Tải xuống ứng dụng
66.66% Artika family / Chapter 116: banyak

Chương 116: banyak

saat pagi aku pulang dari rumah ayah dan bunda

seperti hari biasa aku mengerjakan pekerjaan rumah

07;22

"kak bangun! kerja"

"iya syank"

langsung menjawab

"cepetan"

"iya iya"

bangkit dari tidurnya

setelah kak arta bangkit dan langsung menuju ke kamar mandi aku merapikan tempat tidur kami yang berantakan itu.

tak lupa aku mempersiapkan semua jas putih dan tas miliknya.

"pagi sayangku"

sapanya mengecup keningku

"puasa!!"

kataku kesal

"gak pake nafsu yang hhehehe"

jawabnya sambil mengambil kunci mobil

"hati hati"

"iya syank daah sampai jumpa nanty sore"

teriaknya dan masuk ke mobil

aku hanya tersenyum dan terus menatap mobilnya pergi semakin menjauh baru lah aku masuk menyambung pekerjaanku.

begitu semua pekerjaan rumah selesai, anak anak juga sudah bangun dan mandi aku menitipkan mereka pada kakek dan nenek mereka karena aku mau pergi belanja.

"sering sering gini yaaaa"

kata ayah

"hehehe bentar aja kok ayah"

kataku dan pergi

sesampainya aku di pasar aku langsung mencari bahan bahan untuk memasak SAGORPAAY

alias Sayur Gori Pake Ayam.

setelah berkeliling akhirnya aku selesai lalu pulang.

di dapur

Bahan yang di perlukan untuk memasak:

Gori (nangka muda) 1buah ukuran besar / 2 ukuran kecil

Ayam 1/2 kg di potong kecil

Sere 2 buah

Daun salam 3 lembar

Cabe merah 15 buah

Cabe rawit 25 buah

Garam ± 4 sndok (secukupnya)

Gula ± 2 sendok (secukupnya)

Santan dari 2 buah kelapa

Bawang merah 8 siung

Bawang putih 3 siung

Jahe 3 cm

Kunyit 3 cm

Lengkuas 2 cm (di gepengkan)

Merica ½ sendok

Tumbar ½ sendok

Kemiri 3-4 buah

Buah pala ½

Minyak makan

Royko ayam (kaldu)

Ajinamoto

Jeruk nipid 1 potong

"ok udah semua, terus tinggal persiapannya"

Pertama potong-potong gori kecil-kecil cacah/cincang lalu rebus gori hingga mendidih tunggu hingga gori empuk lalu cuci bersih dan tiriskan.

Potong-potong ayam ukuran kecil potong saja cincang gituu buat campuran kalau udah cuci bersih dan tiriskan juga.

habis itu Rajang bawang merah 4 buah dan bawang putih 1 buah

2 buah sere danlengkuasnya di gepengkan

jangan lupa buat cuci daun salam dan cabe rawitnya.

Haluskan bumbu (4 bawang merah, 2 bawang putih, jahe, kunyit, cabe merah, merica, tumbar, kemiri dan buah pala)

gabis itu peras santan bagi menjadi 2 bagian yaitu santan kental dan santan cair

terus siapkan 1 potong jeruk nipis

"ok semua udah tinggal di masak aja"

Pertama aku siapkan wajan lalu panaskan minyak makan, goreng bawang merah dan bawang putih yang telah di rajang setelah wangi dan kecoklatan/ matang angkat dan sisakan sedikit di wajan.

lalu masukan bumbu yg telah di haluskan aduk aduk sampai keluar minyak berikan sedikit santan aduk lagi lalu masukan sere, daun salam, lengkuas dan cabe rawit biarkan beberapa saat lalu masukan ayam kalau kering Beri sedikit santan lagi, masukan garam, masako ayam, ajinamoto secukupnya.

Biarkan sejenak hingga ayam matang dan bumbu meresap aduk-aduk sesekali

lalu masukan gorinya aduk hingga merata lalu biarkan sejenak hingga bumbu meresap

setelah masukan santan encer dan gula secukupnya.

