Mendengar pertanyaan adiknya, hati Nayla tersentuh, dia terharu dengan niat baik adiknya, Allah akhirnya membuka hati Nana.
Dengan tersenyum Nayla mengeluarkan satu helai tudung yang selalu dia bawa sebagai jilbab pengganti saat yang dia pakai mulai kotor.
Setelah itu Nayla mengikat rambut Nana dan langsung memasangkan jilbab di kepala Nana. Warna fanta dari jilbab itu membuat wajah Nana tampak berseri.
"Allah itu maha baik, dia tidak perduli sebesar kesalahan hambanya, asal hambanya mau bertaubat, maka dia tetap akan merangkulnya dan mensucikan dirinya. Jilbab memang tidak bisa jadi ukuran baik atau buruk nya orang itu, tapi jilbab adalah simbol identitas kita sebagai wanita yang di junjung tinggi kehormatannya, dan tidak sembarang mata bisa menikmati keindahannya. Dengan jilbab kita bisa merasa malu bila berbuat buruk."
"Jilbab itu menutup dada bukan diatas dada." lanjut Nayla seraya menurunkan jilbab Nana kebawah dadanya.