Seorang gadis keluar dari mobil terios silver dengan mengenakan celana hareem coklat dipadu kemeja biru muda dengan hiasan tedybear coklat, bersepatu hight heels warna coklat, ia membawa tas jinjing D&G dengan warna senada dengan kemejanya, dengan senyum ramah ia memberi salam pada seorang pria muda yang mengantarnya.
" Sayang.... makasih ya, ntar sore jangan lupa jemput jam 3 ok!".
" Ok...., bye sayang" Balas pria itu.
Vita kembali berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya, setelah mobil Dimas menghilang.
Sampai didepan sebuah taman kecil seorang gadis memanggilnya sambil berlari.
"Vita....tunggu" Caca berlari mengejar Vita.
Vita hanya yang melihat sosok teman dari masa lalunya hanya diam terpaku, antara kaget dan kurang suka.
"Ini beneran kamu kan Vit?" Caca bertanya dengan penuh semangat, rona bahagia tampak dari wajah cantiknya " Aku ga salah lihat kan, ini beneran kamu Vit?" Caca memeluk erat tubuh Vita.
Untuk sesaat mereka berpelukan, dan hanyut dalam suasana melepas kangen, dengan menyembunyikan perasaan yang sebenarnya dihati mereka.
Vita merasa kurang bahagia bertemu dengan sahabatnya dulu, membuat ia teringat dengan kejadian buruk dimasa lalu dengan matan kekasihnya Edwin yang harus kandas, Cacalah yang saat itu membantunya mengetahui siapa Edwin yang sebenarnya, laki-laki yang ia cintai ternyata hanya mempermainkan dirinya, walaupun ia telah melakukan semua yang Edwin inginkan darinya, semua ia lakukan karena cinta namun disaat semua sedang indah-indahnya Caca datang bersama sebuah bukti bahwa ia hanya dijadikan bahan taruhan oleh Edwin dan teman-temannya.
Sementara Caca merasa sangat senang, ia merasa pertemuan ini bisa ia jadikan alat menghancurkan hubungan Edwin dan Bila, ia yakin bahwa kejadian tiga tahun lalu akan dengan mudah terulang lagi dengan bantuan Vita.
" Vit....kamu kuliah disini juga?"
"Ya Ca...aku ambil jurusan Ekonomi bisnis, kamu?"
" Sama Vit aku juga, kalu aku ambil jurusan Teknik Informatika satu jurusan sama Edwin, dia juga kuliah disini" Dengan bahagia Caca menjelaskan.
Mendengar nama itu disebut wajah Vita berubah muram, ia teringat beberapa hari yang lalu ia bertemu dengan Edwin, ia bernapas panjang sebelum mengatakan sesuatu.
" Dunia ini emang sempit ya Ca, setelah bertahun-tahun aku harus ketemu kamu lagi".
" Kamu masih marah dengan kejadian waktu itu? Vit...dulu pas kamu menghilang sebenarnya aku mau jelasin sesuatu ke kamu" Caca berkata dengan tulus.
" Udahlah Ca ini semua uadah ga penting, ini semua masa lalu yang harus dikubur"
"Ga Vit....aku ngerasa bersalah banget, waktu itu apa yang aku katakan memang bener kalau Edwin memang menjadikanmu sebagai....." Caca berlagak tidak tega melanjutkan kata-katanya.
"Sebagai taruhan" Vita menyela
" Bener Vit..., tapi setelah itu aku tahu ternyata dia bener-bener cinta sama kamu, buktinya malam malam itu dia tidak melakukan sesuatu yang menghancurkan kamu kan? itu kenyataan Vit bahwa dia sangat mencintai kamu," Caca berkata dengan lembut, namun dibalik kelembutannya sesungguhnya ia sedang mengorek sebuah luka bagi Vita.
" Ca....kamu juga tahu kejadian malam itu?" raut wajah Vita semakin kelam mengingat kejadian memalukan, kegelisahan terlihat dari raut mukanya yang pucat.
" Vit.... aku tuh sahabatan sama Edwin dari kami kecil, aku tahu semua tentang dia, dan juga sebaliknya, tapi kamu tenang aja Vit aku bisa kok jaga rahasia" Caca menenangkan Vita lalu mengajaknya duduk ditaman dan memilih tempat duduk yang lumayan jauh dari orang-orang disekitar itu.
" Ca..... itu artinya kamu tahu kalau aku dan Edwin...." Tiba-tiba Vita menangis di pundak Caca.
