Tải xuống ứng dụng
8.79% My CEO's Heart / Chapter 40: CEO -39-

Chương 40: CEO -39-

Akhirnya Charice telah kembali bekerja untuk meliput berita, ia tak butuh waktu lama yntuk memulihkan diri. Ia baru saja selesai meliput berita di kantor polisi dan kebetulan Junghyun juga berada disana sehingga mereka makan siang bersama di tempat makan sekitar kantor polisi.

"Kak Jung!" Charice menyeruput es jeruk yang sudah tersaji di makannya. "Dokumen surat kuasa yang dari kantornya Pak Lee ada di Kakak kan?" tanyanya.

Junghyun yang juga sedang menyeruput kopi panasnya, tiba-tiba ia menyemburkannnya ke arah wajah Charice.

CURRR!

Wajah Charice basah.

"Kak! KALO MAU MUNTAH DI JAMBAN! Emang nggak bisa bedain muka aku sama jamban apa?!"

Junghyun menarik tissue dari depannya dan memberikannya kepada Charice.

"Udah-udah kak, aku ke toilet aja." Ia pun bergegaske toilet.

Charice pun muncul dari toilet.

"Maaf ya Char, kakak kaget!" Junghyun memasang wajah merasa bersasalah.

"Kak, nggak kasian sama aku baru sembuh... Lagian kenapa Kakak pake acara kaget sih?! Emang muka aku aku kaya boneka chucky apa yang bisa buat scare jump?!"

"Iya… Eh maaf nggak kok, Cuma mirip sama Anabelle."

"Kak… serius nih!"

"Iya jadi gini Char…"

Charice memperhatikan Junghyun.

"Jadi gini Char." Air muka Junghyun mulai mengalir.

"Gini kenapa Kak?"

"Dokumennya…"

"Dokumennya kenapa?"

"Kebuang."

Charice kaget. "APA?"

"Jangan marah Char! Kakak janji bakal ngurusin."

Charice memasang wajah ngambek. "Kakak tahu kan,itu penting banget!"

""Iya Kakak tahu... dokumennya nggak sengaja kecampur sama berkas lama kakak dan ikut kakak buang tempo hari di..."

"Dimana? Siapa tahu sama pengumpul barang bekas? Masih bisa dicari lagi!"

"Masalahnya... Kebuangnya...

"Iya kebuangnya gimana?"

"Kakak udah giling pake papper shreder!"

Charice memasang wajah frustasi. "Ya... itu mah udah wasalam!"

"Kakak bakal ke kantornya Pak Lee lagi buat mintain fotocopy dokumennya."

"Kak, emang yakin bisa?"

"Ya... nggak tahu juga, namanya juga usaha dulu!"

"Tapi aku pesimis Kak!"

"Kalo nggak dicoba, ya mana kita tahu Char!"

"Iya sih Kak, bener. Yaudah, besok ya!"

"Iya besok kakak ke kantor Pak Lee."

"Sama aku juga, Kak!"

"Kamu mau ikut?"

"Keureom... Yang butuh dokumennya kan aku!"

"Yaudah kalo gitu, kakak jemput di kantor kamu jam makan siang ya!"

"Shiyap Kak!"

**

Keesokan harinya, Junghyun dan Charice berangkat ke kantor Lee Dongwook. Charice dijemput Junghyun jam 2 siang.

Charice masuk ke mobil Junghyun.

"Kak, rebeccanya mogok lagi tadi?" Charice

Junghyun hanya bisa nyengir.

"CABS KAK!"

Junghyun pun mengemudi kendaraan kesayangannya, sebuah mobil sedan bercat hijau tua yang sudah jadul.

**

Mereka pun sampai di kantor pengacara Lee Dongwook.

Bergegas keduanya menuju resepsionis.

"Permisi, kami mau mencari Pak Lee Dongwook. Apakah ada di tempat?" tanya Junghyun.

"Apa anda sudah membuat janji?"

"Belum."

"Kalau begitu tunggu sebentar. " Resepsionis tersebut menghubungi seseorang. Tak lama, Ia menahan gagang teleponnya. "Maaf ada keperluan apa bertemu Pak Lee?"

Junghyun dan Charice saling pandang. Junghyun menganggukan kepalanya, ia mengeluarkan Idnya.

"Saya adalah detektive dari lembaga independen masyarakat, ada hal penting yang perlu saya sampaikan kepada Pak Pengacara Lee Dongwook mengenai suatu kasus."

"Baiklah, tunggu sebentar."

Resepsionis tersebut menelpon kembali.

Setelah selesai, ia kembali berbicara. "Baiklah, anda dipersilahkan ke atas. Mohon tukarkan ID tanda pengenal anda, untuk ID masuk."

Junghyun mengeluarkan Idnya.

Begitu juga Charice.

Sesaat saat Charice ingin meminta ID masuk juga, resepsionis tersebut bereaksi. "Maaf Nona, hanya bisa satu orang saja, yang berkepentingan saja yang bisa masuk."

"Ta... Tapi saya juga..." protes Charice.

Junghyun menahan Charice."Char, dengerin Kakak. Kamu percayain aja sama Kakak, kamu tunggu disini aja!"

"Kakak yakin?"

Junghyun memasang wajah seyakin-yakinnya.

Charice akhirnya menyanggupinya. "Aku percaya sama Kakak! Kakak pasti bisa!"

"OK Char!" Junghyun mengeluarkan kunci mobil dari saku celana belakangnya. Ia menarik tangan Charice dan membuka telapak tangannya. Ia pun meletakan kunci tersebut di tangan Charice.

"Ini, maksudnya apa Kak?" Charice tidak mengerti.

Junghyun mendekatkan bibirnya ke telinga Charice. "Kakak nggak tahu, gimana caranya kakak bakal ngambil dokumen itu. Tapi, Kakak takut harus pakai cara yang nggak seharusnya."

"Maksud kakak apa?" Charice kebingungan.

"Pokoknya Char, kamu stand by aja sama HP kamu ya! Arasso?"

Charice mengangguk tanda menurut.

**

Akhirnya tiba giliran Junghyun untuk bisa masuk ke ruagan Lee Dongwook.

Ia menaiki lift menuju ruangan Lee Dongwook sendiri.

Junghyun keluar dari lift dan melangkah menuju ruangan Lee Dongwook. Baru beberapa langkah, ia melihat seseorang yang tidak asing keluar dari ruanagn Lee Dongwook.

Ia kenal persis pria tersebut.

Dia adalah David Park. Buru-buru Junghyun bersembunyi, ia bersembunyi dibalik pintu dekat lift.

Ia teringat Charice.

Buru-buru ia menghubungi Charice.

Ia mngetik pesan katalk kepada Charice.

"Char... gawat cepat pergi dari lobi!"

"Kenapa kak?"

"Ada David disini."

"Terus dia?"

"Dia mau turun ke bawah. Cepet sembunyi!"

"Sembunyi dimana?" Dari pertanyaannya, jelas Charice sedang terkena kepanikan yang amat akut, sampai-sampai harus bertanya dimana harus bersembunyi.

"Terserah! Yang penting jangan sampai kita ketahuan."

**

Charice tak bisa berpikir jernih, ia mengakhiri percakapan katalknya dengan Junghyun.

Buru-buru ia meninggalkan lobi kantor dan lari menuju basement lewat tangga darurat, tempat mobilnya di parkir.

Dalan pikirannya. Benar, bersembunyi di dalam mobil pasti akan aman. Untung Kak Jung ninggalin kunci mobilnya ke aku.

Ia pun mencari dimana mobilnya terparkir.

Saat Charice sedang mencari-cari dimana mobil rebecca kesayangan Junghyun, mendadak Charice mengenali sebuah mobil. Mobil yang jelas-jelas tidak asing lagi.

Mobil itu adalah mobil yang sering menemani hari-harinya di masalalu, pergi dan pulang kerja. Mobil siapa lagi, jika bukan mobil David.

Charice yang tadinya sedang panik-paniknya, tiba-tiba memiliki ide nakal.

Dalam pikirannya. Gimana kalo mobilnya Pak David, bannya aku kempesin, terus aku langsung sembunyi? Pasti masih keburu, sebelum ia menuju basement.

Ia pun mencari-cari sesuatu menunduk ke bawah, berharap ada benda tajam yang bisa digunakan untuk menusuk ban mobil David.

Akhirnya ia menemukan paku berkarat.

Ia menengok kanan-kiri, memastikan tidak ada orang yang melihat, serta memastikan tidak ada CCTV di sekitarnya.

Buru-buru setelahnya, ia ke belakang mobil David, berjongkok disana. Ia menusukan paku, lalu mencabut paksa.

Buru-buru ia ke ban yang satu lagi, ia menusuknya juga dan membiarkan pakunya tertancap di ban tersebut.

Setelahnya ia berdiri, dan benar saja, ia melihat dari jauh ada seseorang mengenakan setelan suit berjalan menuju tempatnya berdiri.

Ia pun buru-buru berlari menjauhi mobil David.

**

David pun menekan alarm mobilnya, ia masuk ke dalam mobilnya.

Saat baru akan menjalankannya, ia merasa ada yang aneh dengan bagian belakang mobilnya. Ia pun keluar dari mobilnya dan mengecek ke bawah.

Benar saja, ia mendapati jika 2 ban belakangnya dalam keadaan kempes.

David kesal, ia menendang ban mobilnya.

Ia pun berjongkok memeriksa keadaan bannya.

Ia mengamati dengan detail mana bagian bannya yang bocor.

Ia mendapati sebuah paku menancap di dekat jari-jari mobilnya.

Dalam benaknya. Kalau seandainya mobil ini terkena paku di jalan seharusnya pakunya tertancap di bagian poros luar ban bukan malah poros dalamnya.

Ia pun mengecek ban yang satu lagi, dan ia menemukan ada robekan bekas cabutan paku di bagian poros dalam ban mobilnya.

Buru-buru ia bangun dan melihat ke kanan dan kirinya yang dalam keadaan sepi.

Ia pun menelpon seseorang.

**

Junghyun sedang bernegosiasi dengan Lee Dongwook di ruangan Lee Dongwook.

"Pak, saya perlu sekali dokumen tersebut, saya mohon ijinkan saya mefotocopynya lagi."

"Maaf Detektive Jung, saya tidak bisa membiarkan anda mendapat fisik dokumen tersebut, ini hanya untuk kalangan terbatas. Saya akui jika saya tidak seharusnya memberikan anda dokumen tersebut dahulu, jadi kali ini saya tidak akan bisa memberikan anda copyan data tersebut.

Tiba-tiba seseorang menelpon HP Lee Dongwook.

"Detektif Jung, maaf saya potong sebentar!"

Dongwook mengangkat teleponnya. "Yoboseyo!"

"Pak Lee, siapa tamu yang anda temui sekarang ini?"

"Detektif Kim Junghyun, Pak David. Apa ada masalah?"

"Apa dia sendiri disana?"

"Ia, benar ia sendiri karena saya tidak mengizinkannya membawa orang kesini."

"Baik Pak!"

Junghyun ternyata sedikit meguping pembicaraan Dongwook. Ia mendengar kata-kata David dalam percakapannya, ia pun bergegas menelpon seseorang. "Pak saya ijin menelpon teman saya."

"Oh, silahkan!"

David menelpon Charice. Charice tak kunjung mengagkat teleponnya, hingga nada terakhir, barulah akhirnya Charice mengangkat.

"Halo, Kak kenapa?"

"Kamu dimana Char?"

"Basement."

"Masih di basement?"

"Yaudah, mending kamu cepet pergi dari sana Char!"

"Kenapa Kak emangnya? Kakak gimana nanti?"

"Gawat, tadi Pak David nelpon Pak Lee dan nanyain siapa yang lagi dengannya."

"Terus?"

"Yaudah pokoknya jangan pikirin kakak, sekarang cepet kabur!"

Charice panik. "I... iya kak!"

**

Charice sedang dalam keadaan panik lagi. Ia pun menstarter rebecca. Sekali, tidak mau, dua kali tetap tidak mau nyala.

Dalam pikiran Charice. Rebecca ayo dong nurut, please jangan mogok sekarang, please selametin aku.

Charice menyetarter untuk kesekian kalinya, sampai akhirnya Rebecca pun berhasil menyala.

"Makasih Rebecca!"

Charice bergegas mengemudikan mobil Junghyun menuju keluar gedung. Ia mengebut, namun tiba-tiba seseorang berhenti tepat di depan Rebecca.

Charice mengerem mendadak, takut menabrak.

CHIIIITTTT....

Bunyi rem.

Yang ditakutkan Charice terjadi juga. David ternyata yang mencegatnya.

Begitu Charice berhenti, David mendekati Rebecca.

Charice buru-buru menyetarter kembali mobil yang berhenti itu.

David megetok-ngetok jendela mobil Junghyun berulang-ulang. "Keluar Char!"

Sayangnya Rebecca kali ini tak bisa distarter dan tidak mau hidup sama sekali.

"CHAR! Itu mobil kamu mogok, percuma kamu di dalam! Ayo Char, buka!"

Charice panik dan bingung. Ia ingin menelpon Junghyun tapi takut juga. Melihat wajah David, Charice ketakutan.

"Char, tadi kamu hampir nabrak saya... ayo keluar! Char, saya tahu, yang ngempesin ban mobil saya kamu juga kan?! Tanggung jawab Char, keluar kamu!"

Charice tahu jika ia yang salah telah menegempesin ban mobil David.

Charice pun membuka kunci mobilnya.

Begitu Charice membuka kunci mobil, David langsung membukanya dan menarik Charice keluar.

David menutup pintu mobil dan menyandarkan Charice di pintu mobil. David mendorong badan Charice ke dalam pelukannya.

Charice ketakutan, ia hanya memejamkan matanya dan merengek.

"Char, kamu mau tangung jawab sama mobil saya? Saya tanya kamu baik-baik!"

"Bapak punya bukti saya yang ngempesin emang?"

"Saya bisa cek CCTV siapa aja orang yang masuk basement. Semua pintu ada CCTVnya Char da yang pasti ada sidik jari kamu pasti di ban saya. Mau cek? Ayo kita ke atas, ada alatnya kok buat tes sidik jari!"

"I... Iya Pak! Saya yang ngempesin ban Bapak!"

"Yaudah tanggung jawab!"

David mendekatkan wajahnya ke wajah Charice. Charice hanya merengek ketakutan.

"Pak, jangan apa-apain saya!"

David memandangi wajah Charice. Ia menatap detail wajah Charice, ia melihat dahi Charice yang ada bekas luka goresan yang masih berbentuk koreng, terlihat jelas jika luka tersebut masih baru.

David mencium kening Charice tepat di luka goresan tersebut.

Mendadak Charice diam. Ia tak bergerak, membiarkan David mencium keningnya. Entah mengapa, kali ini kecupan David sangat hangat dan terasa berbeda. Ia merasakan jika ada yang jatuh di dahinya. Air mata David menyentuh dahi Charice. Ia sadar jika pria tersebut sedang menangis.

David dalam benaknya. Char, saya harus bagaimana? Hati saya mendadak rapuh melihatmu.

Charice ingin merangkul punggung David namun ragu-ragu. Ia hanya bisa membiarkan tangannya terbuka dan tak menyentuh David dengan tangannya.

David akhirnya melepaskan Charice.

Charice diam saja.

"Sebaiknya kamu cepat pergi dari sini!"

"Kenapa Bapak menangis?"

David mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. "Siapa yang menangis?"

"Saya baru pertama kali melihat Bapak menagis."

"Saya bilang, saya tidak menangis. Saya bilang, kamu cepat pergi, sebelum saya berubah pikiran!" bentak David.

Charice hanya memandangi wajah David. "Ba.. Baik, saya pergi!"

Charice masuk mobil dan ajaib sekali hanya sekali starter, Rebecca langsung menyala. Ia pun pergi meninggalkan David sendiri.

David keluar basement berjalan sendiri. Ia hanya bisa menahan segala emosinya yang sedang carut-marut dalam hatinya.

**


SUY NGHĨ CỦA NGƯỜI SÁNG TẠO
HYEONA HYEONA

Sepertinya ini bakal jadi chapter dengan cerita terpanjang deh!!! Mau disingkat, tapi nanti aneh kalo kepotong...

Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C40
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập