Hari Minggu, hari itu libur sekolah dan semua orang lengkap ada di rumah, menikmati sarapan pagi bersama termasuk Kinan yang sudah sehat kembali setelah beberapa hari kemarin sakit karena demam dan kelelahan.
Semua rencana keluarga ini berjalan lancar, rumah yang mereka tinggali sudah Deal dengan pembeli, dalam waktu singkat mereka akan segera meninggalkan rumah itu, semua orang di dalamnya memiliki tekad untuk memulai hidup baru di rumah baru mereka nanti, semua kesedihan dan beban berat akan di tinggalkan di rumah ini, mereka berharap penghuni rumah ini berikutnya tidak akan mengalami kesedihan seperti yang mereka alami.
Sarapan selesai dan semua orang kembali disibukan dengan packing barang masing-masing untuk dibawa oleh jasa angkut ke rumah baru mereka, rumah baru yang ibu pilihkan untuk anak-anaknya, semua anak mempercayakan pilihan rumah kepada ibu, karena apapun yang akan membuat ibu nyaman itu pasti akan terasa lebih nyaman untuk Kinan dan kakak-kakaknya, itu yang Keysa ucapkan saat ibunya mengajak semua anggota keluarga ke Bandung untuk memeriksa keadaan rumah baru mereka, informasi rumah baru itu di peroleh dari teman ibu di Bandung, dan semua adiknya menyetujui perkataan kakaknya, bahwa hanya perlu ibu untuk mengecek rumah itu dan kita semua pasti setuju.
Hari itu pun tiba, semua barang sudah sampai di rumah baru mereka dan sekarang giliran pemilik rumah berangkat bersama dengan mengucapkan salam perpisahan kepada rumah yang telah lama mereka tinggali bersama.
Dan ada permintaan terakhir Kinan sebelum berangkat yang membuat ibu dan semua kakaknya kaget dan diam sejenak, "ibu, apa aku bisa telepon ayah sebelum kita pergi? aku janji ini terakhir jika ibu benar-benar tidak suka", Kayla langsung menutup mulut Kinan dengan segera sesaat setelah Kinan selesai bicara, karena takut ibu marah atau malah membuat ibu sedih, "apa yang kamu ucapkan kinan, sudah hentikan sikap aneh kamu ini, dari kemarin semuanya baik-baik saja tanpa ayah, kenapa sekarang disaat kita akan memulai hidup baru kamu perlu melibatkan ayah lagi disini, apa kamu belum paham juga kalau ayah itu sudah pergi ninggalin kamu, ninggalin kita semua demi wanita lain,demi wanita jalang itu".
KAYLA,,," ibu menarik tangan Kayla dari mulut kinan dan nyaris akan menampar Kayla jika bukan karena Keysa yang menahan ibu, "apa yang kamu katakan itu pantas di dengar oleh adikmu? hentikan semua ini atau ibu akan marah dengan kalian semua".
"apa ibu yakin yang aku katakan tadi tidak pantas di dengar oleh adikku Kinan? apa ibu tidak pernah sadar selama ini apa yang membuat Kinan mengerti semua permasalahan ibu dan ayah, dia bahkan bisa tahu apa itu perselingkuhan, apa itu perceraian di usianya, ibu sadar? itu karena ibu dan ayah tidak pernah bisa saling menahan emosi kalian di depan Kinan, di depan kita semua, dan bu, aku, Kak Genta, Kak Keysa dan juga Kiran bahkan juga Kinan anak kecil ini, kita semua anak muda yang tak lagi bisa di bilang muda dengan semua beban dan rasa sakit yang kita rasakan karena ibu dan ayah, Jadi hentikan jika ibu mengatakan kalau aku salah karena bilang bahwa ayah kita yang bajingan itu telah pergi demi wanita jalang di luar sana".
Kayla mengungkapkan semua isi hatinya tepat di depan pintu gerbang rumah yang akan mereka tinggalkan dan berlari masuk ke dalam mobil sambil menangis.
Ibu jatuh berlutut ke tanah tak berdaya dengan semua ucapan anaknya yang masih remaja, yang ia pikir bahwa Kayla hanya anak remaja biasa yang memikirkan dirinya sendiri dan segala keseruan yang terjadi di usianya, itu membuat ibu menjadi lebih berpikir bahwa semua anaknya telah benar-benar terluka selama ini dan membuat masa muda mereka menjadi tidak seperti anak muda seharusnya, itu membuat ibu semakin merasa bersalah.
Sambil menangis ibu meminta semua anaknya untuk masuk ke mobil, Keysa, Genta dan Kinan ikut menangis melihat semua yang terjadi disana, Keysa bahkan merasa bahwa yang Kayla ucapkan semuanya adalah benar dan ia juga merasakan itu, sambil merangkul Kinan, Keysa dan Kiran masuk ke mobil di ikuti Genta yang menggandeng ibu menuju mobil. Pak Didi dengan setia menunggu di kursi kemudi sedari tadi dan dia juga pasti menyaksikan apa yang barusan terjadi, segera Pak Didi menyeka air matanya dengan cepat setelah tahu Nyonya besar masuk ke mobil.
Akhirnya mereka satu keluarga benar-benar pergi dari rumah itu dan permintaan Kinan yang terakhir sebelum pindah rumah menggantung tanpa ada persetujuan dan malahan berujung drama yang sama sekali tidak Kinan inginkan.
Di dalam mobil Kinan meminta maaf "maafkan Kinan bu, Kak Kayla, bukan maksud Kinan membuat kita semua menangis, Kinan hanya ingin mencoba untuk memberi tahu ayah soal kepindahan kita, Kinan hanya ingin pamit secara baik-baik kepada ayah, ayah boleh jahat pada Kinan seperti yang Kak Kayla katakan, tapi Kinan tidak mau jadi anak jahat dengan pergi begitu saja". Kinan menjelaskan maksudnya meminta telepon ke ayah agar ibunya juga mengerti dan tidak marah lagi.
Semua orang hanya diam, kecuali ibu, "Kinan sayang, ibu sudah coba telepon ayah tapi hp ayah tidak aktif nak, ibu juga ingin memberitahu ayah soal kepergian kita, nanti setelah sampai di rumah baru, kamu coba telepon ayah lagi ya!!!, Kinan tahu ibu berbohong agar tidak terjadi keributan lagi disana, Kinan hanya mengangguk dan segera memakai hadset untuk mendengarkan musik dan menggunakan penutup mata agar bisa tidur selama perjalanan.