Setelah dua jam berbincang bincang dengan keluarga paman Ruqia akhirnya alif pamit untuk pergi menghubungi sahabatnya Jnas, setelah di kamarnya yang telah di sediakan oleh bibi Ruqia. Elif duduk di balkon depan kamarnya ia menekan tombol di layar hanphone-nya dan nada handphone pun tersambung.
"ELIF...!! Sungguh kamu jahat , sudah sepuluh jam aku menunggu mu dan menunggu kabar dari mu !" ujar Jnas kesal di seberang telpon.
"eeeehhh... maaf aku tidak enak hati harus meninggalkan keluarga Ruqia di meja makan, mereka memasak untuk menyambut kedatangan kami setelah itu paman Ruqia mengajak kami berbincang bincang Jnas " kata Elif penuh penyesalan.
" Ya setidaknya kamu kirimi aku pesan, kalau kamu sudah sampai, kamu tidak tahu aku sangat mengkhawatirkan dirimu Elif !" ucap Jnas marah
"oke aku minta maaf " ucap Elif enggak enak hati karena dia memang yang salah tidak langsung menghubungi sahabatnya.
"baik lah kirimi aku alamat rumah mu sekarang dan aku akan langsung menjemput mu Elif "kata Jnas tegas.
"adduuuuhh jangan sekarang... bagaimana aku akan bertemu dengan mu" ucap Elif bimbang
" apa kamu bilang, jangan ? " tanya Jnas dengan suara agak tinggi
" eh maksud ku aku merasa bagaimana ya ... entahlah "
" please Elif santailah aku sahabat mu kan ?"
Elif menganggukkan kepalanya dan sangat jelas Jnas tidak akan melihat anggukan Elif
" Elif kamu masih di sana??"
Elif menghela nafas " ya aku di sini...hanya saja aku sedikit gugup Jnas akan bertemu dengan mu langsung dan bertatap muka "
Jnas tertawa mendengar pengakuan konyol sahabatnya
" Elif sayang sudah dua tahun kita sangat menanti dan menunggu pertemuan ini ayolah jangan gugup Dan malu aku tidak menggigit kok." Canda Jnas pada sahabat nya dan tambah membuat wajah Elif bersemu merah.
"oke baiklah akan aku kirim alamat rumah ini tapi jangan ketemu di sini ya? tadi aku melihat ada taman di dekat rumah ini " kata Elif kemudian.
"bagus girl ... kamu memang gadis baik"
"tapi aku minta kamu harus menutup mata saat bertemu dengan ku dan jangan lihat wajah ku oke "
Dengan sedikit berkerut dahi, Jnas bertanya.
"Kenapa aku harus menutup mata Elif ??"
"ak- ..aku... aku malu Jnas" kata Elif gugup.
Jnas tertawa keras "hahahaa sumpah kamu sangat lucu girl "
" Jnassssss !" teriak Elif
"ayolah khobal* jangan buat aku tambah gugup sekarang" kata Elif serius
"hahahaa baiklah Elif sayang, aku tutup telponnya dan langsung berangkat sekarang ke alamat mu oke " kata Jnas sambil memutuskan sambungan telponnya
Elif menarik nafasnya dan menghembuskannya kembali ia berusaha menghilangkan kegugupannya, ia harus siap untuk bertemu dengan sahabatnya Jnas, yang sangat berbeda dengan saat pertama kali dirinya bertemu dengan Ruqia.
Mendengar suara Jnas saja telah membuat jantung Elif berdebar kencang apalagi bertemu langsung dengan pemuda itu.
Setelah sepuluh menit di depan cermin akhirnya Elif keluar dari kamarnya dan pamit kepada kedua paman dan bibi Ruqia untuk bertemu dengan Jnas.
Ahmed dan Ruqia dengan usil menggoda Elif dan membuat gadis itu tersipu malu, dengan sedikit kesal Elif bergegas pergi dari hadapan kedua temannya yang sangat usil itu.
*khobal= sebutan gila untuk laki laki dalam bahasa Irak