Setelah mendidih masukan santan kental sambil terus di aduk-aduk agar santan tidak pecah

Peraskan jeruk nipis

"naah udah mendidih, mana tadi aku taro bawang gorengnya yaaa??? ini dia udah deh taburkan bawang goreng habis itu matikan apinya aduk terus sebentar, lalu sajikan semoga aja rasanya pas lagi puasa sooanya heheheh"

begitu selesai aku langsung menempatinya di dua wadah karena aku berniat untuk kasih ke bunda juga mama biar sama sama merasakan gitu

" kalau sebanyak ini mah siapa yang bakal ngabisinya??? serakus rakusnya orang mah ini sayur satu wajan siapa yang sanggup makan enek"

setelah semua urusan dapur selesai aku pergi mandi dan mengantar sayur gori yang sudah aku masak tadi ke rumah Bunda.

"bundaaa"

panggilku

"sssstt ih bising kali yaaa!! anak anak kamu tidur"

omelnya

"ups!! maaf Bun aku gak tau hehehe"

"apa!??"

"ini udah Mateng loo sayur gorinya"

"oohh iya iya taruh di meja aja"

kata bunda

saat itu aku lihat Bunda sedang melipat kain yang menggunung pantas aja dia nggak mau bergerak ternyata sedang sibuk.

aku pun pamit ke bunda mau ke rumah mamanya kak Arta dulu nganterin sedikit sayur ke sana, dengan diantar sopir akhirnya aku pun sampai ke rumah mamanya kak Arta.

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam masuk-masuk siapa"

Jawab Kitty

"maling"

kataku masuk

"hahahah iya kali maling masuk rumah orang pakai assalamualaikum"

jawabnya tertawa

"lah kamu lagi udah ngejawab salam bukan didatangi tamunya malah ditanya dari jauh siapa"

kataku mencubit pipinya

"aduh kak aku lagi mager banget senggugut heheh"

jawabnya masih malas malasan

"dasar kamu ini, ih ya mana mama"

tanyaku

"entah tidur mungkin, kenapa kak"

"ya gak ada sih tanya aja, ini kakak masak sayur gori salin gih biar kakak bawa lagi tempatnya"

"apa tuu gori"

penasaran dan membukanya

"yaa ini laah pinginnya kakak kamu"

"iihh kok bentuknya begini kak"

"jangan selepe kamu ya sama bentuknya dek tapi rasanya waaahh"

kataku sedikit lebay

"btw kak sepele bukan selepe"

"lah mulut-mulut siapa"

"ya mulut kakak kok"

"ya udah kalau gitu seterah kakak dong"

"gimana lah istri bapak dokter ini enggak bisa bicara bahasa Indonesia yang baik dan benar"

"hahahah iya lah iya, eeh eh kamu ini min comot comot"

"enak kak"

"enak si enak tapi yaa jangan main comot gitu juga lah dek, udah sana salinin pake mangkok kakak mau pulang sebentar lagi kak y pulang ini"

"iya iya bawel banget"

mengomel

tak lama setelah itu aku pun pulang mulai menyusun piring-piring di meja makan dan juga air.

setelah itu aku menjemput anak-anakku dan mengajak mereka mandi, sudah beberapa hari terakhir aku menyuruh mereka mandi sendiri karena memang mereka sudah besar juga ya kan.

"yuk pulang kita mandi"

ajakku

"iya bunda"

jawab Tika

dengan berjalan aku digandeng Tika dan Arfa sedang sibuk dengan bola barunya.

Aku duduk di depan pintu kamar mandi melihat mereka berdua mandi dan menyuruh mereka ini dan itu sampai mereka bilang.

"iya Bunda tahu, adik udah besar"

kata Tika

membuat aku tersenyum melihat kedua anakku yang sudah sampai sekarang ini.

sambil menunggu ke Arta pulang aku mengajak anak-anak untuk memberi makan hewan peliharaan kami si hewan berbulu yang sangat manja.

dengan membawa makanan kucing dan juga susu kami menuju ke belakang, Aku sengaja memberikan ruangan yang khusus untuk kucing karena entah sejak kapan aku jadi sering batuk kalau terlalu lama bermain dengan kucing.

