"Namaku Bayu Putra Anggara, namaku di kampus Bayu saja tanpa nama belakang itu untuk menyamarkan nama asliku. Aku ke bandung hari itu untuk mengunjungi kampus milik almarhum ibuku, dan aku bertemu denganmu pada hari itu. Kamu tidak memperdulikan sapaanku, kamu terus sibuk dengan musik di headsetmu dan tidak melirikku sama sekali saat aku bertanya padamu. Saat itu penampilanku adalah sebagai Bayu Putra Anggara.
"Rasa penasaranku membuatku nekat dan menjadi mahasiswa disana, di fakultas yang sama denganmu dan menjadi bayu tanpa nama belakang dan dengan gaya paling aneh diantara semua orang agar kamu bisa mengingatku. Aku melakukannya karena ingin kenal lebih dekat denganmu. Dan ternyata itu benar berhasil. Aku bisa bersahabat dekat denganmu bahkan hingga sekarang. Tidak ada niat buruk dalam penyamaranku.
"Semua itu berjalan begitu saja, dan aku menikmati semuanya hingga sampai kamu memperkenalkan aku dengan semua keluargamu dan membuatku menjadi lebih dekat dengan mereka semua. Pernah terpikir untuk memberitahumu soal semuanya, tapi aku tahu kamu sangat anti terhadap dunia luar, maka jika aku membuatmu kecewa pada saat itu, kamu mungkin akan benar-benar menarik diri dari siapapun dan semakin jauh dari dunia luar. Aku tidak menginginkan itu, maka aku menjalani semua ini hingga sekarang".
Bayu menjelaskan semuanya secara gamblang, membuat kinan ternganga di buatnya.
"Jadi menurutmu kau berbohong karena aku?????? apa persahabatan kita selama ini juga kebohongan saja????? aku benar-benar tidak ingin mendengar apapun saat ini. Kepalaku akan pecah jika mendengar hal lain lagi yang mungkin membuatku lebih terkejut dari sekarang, ayo kita pulang saja sekarang".
Kinan menghentikan bayu yang sedang mencoba menjelaskan situasinya selama ini. Dia tidak tahan mendengar semuanya karena mungkin akan banyak lagi hal-hal yang tidak ia ketahui dari sahabatnya itu dan akan menambah deretan kekecewaan dalam diri kinan.
Di perjalanan pulang kinan terus memutar otak, bagaimana bisa bayu berbohong selama ini, pikirannya tak terkendali, disaat dirinya tidak ingin memikirkan semua itu namun hati terdalamnya penasaran akan banyak hal.
kemudian beberapa pertanyaan muncul setelah ia berpikir dan mengingat semua yang pernah dia lalui bersama bayu.
"Lalu maksudmu kampus kita dulu adalah milikmu??? kamu pemiliknya????".
Bayu menjawab dengan menganggukkan kepala tanpa berkata apapun karena takut kinan lebih marah padanya.
"Lalu berapa sebenarnya usiamu??? apa kamu lebih tua dariku????".
Kembali bayu menjawabnya dengan menganggukan kepala.
"Berapa usiamu?? jawab aku !!! kenapa hanya mengangguk saja".
Kinan kesal karena melihat adam yang menganggukan kepalanya disaat kinan bertanya padanya.
"Kamu bilang tadi tidak ingin mendengar apapun lagi dari ku hari ini".
Kinan tambah kesal....
"Bayuuuuuu".
Teriakan kinan terdengar lantang di dalam mobil itu.
bayu segera menjawab dengan cepat.
"30 tahun bulan agustus nanti".
Kinan tercengang mendengar bayu mengatakan berapa usianya.
"Waaah kamu lelaki tua ternyata... bisa-bisanya kau bertingkah seperti pria bodoh selama ini, aku tidak bisa mempercayai semua ini, aku tidak bisa menerima fakta-fakta lain lagi tentangmu setelah ini.. Kepalaku akan pecah sebentar lagi".
Kemudian kinan diam seribu bahasa. Dia hanya memandang keluar jendela tanpa memperdulikan bayu yang terus tersenyum melihat kinan yang sangat kaget mendengar berapa usianya.
"Kau anak kecil, makannya jangan suka seenaknya padaku mulai sekarang".
Bayu tertawa karena sudah tidak bisa menahannya lagi. Kecemasannya hilang saat melihat kinan mengeluarkan emosinya seperti biasa.
Bayu lebih suka kinan memperlihatkan semua emosi padanya ketimbang terus lemas tanpa kekuatan dan menahan semua perasaannya sendiri.
Kinan hanya melihat bayu secara sinis kemudian kembali melihat ke luar jendela.
Tiba di rumah kinan, mereka langsung masuk ke dalam rumah.
"Kamu tidak boleh masuk ke dalam rumahku".
Kinan melarang bayu masuk ke dalam rumah dan memintanya untuk duduk di teras karena dia masih marah.
