Tải xuống ứng dụng
33% Tate no Yuusha no Nariagari / Chapter 34: Chapter 8 Perubahan Wujud

Chương 34: Chapter 8 Perubahan Wujud

"Hei! Bukalah!"

Aku menggedor pintu toko senjata, yang mana sudah tutup hari ini.

Pada akhirnya pemiliknya perlahan membuka pintunya, terlihat pusing dan marah.

"Ada apa bocah Pahlawan? Aku sudah tutup jam segini."

"Kami nggak punya waktu untuk itu!"

Aku menutupi Filo dengan jubahku, dan mendorong dia kedepan agar si pemilik toko bisa melihat dia.

"Bocah Pahlawan, jangan datang untuk memamerkan budak barumu padaku."

"Bukan begitu!"

Orang macam apa aku ini menurut dia? Kalau aku bertemu seseorang kayak yang dia pikirkan, aku akan memukul wajahnya.

"Master? Ada apa?"

"Diamlah."

"Nggak mau!"

Apa-apaan ini?

Semuanya semakin menggila setelah itu. Si penjual budak terus mengarahkan jarinya padaku. Anak buahnya terdiam nggak bisa berkata apa-apa. Raphtalia juga. Adapun untuk Filo, dia ingin mendekat padaku, jadi dia menjadi seorang cewek, dan sebelum aku menyadarinya, aku sudah membawa dia bersamaku dan menggedor pintu toko senjata.

*Tear! Riiiiiiiiiip!*

Dia berubah wujud didepan mata kami, dan jubahnya robek.

Dia berubah menjadi Filolial Queen.

Dasar burung sialan! Apa kau tau jubah itu tidaklah gratis?"

"Ap...."

Si pemilik toko ternganga nggak bisa berkata apa-apa. Dia menatap burung raksasa itu. Filo tiba-tiba kembali menjadi seorang gadis kecil dan memeluk tanganku. Jubahnya jatuh dari atas dan menutupi kepalanya.

"Sekarang mengerti apa yang kumaksudkan?"

"Oh.... Ya."

Wajah pria itu menampilkan ekspresi kebingungan dan mengajak kami masuk.

"Jadi kenapa kau datang kesini? Kau mau equipment untuk dia?"

"Apa ada pakaian yang bisa bertahan terhadap perubahan wujud ini? Atau hei— kenapa dia bisa berubah sih?"

"Ayolah bocah. Tenang dulu."

Itu benar. Kenapa ini terjadi? Kenapa Filo tiba-tiba jadi seorang gadis kecil?

Ada sayap kecil dipunggungnya, mungkin sisa dari perubahannya, dan dia memiliki mata berwarna biru. Dia kelihatan seperti seorang malaikat kecil. Dan wajahnya begitu kecil dan manis—dia kelihatan seperti sebuah lukisan. Dia kelihatan berusia sekitar 10 tahun. Dia sedikit lebih kecil daripada Raphtalia saat pertama kali kami bertemu.

*kruyuk...* suara keroncongan terdengar dari perut manusia milik Filo.

"Master! Aku lapar!"

"Kau harus menunggu."

"Nggak mau!"

"Baiklah, kau boleh memakan makan malamku."

Si pemilik toko pergi ke ruangan belakang dan kembali sambil membawa sup.

"Sekarang kau harus...."

"Yay! Asik!"

Filo mengambil mangkuk itu dia dan menuangkan isinya kedalam mulutnya sekaligus.

"Hmm..... Yah, itu bukanlah sup yang paling lezat...."

Filo menyerahkan mangkuknya pada pemilik toko, dan dia menerimanya dalam diam dan kemudian melotot padaku.

"Maaf untuk itu."

"Hei bocah, kapan-kapan traktir aku makan malam."

Filo sudah membuang peruntungan!

"Nah sekarang kau menyebutkannya, Kurasa aku punya beberapa pakaian untuk demi-human yang bisa berubah. Yang mana mengingatkan aku, kenapa kau nggak pergi saja ke toko pakaian kalau kau mau pakaian."

