Hannah sangat mengerti kekuatiran suaminya. Siapa yang akan membantu Hannah mengurusi bayi kecil mereka nanti jika Friedrich tiada?
Gadis itu menggigit bibirnya. "Keluargaku tidak menyayangiku. Bagiku mereka sudah mati. Mereka tidak berhak menyebut diri sebagai keluargaku."
Friedrich menggeleng pelan. "Aku sama sekali tidak memiliki keluarga dan aku sudah menjadi yatim piatu sejak kecil. Karena itu, aku selalu iri kepada anak-anak yang memiliki keluarga, nanti entah karena satu dan lain hal, mereka tidak menghargai keberadaan keluarganya. Kurasa, sudah saatnya kalian bertemu dan melupakan kepahitan di masa lalu."
Ia mengusap-usap bahu istrinya dan membujuk Hannah yang keras kepala untuk melunakkan hatinya. Wajah gadis itu yang cemberut akhirnya pelan-pelan berubah menjadi cerah dan ia kemudian mengangguk enggan.