"Apa kau tahu???? ini sebenarnya adalah rumahku, apa kau bodoh, mana mungkin ada rumah sebagus ini dengan harga sewa segitu dalam setahun".
Kinan kembali di buat kesal oleh bayu. Namun dia tahu bayu sengaja melakukan itu agar dia marah-marah lagi dan bayu menertawakannya.
Itulah yang selalu bayu lakukan untuk menggoda kinan jika sedang sangat ketus.
"Aku tidak akan terpancing emosi".
Kinan masuk ke kamarnya dan mengganti pakaiannya dengan baju tidur dan keluar lagi.
Bayu sudah ada di sofa ruang tengah. Saat itu juga kinan mendapatkan telpon dari luar negri.
Ponselnya terus berdering dan dia tidak menjawabnya.
"Siapa???? apakah adam???".
Bayu bertanya pada kinan soal siapa yang dari tadi terus memanggilnya.
"Dari luar negri".
Kinan menjawab sambil menekan remot tv dan menyalaknnya.
"Ayahmu????? angkatlah, aku ingin mendengarnya!!!!".
Kinan terkejut mendengar bayu tahu itu ayahnya, membuktikan bahwa bayu memang mengetahui soal ayahnya.
"Bagaimana kau tahu???".
Segera bayu meraih ponsel kinan yang ia letakkan di atas meja dan menjawab panggilannya.
"iya, selamat malam".
bayu berbicara di telpon itu dengan mengaktifkan mode pengeras suaranya sehingga kinan bisa mendengar percakapan mereka.
"Siapa ini???? mana kinan??? apa kamu adam??? adam sedang apa kamu dengan kinan?? kenapa kamu masih saja menemuinya??? minggu depan kamu akan segera menikah kenapa kamu terus menemui gadis ini???".
begitu banyak pertanyaan ayah kinan pada bayu yang ia sangkakan adam.
Semuanya mempertanyakan tentang kenapa adam masih bersama dengan kinan padahal sebentar lagi akan menikah.
Kinan yang mendengar itu semakin membenci ayahnya. Kenapa dia begitu mempermasalahkan adam jika bersamanya.
"Saya bukan adam, anda siapanya kinan??? ini sudah larut kenapa anda menganggu pacar saya".
Kinan segera mengambil ponsel itu dari bayu karena mendengar bayu mengaku-ngaku sebagai pacarnya.
"Ada apa menelponku, apa masih belum cukup semua yang sudah kamu lakukan padaku??? Kabar apa lagi yang akan kamu sampaikan padaku malam ini???".
Kinan tidak lagi berkata sopan pada ayahnya, dia sudah benar-benar membenci sang ayah.
Rasa sakit yang kinan rasakan itu merupakan bukti bahwa sebenarnya kinan sangat menyayangi ayahnya selama ini, yang akhirnya berdampak pada rasa kecewa yang sangat besar terhadap sang ayah karena harapan kinan yang terlalu tinggi jika suatu saat bisa bertemu kembali dengan ayahnya.
Sedangkan kenyataan berkata lain, ayah yang ia sayangi memberikan pukulan keras dengan tidak mengakui kinan sebagai putrinya.
Kinan terus berusaha memperlihatkan kepada ayahnya bahwa ia seorang wanita yang kuat dan bisa tegas terhadap siapapun yang mengusik hidupnya, sekalipun itu ayahnya sendiri.
"Apa kamu sedang bersama lelaki lain??? atau bersama adam. Jangan pernah mendekati adam lagi, dia sudah akan menikah, jika kamu sudah memiliki pria lain,,,, baguslah, lebih baik seperti itu. Ayah tidak akan mengganggu hubungan kamu lagi, tapi ayah mohon jangan adam. Pak Gunawan tidak akan tinggal diam jika kamu bersih keras dengan putranya".
Pak setya seperti tanpa hati nurani memperingatkan kinan soal kedekatannya dengan adam.
"Apa maksudmu kamu khawatir soal pak gunawan yang akan bertindak sesuatu padaku??? omong kosongmu makin terdengar jelas sekarang. Aku tahu yang kamu khawatirkan bukan diriku, melainkan dirimu sendiri. Kamu takut aku membongkar semua tentang keburukan mu dan siapa dirimu sebenarnya, dengan tidak mengakui ku sebagai putrimu, menjauhkan ku dari adam dan menjerumuskannya ke dalam pernikahan yang tidak seharusnya".
Kinan langsung menutup telponnya setelah mengatakan itu. Ia bahkan belum mendengar apa maksud sang ayah menelponnya malam itu.
Kinan meminta bayu untuk pulang, dia ingin sendiri saat itu. Namun bayu menolak permintaannya.
"Apa minggu depan kamu mau ikut denganku??? ayo kita berlibur, kamu butuh waktu untuk itu".
Bayu sengaja tidak membahas apa yang baru saja terjadi. Telpon dari ayah kinan hanya memperburuk emosi kinan saat itu.