Sementara itu di halaman samping Villa, Keempat lelaki itu sedang mengerjai Faeza sampai menangis dengan menyediakan pisau di meja yang sudah disiapkan kepala pelayan dan arang yang diletakkan di dalam blek.
"Papa ...Eza tidak mau di bakar! Paman David dan Paman Alvin jahat!" Ucap Faeza seraya sesegukan di pelukan Maheza.
"Ha ha ha ... Permen manis Papa kan pintar, masak percaya dengan ucapan paman David dan Alvin? Mereka itu cuman bercanda sayang saking senangnya sama kamu. Jadi, tidak mungkinlah mereka mau membakar kamu." Ucap Maheza seraya menepuk-nepuk punggung Faeza.
"Tapi, di meja ada pisau dan ada asap. Bukankah itu artinya paman mau memotong Eza lalu membakar Eza kemudian." Sahut Eza lagi sambil menangis, bibir mungilnya begitu lucu dan menggemaskan.