"Kau mau aku menggedor sebuah toko yang nggak kukenal bersama seorang cewek telanjang malam-malam begini? Cewek yang bisa berubah menjadi Monster?"

"Betul juga. Tunggu sebentar."

Dia pergi ke belakang toko dan aku bisa mendengar dia mengacak-acak kotak-kotak yang ada disana.

"Aku nggak tau apakah ini akan cocok, dan ini adalah pakaian musiman—jadi nggak banyak berharap."

"Oke."

Butuh beberapa saat sampai akhirnya kembali.

"Maaf, tapi kurasa aku nggak punya pakaian yang cukup besar yang bisa bertahan dari perubahan itu."

"Apa?!"

Tapi cuma itu yang bisa kupikirkan... Tidak aku... Apa yang harus kulakukan? Ada cewek telanjang yang menempel pada lenganku, dan aku nggak bisa mendapatkan pakaian untuk dia pakai. Aku akhirnya mulai memperbaiki reputasiku yang mengerikan, dan sekarang malah kayak ini! Hal ini cuma akan memperburuk keadaan.

"Master!"

"Jangan kau berani-berani berubah wujud!"

Bahkan jika aku bisa menetapkan peraturan tertentu pada monster yang ku kendalikan, nggak ada pengaturan untuk mencegah monster dari berubah menjadi manusia. Monster berubah menjadi manusia pasti sangat langka.

"Tapi aku mau...!"

Apa yang akan memuaskan cewek ini?!

Dia membantah apapun yang kukatakan. Apa dia dalam tahap memberontak? Dia baru lahir beberapa hari yang lalu, jadi kayaknya itu nggak mungkin.

"Karena kalau aku terus dalam wujudku yang biasanya, kau nggak akan tidur denganku, iya kan Master?"

Dia meremas tanganku keras-keras dan tersenyum, menatapku dengan mata berseri-seri.

"Apa? Aku harus tidur bersamamu sekarang?"

"Aku kesepian..."

"Astaga... Aku iri padamu, bocah Pahlawan."

Aku dipanggil ke dunia ini bukan untuk mengasuh anak-anak. Meski begitu, Kurasa aku harus memutuskan untuk menyerahkannya pada Raphtalia.

"Itu mengingatkan aku. Dimana Raphtalia?"

"Akhirnya aku bisa menyusul."

Pintunya terbuka dan Raphtalia masuk, nafasnya ngos-ngosan.

"Kamu cepat sekali larinya... Aku mencarimu."

"Maaf soal itu."

"Yay! Raphtalia!"

Filo melambai gembira pada Raphtalia.

"Aku nggak akan menyerahkan Master!"

"Apaan yang dikatakan bocah ini?"

"Kau nggak akan menyerahkan aku? Aku bukan milikmu!"

"Karena Master adalah papaku!"

"Bukan. Aku... pemilikmu."

"Bukan. Terus gimana dengan Raphtalia?"

"Raphtalia sudah seperti putriku."

"Itu nggak benar!"

"Huh? Aku nggak ngerti..."

"Aku nggak punya pakaian yang kau inginkan. Aku akan mecarikannya untukmu, tapi kau harus pulang untuk saat ini."

"Kau benar.... Maaf."

"Makasih buat supnya!"

"Beneran deh bocah... Kau selalu muncul dan mengejutkan aku."

Kami meninggalkan toko dan kembali ke penginapan, tapi saat perjalanan kesana, Raphtalia berhenti.

"Um... Si pedagang.... Maksudku pelatih monster mencarimu."

"Huh? Oh. Oke."

Kami mengubah rute dan kembali ke tenda, dimana si penjual budak menunggu kami.

"Yah, itu tentunya sangat tak terduga. Begitulah tuan."

"Memang."

Dia menunjuk pada Filo, yang berselimut jubah.

