Pagi hari di bandung, sejuk yang dirasakan berbeda dengan rasa sejuk yang kinan rasakan di jakarta akhir-akhir ini.
Bandung memiliki atmospher yang jauh lebih menyegarkan dipagi hari.
Kinan keluar dari kamarnya menuju balkon rumah dan melakukan beberapa pemanasan untuk tubuhnya yang terasa sakit semua karena perjalanan semalam dari jakarta.
Tak lama ibu memanggil dari bawah, seperti biasa sarapan sudah siap di sana..
Kinan menuruni tangga rumahnya, dia seperti kembali rindu pada keadaan di rumah itu.
Sudah beberapa bulan kinan lewatkan di jakarta dan hampir melupakan rasanya bangun pagi di rumah itu.
"Bu, apa yang kau siapkan untuk sarapan???".
kinan duduk di kursi dan sambil melihat meja makan yang di penuhi menu sarapan pagi itu.
"Ada roti lapis, nasi goreng, sandwich kau tinggal pilih".
Ibu menjelaskan semua menu yang ada di meja makan.
"Kenapa ada banyak sekali bu??? apa akan ada yang datang??? apa kak keysa akan kemari???".
Kinan sambil terus makan sibuk menanyakan ini itu.
Tak lama dari belakang keysa muncul.
"Kenapa begitu banyak yang kau tanyakan di pagi hari. Aku yang seharusnya menanyakan sesuatu padamu. Kenapa kamu tidak memberikan kabar jika memang akan pulang dan kenapa menurut genta semua itu terjadi mendadak. Kamu meminta untuk ikut pulang dengannya, ada apa kinan????".
Keysa mengintrogasi adiknya yang baru saja turun dari kamar dengan pertanyaan beruntun.
"Nanti siang adam akan kesini, ada yang ingin aku dan adam sampaikan kepada kalian semua. Jadi baguslah kakak sudah ada disini, kalian jangan pergi kemana-mana dulu sampai adam tiba. Ibu tidak perlu ke toko dulu, biarkan karyawan ibu yang mengurus semuanya hari ini".
Kinan sambil terus menyantap sandwich mengatakan semuanya dengan santai.
Keysa dan ibu kebingungan mendengar semua intruksi dari kinan yang tidak biasanya itu.
Tak selesai sampai disitu, keysa kembali mempertanyakan apa yang kinan rencanakan sebenarnya.
Namun kinan tidak memberi jawaban, dia hanya kembali meminta kakak dan ibunya untuk tetap di rumah hari itu.
Sarapan selesai dan kinan segera masuk ke kamarnya. Disana dia menelpon adam dan menanyakan akan datang jam berapa dia ke rumah kinan.
Setelah selesai kinan langsung mandi dan merapihkan dirinya. Karena adam akan tiba dalam waktu satu jam lagi.
Keysa, ibu dan genta berbincang di ruang tamu, membicarakan apa yang terjadi pada kinan di jakarta kemarin selama genta ada di rumahnya.
Genta kemudian menceritakan soal adam kekasih kinan yang ternyata General Manager dari perusahaan tempat genta di bayar untuk mengerjakan beberapa proyek yang berkaitan dengan komputer di kantornya.
"Itu sebuah perusahaan yang sangat besar, salah satu bidang dari perusahaan itu adalah property dan masih ada beberapa di bidang lain. Setahuku yang di kelola oleh si adam itu bagian propertynya".
Genta dengan semangat menjelaskan kepada ibu dan kak keysa.
Keysa dan ibu memang sudah di kenalkan dengan adam, tapi ibu hanya di beritahu bahwa adam sudah memiliki pekerjaan. Itu saja.
Tidak di jelaskan secara detail tentang seperti apa dan jenis apa pekerjaan adam.
Baik adam ataupun kinan tidak menjelaskan sampai sedetail itu.
Ibu dan keysa dibuat terkejut dengan penjelasan genta tentang seperti apa adam mencari pundi-pundi untuk dirinya.
"Apa kamu benar-benar bertemu dengan adam secara langsung? adam yang juga kinan kenalkan pada ibu dan keysa di jakarta waktu itu???".
Ibu mempertanyakan kejelasan informasi yang genta berikan. Genta hanya mengangguk dengan penuh keyakinan yang kemudian itu sudah cukup membuat ibu puas.
Mereka tetap tidak tahu kenapa kinan mendadak pulang ke bandung bahkan di hari kerja seperti hari itu.
"Kita tunggu saja apa maksud kinan meminta kita untuk tetap di rumah hari ini".
Keysa akhirnya bersabar menunggu apa yang kinan rencanakan sebenarnya hari itu dengan menunggu tetap di rumah.
Adam di dalam rumahnya telah berbicara dengan ibunya semalam saat ia baru tiba di bandung.
Ibunya masih tetap dengan pendiriannya minggu lalu, saat adam membujuknya untuk menyetujui rencana pernikahan adam dengan kinan. Dengan syarat adam harus tetap fokus pada pekerjaannya di kantor dan tidak membangkang ayahnya jika itu berkaitan dengan urusan di perusahaan.
Ibunya berpikir putranya tidak mungkin menyerah meskipun dia bilang tidak menyetujui pernikahannya dengan kinan. Dia tahu itu hanya akan membuat adam semakin jadi anak pemberontak. Jadi ibunya memilih untuk menyerah dan menyetujui keinginan anaknya itu asal perusahaan tetap berdiri seperti sebelumnya dan di pimpin oleh putranya itu.
Dia tidak ingin jika sampai akhirnya perusahaan beralih ke tangan orang lain yang juga memiliki saham hampir sama dengan yang di miliki oleh pak gunawan.
Adam mengajak ibunya untuk datang bersamanya ke rumah kinan untuk melamar kekasihnya itu.
Ibu adam sebenarnya tidak ingin sampai sejauh itu karena takut suaminya akan marah besar padanya, tapi putranya sudah terlanjur memaksa padanya. Dia yang sangat mencintai putranya itu akhirnya luluh dan menuruti keinginan adam.
Dalam perjalanan menuju rumah kinan, Sang ibu menerima telpon dari suaminya, Pak Gunawan.
"Adam, ayah menelpon, bagaimana ini? sepertinya dia telah sampai di Indonesia, ini nomornya yang biasa dia pakai di sini".
ibu adam khawatir ketika melihat ponselnya berdering dan ternyata itu dari suaminya.
"Biarkan saja bu, jangan di angkat dulu. Kita bereskan dulu lamaran ini".
Adam kemudian fokus kembali menyetir mobilnya dan melaju lebih cepat menuju rumah kinan.
Sampai di depan rumahnya, ibu adam terus melihat-lihat sekeliling rumah itu dan lingkungan disana.
Perumahan itu memang tidak sebesar perumahan tempat dia tinggal bersama suaminya, tapi cukup rapih dan bersih. Jadi dia segera berjalan menuju gerbang rumah kinan dan kemudian bel rumah itu ia tekan.
Setelah beberapa saat akhirnya ada yang membukakan pintu gerbang itu, Keysa disana sempat memasang wajah terkejut saat melihat seorang ibu-ibu berpakaian rapih dan riasan yang lumayan mencolok dengan gaya elegannya berdiri di depan gerbangnya.
Tapi setelah ia melihat sesosok lelaki tampan, muda, mengenakan pakaian rapih berdiri di belakang ibu-ibu itu, dia langsung paham bahwa ibu itu adalah orang yang datang bersama adam.
"Silahkan masuk!!!!!".
Keysa mempersilahkan ibu adam dan adam masuk ke dalam. Mengikuti di belakang keysa mereka semua masuk ke dalam rumah dan disambut langsung oleh ibu kinan dan genta yang duduk di kursi roda di samping sofa.
Tak lama kinan berjalan dari dapur membawa minuman dan beberapa makanan yang kemudian dia sajikan di meja makan.
Ibu ranti masih bingung maksud kedatangan adam datang ke rumahnya dan membawa seorang wanita yang di duga adalah ibunya itu.
Setelah suasana canggung yang sangat terasa di ruangan itu, akhirnya adam membuka pembicaraan dengan memperkenalkan ibunya pada keluarga kinan dan menyampaikan maksud kedatangannya kesana bersama ibunya itu untuk melamar kinan menjadi istrinya.
Langsung pada intinya karena waktu terus berjalan dan kekhawatiran adam soal ayahnya yang bisa saja datang ke sana akan membuat semua rencananya gagal.
Ibu ranti dan keysa juga genta sangat terkejut mendengar lamaran dari adam yang mendadak seperti itu.
Mereka semua saling menatap satu sama lain baik genta, keysa maupun ibu. Kinan terus menunduk karena tidak tahu harus berkata apa untuk meyakinkan ibunya dan saudaranya.
"Aku dan kinan sudah sepakat untuk menikah dalam waktu dekat jika ibu dan keluarga merestuinya".
adam menutup kata-katanya dengan keyakinan penuh.
Ibu ranti kemudian bertanya pada kinan apa pendapatnya tentang lamaran adam itu.
Ibu adam yang sedari tadi tetap melihat sekeliling rumah itu yang berisi perabotan sederhana dan tidak ada yang isitmewa di rumah itu.
Itu yang ada dalam pikiran ibu adam selama perbincangan disana berlangsung.
Di pikirannya ibu kinan pasti menyetujui laamaran putranya yang tampan dan kaya raya itu. Tidak ada alasan untuk keluarga kinan menolak lamaran itu.
"Kinan,,,,,,,, apa kamu merasa sudah yakin dengan keputusanmu dengan adam ini???? ".
Ibu terus meminta kinan untuk mengatakan bagaimana pendapat kinan tentang pernikahannya.
Ibu melihat kinan yang terus diam seperti melihat keraguan pada diri putrinya itu.
Akhirnya dia mengambil kesimpulan sendiri.
"Ibu, terimakasih sudah mau repot-repot datang ke gubuk kami ini, dan kamu nak adam, ibu percaya dengan keseriusan kamu terhadap hubungan kamu dan putri ibu kinan, tapi,,,,,,, untuk menikah itu ibu rasa harus ada keyakinan yang penuh dari kedua belah pihak".
Saat ibu ranti berbicara pada adam dan ibunya kinan segera mengangkat kepalanya dan berkata.
"Tidak bu, aku yakin dengan keputusanku untuk menikah dengan adam, jadi ibu aku mohon restuilah hubungan kami".
Kinan seperti baru tersadar dalam lamunannya dari tadi.
Dia tidak fokus pada acara lamaran itu. Ia terus mengingat ayahnya dan bagaimana harus bersikap jika nanti bertemu dengan ayahnya di rumah adam atau di pertemuan-pertemuan keluarga adam jika mereka benar-benar menikah.
Dan bagaimana cara memberitahu ibu soal ayah, apa dia harus memberitahunya atau jangan.
Namun kembali lagi dengan perasaannya, dia mencintai adam dan tidak ingin adam kecewa padanya karena menolak pernikahan itu.
"Apa ada yang mengganggu pikiranmu nak?????".
Ibu kembali menanyakan keadaan putrinya yang seperti menyimpan beban yang sangat berat dalam dirinya saat itu.
"Ah tidak bu, aku tidak apa-apa".