Ana pun ikut tersenyum dan tidak merasa cemburu karena dia tau kalau Ibu nya juga menganggap Shasa seperti anak kandung sendiri.
'Alhamdulillah Ya Allah! Atas Izinmu, adikku akhirnya terbebas dari penjara. Aku mohon bukalah pintu hati nya untuk menerimaku sebagai kakak nya!'. Batin Ana sambil menatap Shasa dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Apakah di dalam sulit buatmu Nak?" tanya tuan Hadi pada anak gadis semata wayang nya itu.
"Shasa rasa nya mau mati berada di dalam sana Ayah. Dan terimaksih karena Ayah sudah rela membayar pengacara mahal demi membebaskan Shasa. Tapi, bagaimana Ayah bisa meminta pengacara kelas dunia itu hanya untuk menangani kasusku?" Kata Shasa dengan ekspresi bersyukur.
"Sudah tentu Ayah tidak mungkin mampu membawa pengacara sekelas Anjazz Hamid, kecuali kakak iparmu. Dia juga yang membantu menyelematkan perusahaan Ayah yang hampir bangkrut" jelas Tuan Hadi sambil menatap Alvin dan Ana.