Tải xuống ứng dụng
27.01% Artika family / Chapter 47: pulang

Chương 47: pulang

hari ini sudah hari kelima kami berada di sini mama papa dan juga Kitty semakin hari semakin sibuk aku yang terlalu lama di sini semakin tidak nyaman bukan karena maksud apa-apa hanya aku tak ingin terlalu lama membebankan orang orang, akhirnya aku berpikir untuk segera kembali ke rumah kami.

" Kak gimana kalau kita pulang ke rumah kita"

tanyaku

"hhmm gimana yaa tar, kayanya aku di sini aja deh buat sementara"

jawabnya

" Kak bukannya aku gimana-gimana, kita di sini cukup merepotkan mereka, secara mama dan papa kamu sering sibuk begitu pula dengan Kitty, selera makan aku dan kamu agak sedikit berbeda nggak mungkin kan seterusnya semua pengurus rumah membeli makanan di luar untuk kita"

jelasku

" tapi ini rumah aku dan aku nyaman tinggal disini"

jawabnya tanpa melihat

" Ya udah deh kak terserah kamu!! aku akan tetap pulang kerumah!! kamu mau ikut atau nggak itu urusan kamu dan ke egoisan kamu tapi aku dan anak-anak akan tetap pulang"

tegasku

" tapi tar"

aku yang sudah merasa geram pun pergi meninggalkannya begitu saja segera aku mengemasi semua barang-barang sambil mengomel.

" aku cuman nggak ingin merepotkan orang lain!! dia itu taunya cuman apa sih!! aku kurang nyaman tinggal di sini, karena apa!? aku segan ada papa ada Mama gak bisa berbuat sesukaku seperti di rumah, bahkan ingin berbuat apa-apa didapurpun gak bisa leluasa karena ada pembantu di sini, mentang mentang lupa ingatan terus jadi ngotot gitu iihh sebel aku dasar cowok egois, mau dia ikut atau gak terserah lah"

omelku panjang

setelah selesai mengemasi semua barang-barang sekarang aku mulai mengemasi semua barang-barang Arfa dan Tika.

"hah!! capek, kak andai aja kamu tau aku rindu banget sama kamu sekedar ingin peluk kamu pun aku gak bisa kak, aduuh tersiksa tau gak"

omelku lagi

setelah merasa cukup lelah akhirnya akupun berbaring dan mencoba untuk tidur, aku pejamkan mataku aku mendengar suara kak arta memanggilku aku terus tetap terpejam merasakan mimpi tapi.

"tarika"

tok tok tok

"hey tarika"

ini bukan mimpi ya

"ini nyata"

kagetku dan segera bangun

"kenapa kak"

tanyaku

"aku mau bicara"

jawabnya tertunduk

"ya udah bicara aja"

keluar

"gak enak banget sih ngomong di depan pintu gini, di tawarin masukkek gak sopan banget ngakunya aja istri"

jawabnya nyolot

aku yang geram dengan perkataanya itupun langsung menariknya masuk ke dalam dengan sekuat tenaga dan mendorongnya ke atas tempat tidur.

"kamu udah merasa jadi suami belum hah!!! kewajiban kamu memenuhi batin aku mana gak terpenuhin tau gitu kamu merasa sebagai suami"

omelku tepat di depan wajahnya

sesaat mata kami bertemu dan jantungku mulia tak bisa di kendalikan saat itu

"hhmm iya iya tar maaf"

malunya sambil memalingkan wajahnya

aku yang sadar dengan ketidaknyamanan itu akhirnya menjauh dan mulai duduk di sampingnya dengan menenangkan diri sesaat.

"ada perlu apa"

tanyaku lagi

"hhmm itu tar"

terputus dan memalingkan muka

"itu apa kak"

tatapku bingung

"anu tar anu"

makin gak jelas

"kak!! "

aku yang gak sabar langsung berdiri dari duduk ku dan akhirnya memegang wajahnya dengan kedua tangan tapi.

"kamu deman kak"

kagetku

"aah gak kok tar"

lepasnya

"tapi panas gitu kok"

jawabku cepat

"gak kok, ok gini"

tatapnya aku serius

"hhmm"

mendengar

"soal ajakan kamu untuk pulang tadi aku minta maaf yaa tar, hhhmm iya aku bakal ikut pulang bareng kamu dan anak anak tapi dengan 1 syarat tar"

tatapnya aku

"apa syarat itu kak"

tanyaku

"hhmm aku minta kita tidur dengan ruangan terpisah yaa"

jawabnya

aku yang tak percaya dengan permintaannya itu terdiam sejenak dan tertunduk ke bawah, ingin menangis rasanya saat itu juga tapi aku berusaha untuk kuat menahan tangisku itu jadi segera aku angkat kepalaku dan menatapnya.

