Satu jam lebih dari sejak Diandra mengambil kunci ruang bawah tanah, dia belum juga kembali.Pak Ali mulai cemas,lagi pula ini sudah saatnya makan malam.Menunggu sangat membosankan dan Pak Ali pun tidak ingin mengambil resiko jika sesuatu yang buruk terjadi pada Diandra.
Setelah hampir dua jam pak Ali sudah tidak bisa menahan diri,dia memutuskan menyusul Diandra ke ruang bawah tanah meski Diandra sudah melarangnya.Baru beberapa langkah pak Ali menuruni anak tangga,dia terkejut melihat sosok mungil Diandra tergeletak tak berdaya,dengan cepat pak Ali mempercepat langkahnya.Tiba didekat Diandra dia langsung terkejut,tangannya menyentuh sesuatu yang basah dan hangat saat dia mencoba membalikan wajah Diandra dan menyibakan rambut yg menutupi wajah gadis itu."Arrrgghhh darah....,mba Rara bangun jangan bikin bapa takut mba....,jangan terulang lagi...." Pak Ali terus memekik,dia sangat khawatir dan terus mengguncang guncangkan tubuh Diandra.Namu...n,gadis itu tidak juga sadar.Pak Ali meraih tubuh Diandra menggendongnya,lalu membawa Diandra kerumah sakit.
-Dirumah sakit-
Malam itu dokter Evan terpaksa harus kerumah sakit,dokter Burhan memintanya secara khusus untuk dagang menemui salah satu koleganya.Dokter Evan sudah cukup terlambat malam itu,dia sangat terburu buru hingga menyerobot ranjang dorong pasien yang masuk bersamaan dengannya.Evan sempat melirik sosok mungil yang terbaring diranjang tersebut,dia tidak cukup jelas melihat wajahnya,namun sudah pasti dia adalah seorang gadis muda.Evan sempat melihat pipi bagian samping yang putih pucat,rambut bergelombang yang jatuh tergerai dipunggungnya.Evan seperti mengenal sosok itu namun dia tidak yakin,dan karena terburu buru dia langsung menuju kelantai dua.
Setibanya diruangan dokter Burhan Evan mengetuk pintu sesaat kemudian mendorongnya,dokter Burhan mempersilahkannya masuk.Di hadapan om nya duduk seorang gadis yang hampir seumurannya,gadis itu cukup cantik,memiliki mata kecil yang bulat dan hitam,bibirnya yang tipis dipoles dengan lipstik warna peach.Dari penampilannya terlihat jelas dia juga adalah seorang dokter.Disisi gadis itu juga duduk seorang dokter paruh baya seumuran dengan om Burhan dia langsung menyapa Evan dengan hangat sambil mendorong kursi kosong dan mengisyaratkan Evan untuk duduk.
Dia adalah dokter vincent salah satu kolega sekaligus sahabat om Burhan,dia bukan dokter kulit maupun kecantikan,dia adalah dokter umum dan kebetulan sedang tugas jaga malam ini.
"Evan kenalkan ini celine putri om yang pernah om ceritakan dulu".
Evan melirik celine sebentar,menatapnya tanpa ekpresi dan mengalihkan pandangannya ke arah om Burhan.Celine sempat menyunggingkan senyum manis namun Evan sudah berpaling bahkan sebelum senyum itu sempat merekah.
Di unit Gawat Darurat
Dokter mulai menangani Diandra,dia masih belum sadarkan diri,secara fisik dia cukup sehat,kemungkinan terbesar dia dalam situasi seperti ini adalah tekanan psikologis.Dokter mulai bertanya pada Pak Ali mengenai kondisi kejiwaan Diandra,namun dia tidak memiliki satupun jenis penyakit mental.
Setelah dua jam berlalu Diandra sadarkan diri,namun wajahnya sangat pucat seputih kapas,bibir merah rubynya sedikit membiru.Pak Ali dengan penuh perhatian mendekat dan bertanya apa yang Diandra butuhkan.Gadis itu hanya menggeleng pelan,pak Ali mencoba menawarkan banyak hal,tapi gadis itu terus menggeleng,saat pak Ali menawarkan wedang jahe barulah Diandra mengangguk.
Dengan bersemagat pak Ali bergegas meninggalkan Diandra untuk mencari pesanan gadis itu,dia tergesa gesa hingga tak menyadari menabrak seseorang.Tanpa melihat siapa yang ditabraknya pak Ali lekas meminta maaf,namun saat mendongak dia makin terkejut melihat siapa sosok yang dia tabrak."Ehmmm dokter Evan?"
"Bapak....?" Evan mencoba mengingat ngingat," ya saya asisten non rara".Evan mulai menebak ya sekilas gadis diranjang dorong itu,wajah Evan langsung panik dan berlari menuju unit gawat darurat,namun dia kecewa tidak mendapati Diandra disana.Evan berusaha mencari di kamar mana Diandra dirawat,namun hasilnya nihil.
Jelas Evan tidak akan menemukan Diandra karena dia mencarinya atas nama rara.