"siapa lagi yang menelpon ini"

telepon

Arta:"halo, sayang di mana"

Tarika:"di rumah"

Arta:"kok nggak ada"

Tarika:"di belakang lagi ngasih makan mpus"

Arta:"ooh ok"

Tarika:"hhmmm"

dan tak lama kak Arta pun datang melihat wajahnya yang senyum-senyum seperti orang gila, aku yakin kalau dia sudah melihat menu makanan malam ini.

dia terus mendekatiku dan memelukku dari belakang lalu berbisik di telingaku.

"terima kasih sayang"

bisiknya

"hhmmm ya ya ya"

"hehehe"

"puasa jangan lama-lama nanti"

kataku melepas pelukannya

"iiss pelit"

katanya manyun

"emang mau capek capek puasa tapi nggak dapat pahala"

"ya gak sih yank"

"ya udah sana mandi bau tau!!"

ejekku

"Yee enak aja, gini gini masih banyak yang mau nempelin ya"

"ooohh gitu ya udah cari aja sana yang nempel-nempel lalat banyak berkeliaran kok di luar sana"

kesalku

"hehehe becanda loo Yank"

"hhmmm"

cuekku

Karta yang tahu betul aku sedang ngambek didekatinya dan dikecupnya pipiku lalu dia melarikan diri.

"dasar!!"

kataku kesal

"anak anak udahan yuk bantu bunda buat siapin bukaan yuk"

ajakku

"yyuuk"

kata mereka semangat

kamipun keluar meninggalkan si empus makan tapi langkahku terhenti sesaat lalu berbalik melihat salah satu empusku yang terlihat lebih gemuk dan buncit dari biasanya,

aku mendekat dan mencoba memegang.

"ya ampun mpus kamu hamil?? siapa yang buat"

kaget

"laaaah udah berapa bulan yaaa"

panik

"ini kucing mana yang buat bilang"

"aih gila aku malah ngomong sama kucing"

aku bangkit dan pergi mengikuti anak anakku yang sudah entah ke mana.

aku pergi ke dapur membuat minuman untuk berbuka puasa nanti.

"sayang"

"apa!!"

"ini yaa kalau di panggil mesra gaaaak pernah mau nyaut yang lembut"

mencubit pipi

"lah jadi aku harus jawab gimana da kak"

berbalik

"gimana kek yang lembut dikit"

"iya sayang ku cintaku my honey bunny sweety, gitu"

"hahahahah bisa jadi yang"

"ogah!!! alay banget"

"hahahahha"

"jangan ketawa terus bantuin aku gih"

"siap buk bos"

Jakarta pun membantu aku untuk menyerut timun Aku menyiapkan air gula dan juga harga sirup Marjan rasa melon.

aku ambil wadah dan memasukkan es batu cukup banyak dan menambahkan bahan-bahan lainnya.

"tadaaa jadi deeh timun serut campur selasih segar banget gak sih hahahaha"

tinggal beberapa detik lagi aku pun meletakkan minuman itu kemeja dan kami duduk bersama setelah mendengar suara sirine dan dilanjutkan adzan berkumandang kami pun berbuka.

"makan yang masih dulu kak, ini yaa maunya makan aja terus"

lirikku

"hehehehe udah ngiler yang"

meletakkan piring kembali

"kita kalau puasa memang kebanyakan lapar mata tapi ya dipikirkan juga dong nanti mau salat lagi nanti nggak bisa gerak loo kalau kekenyangan"

"hehehe iya iya sayang"

=======================

terimakasih yang udah baca dan komen

semoga kalian selalu suka dan dukung cerita ini ya

kalau memang ada tips-tips nanti aku bakal sering tulis deh

sekalian berbagi ya kan

😘😘😘😘😘😘😘😘


Load failed, please RETRY

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C116
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập