Karl akhirnya mengerti bahwa sebenarnya kakaknya juga mencintai Hannah. Tetapi, karena Friedrich adalah seorang laki-laki sejati yang tidak ingin membuat wanita menderita, ia tidak ingin mengikat Hannah kepadanya dengan menyatakan cinta sekarang, di saat umurnya sudah hampir berakhir. Ia merasa bahwa itu adalah perbuatan egois.
Sang adik menarik napas panjang. Ia mengerti apa yang dirasakan kakaknya. Dalam hati ia menangisi nasib kakaknya yang buruk, dan cinta Hannah yang seolah bertepuk sebelah tangan.
"Friedrich... apakah yang kau bilang tadi itu benar?"
Seketika kedua pemuda itu tertegun.
Keduanya sangat terkejut saat mendengar suara pintu dibuka dan Hannah bicara dengan suara serak. Dari ambang pintu kamarnya, tampak gadis cantik itu berurai air mata. Friedrich menahan napas saat melihat betapa sedihnya wajah sang putri.