya jelas terpaku dan memandang dengan ekpresi yang memikat ke arah Rafael.

Dia melihat ke arah Rafael seolah menemukan sebuah mangsa baru, menjilat sudut bibirnya dengan eksentrik dan bergumam pada pria yang berada di sampingnya tanpa mengalihkan pandangannya pada Rafael.

Dia terlihat sedang menyelidiki keberadaan Rafael sang dewa tertampan yang tiada duanya.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C49
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập