Saat itulah Mu Yuchen baru sadar kalau warna hitam pekat yang tersembunyi di bawah jaket hitamnya benar-benar basah oleh darah dan dia terlihat seperti keilangan banyak darah. Luka di bahu kirinya sangat dalam dan masih mengalirkan darah segar.
Tatapan Mu Yuchen langsung menjadi gelap. Campuran emosi muncul di matanya. Ada kesuraman, perasaan kehilangan, dan sedikit simpati. Lalu, Mu Yuchen menarik Xi Xiaye ke dalam pelukannya dan mengangkatnya.
"Tuan! Ada apa dengan Direktur Xi? Bagaimana bisa dia terluka?"
Pada saat itu, Ah Mo merasa ada yang aneh, jadi dia mundur dan menyaksikan Xi Xiaye pingsan di pelukan Mu Yuchen. Terperanjat kaget, melihat Xi Xiaye lebih pucat dari sebelumnya.
Mu Yuchen mengangkat Xi Xiaye dan berjalan ke mobil di depan. Suaranya yang dalam jelas diwarnai dengan sedikit kesulitan. "Ayo kita segera pergi ke Rumah Sakit T, dan cari tahu juga apa yang terjadi malam ini."
Ah Mo sambil berlari untuk membuka pintu mobil dan dia dengan tergesa-gesa menjawab, "Ya, Tuan!"
...
Mobil melaju sangat cepat, melaju sampai ke Rumah Sakit T.
"Tuan, apakah kita harus memanggil Li Si dan mengabari Orang Tua Xi?"
Di kursi pengemudi, Ah Mo dengan hati-hati menatap tuannya di kursi belakang melalui kaca spion. Ketika dia melihat Mu Yuchen tampak sedikit termenung, dia segera menyesal menanyakan hal itu.
Mu Yuchen memegangi luka Xi Xiaye dengan satu tangan sementara dia dengan perlahan mengambil selimut dari samping tempat duduknya untuk menutupi Xiaye, dia berkata dengan tenang, "Tidak perlu, hanya cari tau apa yang terjadi malam ini saja."
"Baik Tuan!"
...
Di sebuah Kamar Suite di Rumah Sakit T.
"Mengapa lukanya begitu dalam? Saya khawatir ini akan meninggalkan bekas luka. Sesungguhnya, ada obat yang dapat membuat seseorang kehilangan kesadarannya untuk sementara. Obat bius semacam itu juga biasa dikenal sebagai obat penenang. Apa yang terjadi sebenarnya dengan kalian? "
Dokter setengah baya berdiri di depan ranjang sakit dengan jas putihnya dan mempelajari catatan medis sambil menjelaskan efek obat Xiaye kepada Mu Yuchen.
Obat penenang?
Mu Yuchen langsung mengerutkan kening dan tatapan dingin muncul di matanya. Mu Yuchen menatap Ah Mo, lalu Ah Mo mengangguk dengan sangat hati-hati.
Xiaye mungkin mengalami insiden di West Park sebelumnya.
Namun, mengingat cara Direktur Xi yang terdiam dan linglung, dia pasti telah mengalami sebuah perseteruan. Ketika dia melihat tatapan rumit Mu Yuchen, Ah Mo tidak berani bertanya lebih jauh.
Mu Yuchen menoleh untuk melihat Xi Xiaye yang kulitnya seputih seprei di ranjang terlihat sakit. Mu Yuchen melihat alisnya berkerut hampir menyerupai sebuah simpul, dia kemudian bertanya dengan nada rendah, "Bagaimana dia sekarang?"
"Bilah itu menancap di pundaknya. Aku khawatir itu tidak akan sembuh dengan cepat. Sedangkan untuk obat bius itu, jangan khawatir. Dia akan baik-baik saja setelah dia bangun. Lukanya sudah ditangani dan diperban. Setelah ini, dia hanya perlu mengganti perbannya tepat waktu dan berhati-hati untuk tidak membiarkan lukanya terkena air, maka lukanya akan baik-baik saja. Namun, untuk tujuan keamanan, saya sarankan dia tinggal di rumah sakit selama satu atau dua hari. Tunggu sampai lukanya stabil sebelum dia keluar. "
Dokter itu dapat melihat bahwa orang yang berdiri hadapannya bukan orang biasa, jadi dokter itu juga mulai berbicara dengan lebih berhati-hati.
Mu Yuchen mengangguk saat tatapannya perlahan menjauh dari Xi Xiaye.
"Kalian pergilah dan selesaikan prosedur administrasi untuk rawat inap terlebih dahulu. Tebus obat dari apotek, dan saat dia bangun, segera berikan dia obat itu." ucap sang Dokter sambil menyerahkan daftar resep kepada Mu Yuchen. Ketika Ah Mo melihatnya, dia dengan cepat mengambilnya. "Serahkan saja padaku, dokter. Kira-kira kapan Direktur Xi bisa akan siuman?"
"Dia akan tersadar sedikit lagi. Sepertinya nona ini terlalu lelah bekerja. Bahkan, dia memiliki sedikit masalah lambung. Tubuhnya dalam kondisi yang buruk dan jika dia masih tidak beristirahat dan mengurus dirinya sendiri seperti ini, cepat atau lambat dia akan jatuh sakit. Huh, kalian anak muda benar-benar habis-habisan dengan pekerjaan. Ketika kalian bertambah tua, kalian akan menderita!"
Dokter menghela nafas dan mengerutkan kening pada Xi Xiaye di tempat tidur. Kemudian, dia berbalik ke tabung infus di samping. Ketika dia melihat Mu Yuchen bertahan di sana, dokter itu langsung berkata lagi, "Kau sebaiknya tidak menganggap ini sebagai hal remeh. Dia istrimu, kan? Dia tidak bisa terus seperti ini dalam jangka panjang. Dia sudah sangat kurus! "
"Dokter, Direktur Xi ..."
Ah Mo ingin menjelaskan, namun dia tidak berharap tuannya Mu Yuchen langsung menjawab, "Aku akan lebih sadar akan hal itu dan akan memperhatikan keadaannya"
Dokter mengangguk, menenangkan. "Yah, jika tidak ada yang lain, aku akan pamit pergi dulu. Jika butuh sesuatu, cukup tekan bel. Saat dia terbangun, sebaiknya kalian siapkan bubur yang lembut untuk dia makannya terlebih dulu. Obat penenang itu cukup kuat dan dia mungkin akan pusing sebentar ketika bangun nanti, tapi itu tidak masalah. "
Dokter kemudian keluar ruangan setelah menyampaikan nasehatnya.
Ah Mo melirik Xi Xiaye di ranjang yang sakit dan berkata, "Tuan, aku akan menyelesaikan prosedur administrasi untuk rawat inap kalau begitu!"
Mu Yuchen tidak menanggapi. Tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, Ah Mo diam-diam pergi.
Langit sudah gelap di luar dan pencahayaan di ruangan itu redup juga. Cahaya kuning pucat dari kepala ranjang bersinar ke wajahnya dan tampak agak kabur. Xi Xiaye tidak tidur dengan tenang karena alisnya mengkerut. Mu Yuchen melihat tangan di sampingnya yang terus mengepal. Pergelangan tangannya yang indah dan kurus menegang seperti sedang berjuang dalam mimpi buruk ...
Kemudian, dia melihat bahwa di sudut matanya ada tetesan air mata besar yang mengalir di pelipisnya dan ke bantal. Segera, bantal putih itu basah kuyup.
Cukup sulit untuk membayangkan bahwa seseorang yang terlihat sekuat dia sebenarnya ...
Mu Yuchen terdiam beberapa saat dan hanya bisa memperhatikannya. Campuran emosi melintas di matanya. Setelah beberapa saat, dia akhirnya membungkuk sedikit untuk menyeka mata Xiaye yang basah. Mu Yuchen membantunya memperbaiki selimutnya dan memeriksa tabung infus. Ketika dia memalingkan muka, Mu Yuchen melihat Xiaye tampak menggigil kedinginan, sehingga Mu Yuchen melepaskan mantelnya dan meletakkannya di atas selimutnya.
"Tidur nyenyak. Besok ketika kau bangun, kita akan memulai awal yang baru. Kau harus percaya pada dirimu sendiri, Xi Xiaye ..."
Setelah melakukan semua hal itu, dia mematikan lampu di kepala tempat tidur dan berjalan ke jendela berbentuk lengkungan bergaya Prancis. Mengambil ponsel dari sakunya, dan menelepon seseorang.