"ya udah kak"

anggukku

syukur saat itu tika merengek segera aku mendekat dan dan mengangkatnya aku sengaja terus membalikkan badan membelakangi nya karena aku tahu aku tidak akan sanggup menahan air mata ini dan akhirnya aku menangis juga sambil memeluk Tika dengan membuai pelan pelan.

"ok aku permisi yaa tar"

pamitnya

"iya"

cuekku membelakanginya

aku yang sudah tak kuat lagi membendung tangis dan perasaan ini akhirnya meledak-ledak, air mataku mengalir begitu deras aku letakkan Tika yang sudah kembali tidur Aku terduduk lemas di samping tempat tidur kedua anak sambil menangis mengelus dada.

"aku pasti kuat pasti pasti"

ku seka air mataku

"tapi akan sampai kapan kapan tuhan kapan"

ku peluk lututku erat

"aku yang sudah lelah menangis terus aku sangat lelah"

duduk bersandar di ranjang

mataku yang sudah membengkak dan susah di buka karna berat akhirnya berpejam karena berat dan aku pun tidur.

"tarika, tar di panggil mama"

mengetuk pintu

"tar"

pangil

"tarika"

panggil lagi

perlahan aku buka pintu dan masuk, aku sangat kaget melihatnya tertidur dengan wajah yang sedikit memerah hidung yang memerah mata yang sembab rasanya hatiku sedikit terpukul aku ingin memanggilmu tapi tanganku terasa bergerak sendiri menutup mulut, perlahan aku semakin mendekat aku coba duduk di depannya menatapnya ya aku menatap wajahnya yang tertidur karena lelah selesai tangisnya.

"kak arta"

tiba-tiba igau mengagetkanku, Dia memanggil namaku dalam tidurnya membuat jantungku berdebar entah setan apa yang merasukiku tanganku tiba-tiba bergerak dan membelai rambutnya tapi aku segera sadar dan menarik tanganku kembali.

"maafkan aku tar maaf aku tau ini semua karna aku, aku sudah berusaha untuk mengingat kamu maaf sekali lagi maaf tar, sejauh ini gak ada satupun yang bisa kuingat tentangmu"

pelanku

" tolong bersabar sedikit lagi aku cuman belum bisa menerima, aku tau kamu sangat mencintai aku aku sangat tau tar"

tatapku

mulai meneskan air mata dan tanpa sadar aku mendekat mencium keningnya lembut, aku yang kaget dan dasar tapi malah saat mengecup keningnya mataku terpejam ikut merasakan perasaan itu dan air mata itu mengalir lagi.

segera Aku tinggalkan dia dan kembali ke kamar.

begitu sampai di kamar aku langsung merebahkan diri merasakan perasaan yang begitu kacau sakit di bagian dada tapi tak dapat disentuh dan tak tau apa sebapnya.

" bodoh kamu bodoh ar Kenapa kamu sakitin dia kenapa?? gak seharusnya dia meneteskan air mata tak seharusnya ar"

menokok kepala

"aku gak bisa ingat tapi perasaan ini benar benar tau kalau hati ini sakit melihatnya seperti itu bahkan air mata sampai menetes kenapa kenapa tak sedikit pun bisa ku ingat kenapa"

langsung duduk

"aaahh gila aku gila"

berbaring lagi dan menutup wajah dengan bantar

setelah aku merasa tenang akhirnya aku mulai membereskan semua barang-barang karena aku tahu kami akan berangkat pagi dan malam ini kami akan menyampaikan keinginan kami ini kepada mama dan papa.

setelah selesai berberes aku pun mandi dan turun.

begitu aku turun mataku terus mencari sosoknya jadi yang pertama ku lihat, aku lihat dia duduk bersama Arfa di dekat Kitty sambil menonton tv, sambil terus menatapnya Aku berjalan sampai tanpa sadar aku merasakan sesuatu menyentuh kakiku dan ternyata itu Tika.

aku yang tadinya sedikit kaget sekarang mulai tersenyum dan menggendongnya perlahan aku melangkah mendekatinya aku perhatikan wajahnya yang lelah matanya yang masih sedikit sembab bekas tangisnya tadi.

"kamu udah makan"

tanyaku

"udah"

cueknya

"oh bagus lah"

kataku lagi

"iya"

cueknya lagi

"kamu gak tanyain aku gitu"

senyum senyum

"apaan cih"

pergi

Sakit banget gak sih rasanya dicuekin mungkin itu yang dirasakan di awal-awal waktu aku baru keluar dari rumah sakit, aku pun menitipkan Tika bersama Kitty dan pergi ke meja makan untuk makan bersama dengan mama dan papa.

ketika semua selesai makan aku pun mulai berbicara dengan mama dan papa soal rencana kami yang akan pulang ke rumah kami.

====================

pagi all

semoga suka


Load failed, please RETRY

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C47
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập