Malam ini Kyra tidak bisa tidur,dia benar-benar memikirkan ucapan Sean.
Dia tidak tau bagaimana perasaannya
Seolah-olah rapuh,ada rasa sedih tidak mau Sean pergi.
"Pagi sayang" Sapa Papa nya dimeja makan
Pagi ini lesu,dia malas sarapan.
Dia tidak bisa tidur semalaman gara-gara ucapan Sean.
Agghh..Kyra mendesah dalam hati karena bingung.
Dia ingin cerita ke Mamanya,tapi tidak berani.
Dia masih belun tau bagaimana perasaan Mama sekarang dengan Bunda semenjak kejadian itu.
"Pagi Pa" jawabnya lesu,seraya memangku dagunya dengan kedua tangan diatas meja
"Loh kenapa anak Papa?Pagi-pagi udah cemberut" Papa memperhatikan muka nya lagi
"Udah sarapan dulu sana" timpal Mama
Pagi ini dia belum melihat tante Sinta.
"Ma,tante Sinta mana?" tanyanya,sesaat sebelum meneguk setengah gelas susu di tangannya
"Tante Sinta udah pulang" jawab Mama datar
"Oh.." dia berhenti bertanya
Dia belum mengerti masalah sebenarnya di antara mereka.
Tante Sinta dan Mama pun cuma diam beberapa hari kemarin.
Papa masih sama,kelihatannya Papa pun gak tau masalah Tante Sinta.
Setelah sarapan,seperti biasa..Papa mengantarkan dia kesekolah.
Dia bergegas masuk dan menuju kelas Sean.
Tapi tidak dia dapati Sean di mana pun.
"Kyra" seorang laki-laki memanggil nya di kursi pojok belakang kelas
"Farhan,liat Sean?" Dia langsung menanyakan Sean
"Gak tau deh,Sean belom dateng" jawab Farhan seraya mengangkat bahu,menunjukkan ketidak tahuannya
Dia langsung pergi kekelas nya,mungkin Sean disana.
Tapi sesampainya di kelas,Sean juga gak ada.
Dia mulai risau memikirkan ucapan Sean semalam.
Apa mungkin..
Dia langsung berlari keluar pagar sekolah,sebelum Pak Wanto satpam sekolah menghadangnya.
"Mau kemana,nak Kyra?ini udah mau bel masuk kelas" tanya Pak Wanto
"Aku mau liat Sean Pak,kayaknya dia telat kekelas" Kyra coba melihat-lihat keluar,mungkin benar Sean terlambat
"Masuklah,nanti kalo Sean dateng kan pasti Bapak liat" Pak Wanto menyuruhnya masuk kekelas
Dia cuma bisa menuruti nya,benar apa yang di bilang Pak Wanto.
Kalo Sean telat,Sean pasti menemui Pak Wanto dan di hukum.
"Hem" desahnya
Dugaan dia salah,sampai jam kelas berakhir Sean tak juga datang.
Meskipun pelajaran sudah di liburkan,tapi Sean biasa nya selalu datang.
Kyra merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Dia melihat kearah jam,baru jam 2..dia kembali teringat Sean.
"Ah iya,Sean sedang apa ya?apa dia sakit" dia penasaran kenapa dia tidak masuk kelas hari ini.
Diam-diam dia masuk ke halaman rumah Sean.
Yah benar saja,dia melihat Sean tengah duduk dikursi taman.
"Sean" bisiknya,tapi Sean tidak menoleh sedikitpun
"Sean" ah benar saja,Bunda keluar memanggil Sean dan menghampiri nya
Sean hanya menoleh dan tetap pada posisinya.
"Pakaian kamu udah kamu siapin semua?" tanya Bunda
Sean hanya mengangguk.
"Pakaian?" Kyra begumam dalam hati untuk apa Sean menyiapkan pakaian
"Besok pagi kita berangkat loh,Nak..jangan sampe' ada yang ketinggalan" ucap Bunda lagi
"Sekolah Sean,Bun?" Sean menatap Bunda nya lesu
"Bunda udah urus semua nya,bentar lagi kan kamu SMA..Bunda udah rencanain kamu masuk ke SMA favorit di Jakarta" ucap Bunda seraya pergi masuk kerumah
"Jakarta?" yang benar saja,Kyra masih bingung
Baru hendak mundur,Kyra menginjak batu dan tersungkur ketanah.
Sakit sekali,tiba-tiba dia sadar seseorang mendekatinya.
"Ah.." dia kaget
Sean tersenyum dan membantunya berdiri.
"Kamu ngapain disini?gak masuk?" ucap Sean tersenyum
Kyra hanya melirik kearah dalam.
Dia takut Bunda marah padanya,hari itu Bunda bukan lagi seperti Bunda.
"Kamu gak sekolah,aku tadi nyari'in.Kamu sakitt?" Kyra menyentuh dahi Sean,seolah dokter memeriksa pasien
"Keluar yuk" Sean menatapnya dan bergegas mengambil motor
Sesaat dia menghidupkan motornya,suara Bunda terdengar..Kyra langsung mundur kebelakang tembok
"Kemana,Sean?" teriak Bunda
"Keluar bentar,Bun" Sean menyuruhnya naik dan mereka langsung pergi
Hari itu sudah cukup sore,sudah jam setengah 4.
Mereka mengitari kota Surabaya,cuaca nya mendung..tidak panas.
Angin juga meniup setiap dedaunan pohon yang mereka lewati.
Mereka berhenti disebuah kafe,tidak jauh dari sekolahnya.
"Aku haus,kita minum dulu" Sean memegang tangan Kyra masuk ke kafe
Sean memesan 2 coklat panas.
Kafe ini terkenal dengan minuman coklat nya,salah satu nya mereka berdua..coklat panas.
"Sean,kenapa gak masuk kelas?" tanya Kyra sembari meniup coklat panas di tangannya
"Aku bosan" jawabnya singkat
"Hah?bosan?" Kyra mendelik melihat mata nya mengatakan hal semudah itu tentang sekolah
"Kenapa?jangan berfikiran aneh-aneh" ucapnya sambil mengacak-acak rambut Kyra
"Kita sebentar lagi kan lulus,maka nya aku bosan..disekolah kan gak belajar" lanjutnya
Kyra tersenyum.
Dia jadi teringat formulir buat daftar SMA yang sudah dia isi.
"Sean,aku sudah mengisi formulirku..mana punyamu?nanti aku minta tolong Papa daftarin" tanya Kyra,lalu dia menghirup coklat panas yang tinggal separuh di gelasnya
"Bunda udah daftarin" jawab Sean tersenyum
"Wah..kamu coba meninggalkanku" Kyra kesal
"Bukan aku tapi Bunda" Sean nampak terkejut dan menatapnya
"Iya,tapi kan kamu bisa minta formulirku juga sekalian daftarin..masa' aku daftar sendiri?" Kyrs kesal Sean tidak bilang padanya kalo sudah mendaftar sekolah
"Ah,Yumii..aku hampir salah paham" Sean terkikik melihat nya
Hari sudah jam 7 malam.
Mereka masih berjalan di pinggiran taman,Kyra di atss bebatuan dan Sean ada di dekatnya.
Mereka berbicara di sepanjang jalan,kadang Sean menjahilinya dan tertawa melihatnya.
Sampai dia dapati Sean tidak ada lagi di sampingnya.
Dia menoleh,Sean berdiri 4meter jarak nya dari Kyra.
Dia menatap Kyra,baru ingin bicara..saat dia lihat mata Sean benar-benar melihatnya dalam.
Berkaca-kaca,tetapi tetap diam.
"Yumii..tetap disini" ucapnya samar
Kyra masih diam,seolah mengiyakan bahwa dia akan tetap disini.
"Tetap disini meskipun jarak kita cukup jauh" lanjut nya dalam,semakin dalam dia menatapnya.
"Aku harus pergi ke Jakarta besok" ungkap nya
Kyra tersentak kaget..dia masih terdiam di posisinya.
Memberikan tatapan tajam pada Sean,seolah bertanya apa maksudnya ini?