william
seminggu sejak resepsi pernikahan kami, aku menerima tugas luar kota walaupun mama protes." kalian baru seminggu menikah bagaimana bisa kau meninggalkan istrimu?" protes mama." mama kan tau pekerjaanku memang seperti ini,lagian aku ngajak bibi june untuk tinggal bersama kami untuk menemani nya kalau aku tidak di rumah" jawabku." seharusnya kalian itu bulan madu" tegas mama. " bulan madu bisa nanti nanti kalau jadwalku uda longgar. mama tau jadwal ku sudah padat enam bulan kedepan"."kau ini susah sekali dibilangin kalau sudah urusan kerja" sungut mama menyerah.
sebenarnya aku benci melihat senyum katia, bisa bisanya dia rela jadi jaminan asal bisa hidup nyaman.dia pikir aku bakal memeluknya balik." sudah, aku pergi dulu nanti ketinggalan pesawat" kataku melepaskan pelukan nya.-sebenarnya aku hanya dua hari tugas luar kota tapi aku bilang empat hari-.
dua hari setelah pulang dari luar kota aku tidur di kamar kecil di kantorku.saat tidur di kantor, malam harinya aku bertemu teman temanku di bar atau tempat hiburan lain. teman temanku sering bertanya kenapa aku tidak pernah mengajak istriku.dan hanya kujawab dia tidak suka ketempat hiburan malam.
" william, mama sudah di lobi rumah sakit" kata mama dari telpon." mama tunggu disitu biar aku jemput" kataku meninggalkan ruang tunggu operasi menuju lobi rumah sakit.
mama langsung menghambur memelukku ketika aku tiba di lobi.tangisnya pecah di dadaku." bagaimana keadaan katia?" tanya mama." katia masih di ruang operasi, bayiku berada di nicu, dokter melakukan cesar." jawabku.aku membawa mama ke ruang tunggu .
hampir tiga jam katia berada di ruang operasi saat dokter keluar dan memberi kabar operasi paru parunya berhasil."pasien mengalami pendarahan otak, kami akan melakukan operasi lagi besok melihat kondisi pasien yang tidak memungkinkan melanjutkan operasi.saat ini pasien masih dalam keadaan koma. setelah kami memindahkan ke icu kalian bisa menjenguknya.satu lagi maaf tapi kami harus mengatakan ini, berdoa dan bersiap siap untuk hal yang terburuk." jelas dokter
" bagaimana kau bisa mengenal katia?" tanya mama ke mira."dua setengah bulan lalu aku menemukannya dalam keadaan bingung di depan restauran tempat aku bekerja, saat itu hampir jam tiga pagi.aku heran apa yang dilakukan wanita hamil pagi pagi buta diluar". jawab mira membuatku mau tak mau mendengarkan pembicaraa mereka.papa menemani ayah katia yang tiba belakangan ke kafetaria karena aku tak bisa menahan emosiku melihatnya." saat aku menghampirinya pandangannya kosong. setelah dia bisa diajak bicara aku mengajaknya masuk kerestoran." suaranya mulai bergetar mungkin dia merasa sedih mengingat malam dia menemukan katia.seandainya mira ikut membenciku aku bisa mengerti, aku sendiri membenci diriku sendiri.
" dia tiba tiba mintak makan" ujar mira sedikit tertawa." katanya bayinya kelaparan seharian tidak makan".kenang mira sambil menghapus air matanya." aku mengajaknya pulang ke rumah kontrakanku karena dia tidak punya tujuan. sejak itu kami tinggal bersama.kalau mau istirahat bisa ikut pulang denganku , bibi bisa tidur di kamar katia" ."dia juga bekerja di restaurant tempat ku bekerja.hari ini hari libur kami, kami baru saja pulang dari memeriksa kandungannya dan katia ingin minum citrus peach tea.aku menyuruhnya menunggu di mobil karena kakinya pegal akibat terlalu lama berdiri saat bekerja".
" bekerja? kau bilang katia bekerja di restauran tempat mu bekerja". tanya mama. " iya, dia bekerja setelah uang hasil penjualan ponselnya habis terpakai". jawab mira. itu rupanya kenapa hpnya tidak bisa dilacak, dia menjualnya untuk bertahan hidup."apa pekerjaannya di restauran?".tanyaku tak tahan terus diam membuat mama dan mira menoleh ke arahku." seminggu dia sebagai pelayan sepertiku, tetapi dia mudah lelah karena mondar mandir,dan pemilik restauran ingin memberhentikannya karena kasian tapi katia memohon untuk tetap bekerja, akhirnya katia bekerja di dapur membantu koki. entah kenapa kemaren malam dia muntah muntah. dia punya kartu kredit tapi enggan menggunakannya" kata mira. karena dia tidak ingin kutemukan. jawabku dalam hati.
akhirnya mama ikut pulang ke rumah kontrakan mira dan katia setelah menjenguk katia di icu.aku tetap tinggal di rumah sakit menunggu di depan ruang icu katia. dokter hanya mengijinkan kami masuk sebentar. aku tidak dapat membendung air mataku melihat kondisi katia. dia memangkas pendek rambut panjangnya, wajahnya memar dan luka luka mungkin terkena pecahan kaca.tubuhnya terlihat kurus dari terakhir aku melihatnya.putri dan istriku hidupnya bergantung pada alat alat rumah sakit
suara langkah seseorang berlari membuatku terjaga dari tidurku.dokter dan suster lari memasuki ruangan katia membuat adrenalinku menungkik tinggi." apa yang terjadi? " tanyaku panik pada suster." maaf bapak tolong tunggu di luar area " kata suster menyuruhku keluar ruang tunggu icu." ada apa dengan istriku?" desakku." tolong pak bekerja samalah , biar dokter leluasa dan tenang menangani pasien". bujuk suster. setengah jam kemudian rombongan dokter dan suster keluar dari ruang icu."pasien mengalami serangan jantung". jelas dokter." kami akan melakukan pengecekan sebelum operasi besok".rasanya ingin berteriak melampiaskan rasa sesak di dadaku.tuhan tolong selamatkan istri dan putriku.
aku terpaku melihat ayah mertuaku berada di dalam nicu menjenguk bayiku. apa yang dilakukannya. aku mencari cari suster jaga untuk memintanya mengusir ayah dari ruang nicu." william" tegur papa membuatku menoleh ke arah papa yang tanpa kusadari duduk di kursi tunggu." biarkan thomas melihat cucunya. dia sudah cukup merasa bersalah. biar bagaimanapun katia dan bayimu tetap keluarganya. jangan lagi menghukumnya." nasehat papa." aku tidak tau caranya pa, setiap melihatnya rasa amarahku langsung muncul begitu saja". jelasku." aku tau aku sama bersalahnya dengan ayah".kataku duduk disamping papa."bukan hanya kalian berdua yang bersalah , papa dan mama juga bersalah." ujar papa." bagaimana putriku? apa dia mirip mamanya?" tanyaku menatap jendela kaca yang memisahkanku dan bayiku."tidak" geleng papa. " she look like you,her hair, chin, lip. just her nose mirip katia". " matanya belum terbuka jadi belum tahu mata siapa yang di warisinya."lanjut papa. " i wish she got her mother eye. brown." harapku tersenyum.entah sejak kapan aku menyukai mata coklat katia yang ekspresif." kau seharusnya melihat putrimu" ujar ayah menunjuk bayiku dengan dagunya." aku akan melihatnya jika katia sudah bisa di temani, aku ingin membagi kebahagian melihat bayiku denganya." jawabku." aku tidak bisa melihat putriku sementara katia yang mengandungnya belum bisa melihatnya." tetapi putrimu membutuhkan kehadiran mu" tukas ayah." jenguk dia, katakan padanya you and her mom love her. she need it".
" i dont know dad." kataku sambil mengapus air mataku.
satu jam kemudian aku kembali keruang tunggu katia, meninggalkan papa dan ayah di nicu.jam menunjukkan sudah jam 5 pagi." sebaiknya anda pulang dan istirahat pak, sebentar lagi dokter akan mencek kondisi pasien dan melakukan operasi untuk pendarahan di otaknya." saran dokter." tidak sus, aku akan menunggu istriku. aku tidak mau meninggalkannya lagi" balasku membuatnya tersenyum simpati padaku.
aku heran mendapati bibi june tanpa katia di acara jamuan makan mama, biasanya dia selalu ada di setiap acara mama. apa dia sudah mulai bosan berpura pura."mana katia bibi june?" tanyaku menghampiri bibi june yang sibuk menyiapkan makanan."oh .., kau mengejutkanku" ucap bibi june memegangi dadanya." katia tidak enak badan, kepalanya pusing" ujar nya memjawab pertanyaanku." sebaiknya kalian pulang saja, kasian katia sendirian" saran mama yang baru datang ke dapur dan mendengar pembicaraanku dan bibi june.akhirnya aku dan bibi june pulang karena paksaan mama.
suasana terlihat hening, semua lampu ruangan masih menyalah. seharusnya jam segini katia sudah memadamkan beberapa lampu.apa mungkin dia masih tertidur. aku bergegas menuju kamar, perasaanku mulai tidak enak mendapati ranjang kosong." katia" panggilku sambil melangkah masuk menuju closet. kemana dia?. tanyaku dalam hati mendapati closet juga kosong.saat aku memasuki kamar mandi tubuhku membeku melihat katia terbujur dilantai kamar mandi tak sadarkan diri." bibi june" teriakku.
" ya tuhan katia" pekik bibi june melihat katia.