" Aku tahu Vit.... tapi untungnya ga terjadi apa-apa kan?" dengan penuh kasih sayang Caca memeluk Vita, dengan melihat luka lama Vita yang mulai mengaga membuat Caca tersenyum licik.
Vita mengingat kejadian saat ia berulang tahun, tepatnya dua minggu sebelum ulang tahun Edwin, mereka sama-sama merayakan ulang tahun yang ke-17, waktu itu mereka sudah menjalin hubungan selama dua bulan.
Dua hari setelah hari ulang tahunnya, ia mengajak teman-temannya untuk berpesta dirumah..., kebetulan rumahnya sedang kosong orang tuanya sedang pergi dalam rangka perjalanan bisnis.
Jam menunjukan pukul 19.30 mereka sedang menari dan menikmati hidangan yang Vita sediakan, sesaat kemudian Vita berpamitan untuk mengambil sesuatu sebagai kejutan, ia pergi ke dapur.
Disaat Vita pergi ke dapur Edwin dan teman-temannya bercanda, namun dalam candaan mereka ada kata-kata yang membuat Vita naik pitam, dan waktu itu Caca yang memang sedang mencari celah diantara Edwin dan.Vita menggunakannya untuk mewujudkan angannya, dengan merekam percakapan tersebut.
" Win...gila lo setelah berjuang dua bulan akhirnya lo bisa naklukin Vita, cewek pendiam gitu". kata Aldi.
" Dari awal gua udah bilang.... siapa sih cewek yang ga bisa gua dapetin" Edwin mengucapkannya dengan penuh kesombongan.
" Tapi...belum.cukup bro...., kalau lo belum bisa bikin Vita mau buka baju didepan lo, elo belum menang" sahut salah seorang temannya.
" Parah kalian....masak harus gitu, awalnya ga ada gitu-gituan" Edwin berusaha menolak.
" Cemen lo Win..., inget Win separuh uang jajan kita biat lo, kalau lo bisa ngelakuin itu"
"Ga..., gua ga mau"
"Cemen lo" ledek semua temannya.
Edwin yang tersudut akhirnya menyetujui permintaan teman-temannya " buka baju doang ya"
"Terserah lo....itu tantangan kita, selanjutnya terserah anda....hahahaha..."
Ketika tawa mereka semakin riyuh Vita datang membawa satu nampan berisi bebek bakar berukuran jumbo, setelah Vita meletakannya mereka segera menyerbu.
Ditengah lahapnya menikmati hidangan itu, tiba-tiba Aldi menumpahkan minuman dikemeja Edwin.
" Sorry Win sengaja" Ledek Aldi sambil mengedipkan mata dan menyenggol tangan Edwin sebagai kode.
Edwin mengerti maksut Aldi dan ia segera mendekati Vita untuk meminta ijin membersihkan baju atau menggantinya dengan meminjam kaus atau yang lain.
Vita berpamitan pada teman-temannya untuk mengantar Edwin mengganti baju, ia menyuruh Edwin ke kamarnya yang berada dilantai atas, setelah mereka masuk Vita mencarikan Edwin kaos yang cukup besar miliknya untuk dikebakan Edwin.
Ketika Vita mencarikan kaus dialmarinya tiba-tiba dari belakang Edwin memeluknya dalam keadaan bertelanjang dada, jantung Edwin yang berdebar kencang sangan terasa, dalam keadaan kaget Vita mencoba melepaskan, namun Edwin memeluknya semakin erat.
Setelah itu ia mulai pasrah dan menerima pelukan Edwin, yang saat itu mulai mencium pipinya sambil berbisik " Vita I love you"
Vita menoleh lalu membalikan badannya, mereka berdua kemudian saling menatap, tanpa melepaskan pelukannya justru saat itu Vita juga mulai melingkarkan tangannya pada leher Edwin sambil membalas pernyataan cinta Edwin " I love you too "
Mendengar jawaban Vita tanpa aba-aba Edwin langsung kembali mencium pipi Vita dan Vitapun membalasnya, bahkan lebih jauh kini mereka mulai berani mengecup bibir kekasihnya walaupun hanya kecupan kecil karena itu adalah pertama kali bagi mereka melakukan hal tersebut.
Setelah kecupan sayang yang hanya sekejap itu mereka terdiam antara malu namun ada gejolak yang membakar dalam diri mereka yang seolah menginginkan lebih dari itu.
Maaf....lama ga Up, maaf juga ya kalau pada bab ini dan bab berikutnya ada adegan yang agak tabu.
?????