Rune lama memikirkan bagaimana sebaiknya ia dapat membuka rahasianya kepada Rose. Angin dingin yang bertiup menyentuh pipinya sama sekali tidak dirasakannya karena pikirannya dipenuhi berbagai skenario.
Barulah saat terdengar langkah kaki Rose menuruni tangga mezzanine, Rune tergugah dari lamunannya. Ia berbalik dan melihat Rose berjalan turun menghampirinya.
"Kau cantik sekali," komentar Rune dengan senyum lebar di wajahnya. Ia melihat Rose mengenakan pakaian santai namun tetap membuatnya terlihat cantik.
"Selamat malam, meja untuk berapa orang?" tanya seorang pelayan begitu mereka memasuki brasserie.
"Dua orang," kata Rune dengan ramah.
"Baik. Silakan duduk, Tuan dan Nona."
Ia membawa mereka ke salah satu meja yang kosong. Rune menarik kursi untuk Rose lalu duduk di sampingnya. Sang pelayan pun mengulurkan menu.
"Apakah Anda mau memesan minuman dulu sambil memutuskan makanan yang ingin Anda nikmati malam ini?"