"Para Felolial Queen bisa menggunakan teknik perubahan yang sangat maju. Kurasa mereka melakukan ini agar mereka bisa bersembunyi diantara para Filolial lain tanpa gangguan dari para manusia."

Aku mengerti sekarang. Jadi para raja dan ratu ini bisa merubah penampilan mereka untuk bersembunyi diantara para Filolial lain. Filo menggunakan kemampian itu untuk berubah menjadi manusia.

"Aku sangat terkejut dan gembira atas kesempatan untuk melihat dan mempelajari salah satunya. Mereka sangat langka. Kemampuan anda dalam melatih monster pasti sangat menakjubkan. Begitulah tuan."

"Huh?"

"Anda bisa membesarkan seekor Filolial begitu cepat dan begitu baik, terlebih lagi menjadi seekor ratu, itu sangat mengesankan. Bagaimana anda melakukannya?"

Ujung-ujungnya kayak gini juga. Sekarang aku tau apa yang diinginkan si penjual budak. Kalau dia bisa mencari tau bagaimana caranya menghasilkan lebih banyak raja dan ratu ini, terutama mengingat kemampuan perubahan wujud mereka yang langka, dia bisa menjual mereka dengan keuntungan yang besar.

"Kupikir itu ada hubungannya dengan Perisai Legendaris milikku."

Aku betul-betul berpikir bahwa pendewasaan Filo yang menakjubkan ada hubungannya dengan kemampuan penyesuaian pendewasaan dari perisai yang diberikan padaku. Selain itu nggak ada lagi terpikirkan olehku.

"Ternyata benar kekhawatiranku bahwa anda akan menjawab dengan pengelakan semacam itu. Butuh berapa banyak uang agar anda mau memberitahuku?"

"Itu betulan aku nggak bohong!"

"Kalau begitu, aku akan memberi anda telur Filolial lain, dan anda bisa membesarkannya...."

"Nggak usah, makasih!"

Aku nggak mau repot-repot memelihara satu lagi. Selain itu, aku harus memikirkan tentang mendapatkan pakaian untuk Filo. Hal terakhir yang aku perlu kupikirkan adalah masalah makanan.

"Kurasa satu-satunya hal lain yang mungkin bisa dilakukan, anda tau... hal itu..."

"Apaan tepatnya?!"

Ew, si penjual budak gembira, dan matanya berkilauan.

Itu adalah sesuatu yang kupikirkan, tapi Filo memang memakan daging Chimera. Belum tentu itu yang menyebabkan dia berubah wujud, tapi ada kemungkinannya juga.

"Yah, sungguh disayangkan."

Si penjual budak menghela nafas dan melangkah mundur, enyah karena kekecewaan atau hanya karena dia nggak mempercayai aku.

"Aku bisa memberimu Filolial lain kapanpun, jadi jangan ragu-ragu untuk mampir lagi."

"Aku menolak...."

"Kalau anda memeliharanya menjadi sesuatu yang berguna, aku akan memastikan bahwa anda akan diberi imbalan yang setimpal."

"Ha! Akan kupikirkan lagi kalau aku sudah punya waktu luang dan uang lebih."

Aku sadar bahwa aku telah jadi agak kikir, tapi percakapan ini cuma semakin membuatku yakin. Sekarang gimanapun caranya harus berhemat.

"Ngomong-ngomong, apa yang harus kita lakukan?"

"Masalah apa?"

Filo menyela percakapan dan bertanya.

"Mengenai kondisimu."

"Aku tidur bersama Master!"

"Nggak akan kubiarkan!"

"Aw, tapi aku mau! Raphtalia ingin menguasai Master seorang diri!"

"Bukan begitu!"

Apaan sih yang diributkan kedua cewek ini?

"Ok, Filo. Kau tidur di kandang yang ada di penginapan, oke?"

"Nggak mungkin!"

Dia langsung membantah.

"Aku mau tidur bersamamu, Master!"

Itu seperti anak kecil. Anak-anak selalu ingin tidur bersama orang tua mereka.

"Oke, oke."

"Tuan Naofumi?!"

"Kalau kita terus mengatakan tidak, dia akan terus merengek sepanjang waktu. Kurasa kita harus mengalah sedikit."

"Kurasa kamu benar."

Raphtalia mengatakan persetujuannya, sangat kecewa.

"Tapi kau nggak boleh berjalan-jalan sambil telanjang didepan orang-orang lagi."

"Baik!"

Apa dia betul-betul mengerti? Terserahlah. Yang bisa kulakukan cuma berdoa supaya si pemilik toko senjata bisa mendapatkan sesuatu tepat waktu.

Kami kembali ke penginapan, membayar biaya untuk tambahan orang pada pemilik penginapan dan pergi ke kamar kami. Kegiatan rutin malam hari kami yang terdiri dari belajar dan meracik nggak lagi bisa dikerjakan karena Filo berlarian kesana kemari.

"Wow! Kasurnya empuk!"

Filo melompat naik turun di tempat tidur. Butuh beberapa saat untuk membuat dia tenang, dan kami sudah cukup kelelahan sampai-sampai ketiduran.

* * * * *

Kenapa panas sekali?!

"Ugh...."

Badanku nggak mau bergerak seperti yang kuinginkan. Apa yang terjadi?

Aku perlahan-lahan membuka mataku dan mendapati aku dikelilingi warna putih. Aku diselimuti bulu.

*Snore… Snore…*

Seluruh tempat tidur ini mendengkur!

Aku akhirnya bisa mengangkat wajahku dari bulu-bulu itu dan mengetahui kalau aku nggak lagi tidur dikasur tapi di atas perut Filo yang besar, karena dia telah kembali ke wujud Filolialnya pada malam hari.

Sepertinya dia berguling di tempat tidur dan memelukku, menggunakan aku sebagai bantal peluk saat dia tidur.

"Bangun! Dasar ayam gemuk!"

Siapa yang memberi dia ijin untuk kembali menjadi seekor burung?

*fuaaaaaaa.*

Oh? Jadi dia bisa bicara, meskipun dia adalah seekor burung sekarang ini?

"Apa...Apa yang kau lakukan?!"

Raphtalia mengucek matanya. Lalu saat dia melihat kami, dia berteriak dan memgarahkan jarinya pada kami.

"Raphtalia! Tolong aku!"

Aku memukul-mukul Filo, tapi dia nggak juga bangun. Kayaknya karena kekuatan seranganku terlalu rendah.

"Filo! Bangun!"

"Mmmmm... oh! Master!"

Filo berguling.

Aku bisa mendengar papan lantainya berderit karena menahan beban berat. Tentunya cuma sampai seberat itulah yang bisa ditahan lantainya.

"Bangun!"

Kayaknya dia belum mau melepaskan aku dan segera bangun.

"Bangun!"

Raphtalia mendekat dan secara paksa membuka sayap Filo, membuka celah yang cukup besar hingga aku bisa keluar.

"Ini sungguh berat untuk pagi hari."

"Hrm?"

Filo tiba-tiba menyadari ketiadaanku, dan saat dia mulai mencariku, dia akhirnya tersadar. Dia menyadari bahwa Raphtalia dan aku melemparkan belati pada dia, dan dia terlihat bingung.

"Apa yang terjadi?"

"Pertama-tama, kembali ke wujud manusia!"

"Huh? Tapi aku baru saja banguuuuuuuun...."

Sialan! Aku nggak mau melakukan ini, tapi aku nggak punya cara lain.

Aku membuka layar statusku, melihat pengaturan Filo, dan membentang kolom yang menuntut dia menuruti semua perkataanku. Sekarang dia nggak punya pilihan selain menuruti perkataanku.

"Kembali jadi manusia!"

Aku menoleh pada Filo dan meneriakkan perintah.

"Tapi aku... Aku mau tidur sama Master sedikit lagi!"

Tapi tanda dari kutukan pelatih monster muncul didadanya dan mulai bersinar.

"Huh?"

"Kalau kau nggak mau nurut, itu akan menyakitimu."

Segel kutukan itu membesar menutupi seluruh dadanya dan terus membesar.

Yaaaawn!

Pola geometris yang menyala muncul di sayapnya, dan mulai terbang kearah pola yang menyala didadanya.

Kedua pola itu bertabrakan dan dengan suara desis pelan, segel pelatih monster memudar.

"Huh?"

Aku segera membuka kembali layar status, kolom yang tadi kucentang telah dihilangkan centangnya. Aku mencoba mencentangnya lagi, tapi nggak peduli berapa kali aku mencobanya, kolom itu tetap kosong. Apa gunanya seekor monster yang mengikuti perintah?

Sialan! Alasan aku membeli seekor monster adalah agar dia melakukan apa yang kukatakan!

Penjual budak sialan itu. Kau tunggu saja. Akan ku labrak kau... Tunggu saja!

***


Chương 35: Chapter 9 Wortel dan tongkat

"Penjual Budak!"

Hal pertama di pagi hari, kami pergi ke tensar si penjual budak.

"Apa ada, Pahlawan? Pagi-pagi buta seperti ini?"

"Segel monster yang kau pasang pada Filolial-ku nggak bekerja. Itu sampah. Bergantung gimana kau menanggapi keluhanku, monster dan budakku mungkin akan mengacau ditempatmu ini."

"Aku lapar, jadi aku akan kembali nanti."

"Kalau kau nggak menjaga sikapmu, kami akan membuat sarapan dengan menggunakan kau sebagai bahannya."

"Segel yang kita pasang pada Filo nggak bekerja, dan aku bahkan nggak bisa melepasnya."

"Jangan-jangan? Katakan padaku lebih banhakt tentang hal itu."

Aku menjelaskan kejadian pagi tadi pada si penjual budak. Sangat sulit untuk melanjutkan dari sana. Pada akhirnya aku menenangkan Filo dan menyuruh dia untuk kembali ke wujud manusia, dan kemudian kami datang ke tenda ini. Raphtalia jelas-jelas sibuk, kuatir sepanjang waktu dan menjaga Filo dari melakukan sesuatu yang gila.

"Sepertinya sebuah segel monster normal tidak cukup kuat untuk mengendalikan seekor Ratu Filolial. Begitulah tuan."

"Apa artinya itu?"

"Monster yang sangat kuat tidak selalu bisa dikekang oleh sebuah segel monster normal. Contohnya, para Knight Dragon, membutuhkan sebuah segel khusus."

"Jadi sebuah segel normal nggak cukup untuk mengendalikan Filo?"

"Itu benar."

Si penjual budak membuka sebuah buku catatan dan dengan panik mulai menulis, seperti dia nggak bisa membiarkan perkembangan baru ini hilang begitu saja tanpa dicatat.

"Jadi apa kau akan memasangkan sebuah segel khusus untukku atau gimana?"

"Sayangnya kami tidak menyediakan layanan itu secara gratis disini."

"Apa?"

"Yah itu membutuhkan uang yang cukup banyak untuk melakukannya, oleh karena itu kami tidak bisa menawarkannya secara gratis. Hanya sampai situlah yang bisa kami lakukan. Begitulah tuan."

Jadi kurasa dia nggak akan melakukannya secara gratis.

"Berapa biayanya?"

"Dengan bertanya demikian, aku yakin aku bisa mengharapkan anda kelak, Pahlawan, aku akan memberi anda tawaran cukup 200 silver."

Ugh.... Mahal sekali.

"Bukankah ada sesuatu...."

"Sebelum anda melanjutkan, aku akan memberitahu anda bahwa harga pasar pada umumnya adalah 800 silver. Aku sangat menghormati anda, Pahlawan, dan oleh karena itu aku tidak akan perang berbohong pada anda."

Ugh! Itu tepat mengenai pada tempat yang sakit.

Aku pulih dari syok dan, pikiran masih terguncang, dan dengan keraguan yang ekstrim, menyerahkan 200 silver pada si penjual budak.

"Kalau kau bohong, aku akan menyuruh temanku ini memcabik-cabikmu."

"Tentu tuan."

Secara tiba-tiba aku menyadari bahwa Filo telah kembali ke wujud Filolial Queen. Raphtalia memegang salah satu sayapnya, seolah itu adalah tangannya Filo, dan membawa Filo masuk kedalam ruangan.

"Diam saja disitu sebentar, mengerti Filo?"

"Kenapa?"

"Kalau kau bisa diam, aku akan memberimu hadiah nanti."

"Sungguh?"

"Beneran."

Filo kelihatan senang, dia pergi ke tempat yang ditunjuk si penjual budak dan berdiri diam.

Bagus, ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan sihir. Aku menatap mata si penjual budak dan memberi sinyal bahwa dia harus mulai, dan dia segera mengangguk. Tiba-tiba 12 orang berjubah muncul dan membentuk lingkaran disekitar Filo. Mereka kemudian menuangkan suatu jenis ramuan ke lantai, dan kemudian menghadap Filo dan mulai merapal. Lantainya mulai bersinar, dan sebuah lingkaran sihir muncul.

"Ap...Apa?!"

Filo menyentakkan paruhnya dengan cepat sambil memprotes, tapi dia nggak bisa melawannya, dan lingkaran itu meluas menutupi dia.

"Ow! Ouch! Hentikan!"

Sepertinya mantra pengendali monster menyakiti dia, dan dia berlari berputar-putar, mematukkan paruhnya disana sini. Lingkaran sihir itu mulai bergucang.

Para pria berjubah itu terkesiap terkejut.

"Kami sudah melakukan semua tindakan pencegahan, menggunakan orang sebanyak yang kami punya. Aku belum pernah melihat seekor monster yang mampu bergerak dibawah tekanan seperti itu. Siapa yang tau apa yang mampu dia perbuat. Begitulah tuan."

Itu mengingatkan aku, Filo baru berlevel 19. Coba bayangkan seberapa kuat dia saat berlevel 70 atau sesuatu seperti itu. Kata-kata si penjual budak mengandung bobot yang besar.

Akhirnya mantra itu mereda, mantra pengendali monster terpasang pada dadanya, dan dia menjadi tenang.

"Sudah selesai tuan."

Aku bisa melihat sebuah ikon monster menyala di sudut pandanganku, tapi itu terlihat berbeda dari yang sebelumnya, seolah untuk menyiratkan tingkat pengendalian yang lebih besar. Aku bahkan nggak berhenti berpikir, tapi aku segera memeriksa kolom yang merincikan kesesuaian yang diperlukan pada perintahku.

Huff... Huff....

Filo terengah-engah saat dia berjalan kearahku.

"Master! Itu sakit sekali!"

Aku merasa sedikit bersalah tentang mencobanya secepat ini, tapi aku segera memberi dia sebuah perintah.

"Berubahlah jadi manusia."

"Tapi itu sakit sekali, jadi aku nggak mau! Beri aku sesuatu yang lezat!"

Dia segera menolak perintahku dan meminta makanan, jadi kutukan didadanya mulai bersinar.

"Apa? Tidak! Aku nggak suka ini! Buat ini berhenti!"

Filo melepaskan suatu jenis sihir yang bergerak kearah kutukan itu, tapi kali ini nggak bisa menghancurkannya, dan kutukan itu mulai bereaksi.

"Ouch! Ouch!"

Filo jatuh ke lantai karena kesakitan.

"Kalau kau nggak melakukan apa yang kukatakan, itu cuma akan semakin menyakitkan."

"Ouch! Owwwww!"

Dia mengeluh sepanjang waktu, tapi akhirnya berubah menjadi manusia. Setelah dia melakukannya, kutukan itu berhenti bersinar dan menghilang.

"Heh! Akhirnya segel itu bekerja kali ini. Bagus, Penjual Budak."

"Ya, itu adalag sihir yang sangat kuat. Sihir itu tidak mudah untuk dihancurkan, seperti yang anda lihat sendiri. Begitulah tuan."

Aku berdiri didepan Filo yang terbaring di lantai.

"Butuh 100 silver untuk membelimu, dan sekarang butuh 200 silver untuk mengendalikanmu. Totalnya 300 silver. Kau harus mengembalikan uang itu."

"Tapi..... Master!"

Dia mengulurkan tangannya untuk meraihku. Itu terasa buruk, memperlakukan anak kecil seperti ini. Meski begitu, aku nggak bisa terus maju kalau anggota partyku nggak mau mendengarkan apa yang kukatakan.

"Lakukan apa yang kukatakan."

"Tidak!"

"Baiklah kalau begitu. Kau nggak mau nurut aku? Aku akan memberikan kau pada pria tua yang menakutkan disebelah sana. Kau mau itu?"

"....!?"

Filo akhirnya tampak memahami posisinya, dan berhenti memprotes. Wajahnya dipenuhi dengan emosi.

Si penjual budak menatapku. Dia tampak agak tertekan, tapi juga sangat senang.

"Berapa kau mau membeli dia?"

"Pertanyaan yang bagus. Dia sangat langka, tapi mengingat seberapa menyusahkan dia untuk ditangani, kupikir 30 gold akan sesuai. Sekarang dia telah menerima kutukan yang lebih kuat, dia harusnya lebih mudah untuk dikendalikan, dan tentunya nggak ada habisnya pekerjaan yang bisa kuberikan pada dia. Begitulah tuan."

Dasar penjual budak bangsat. Sebelumnya dia bilang dia nggak menginginkan dia, dan nggak bisa menjual dia—dan sekarang dia sudah menetapkan harga di kepalanya! Aku nggak tau apa dia serius, tapi aku mendapat kesan bahwa kalau aku memberikan Filo pada dia, itu akan jadi akhir bagi Filo.

Dan Filo, dia menatapku, ada teror dimatanya.

Itu buruk. Kupikir bahwa semua kebaikan yang ada dihatiku udah lenyap, dan ternyata masih ada, berusaha bangkit kembali. Apakah kebaikan itu benar-benar kembali atau enggak, akan bergantung pada perilaku Filo.

Aku bukanlah kakaknya yang penyayang—dan aku bukanlah tipe yang memanjakan peliharaan.

"Kalau kau bertingkah seenakmu lagi, aku nggak akan menolongmu, kau dengar? Aku akan memberimu ramuan yang pahit dan kotor yang akan menyebar diseluruh pembuluh darahmu dan membunuhmu."

"Tidak! Tidaaaaaaaaaaaaak!"

Filo langsung menjerit.

"Master! Jangan benci aku! Jangan benci aku!"

Dia merangkak kearahku dan memeluk kakiku saat dia berteriak.

Ugh! Ini memilukan.....

"Kalau kau mendengarkan apa yang kukatakan, aku nggak akan membencimu. Kau harus menurut padaku."

"B...Baik!"

"Oke, bagus. Jadi saat kita tidur di penginapan, kau nggak boleh berubah menjadi burung. Kau harus berjanji."

"Baik!"

Dia menatapku, wajahnya berseri-seri. Ini memberi dampak pada hati nuraniku.

Tapi kemudian aku berpaling dari wajah memohonnya, dan si penjual budak menyadari dan mendekat, dengan ketertarikan pada perkembangan adegan ini.

"Sifat pemarah yang kejam ini sungguh menakjubkan, ya. Aku hormat padamu lagi. Anda betul-betul sang Pahlawan Perisai Legendaris."

Aku nggak mengapresiasi aspek dari karakterku yang dia puji, tapi kurasa nggak ada yang perlu dikeluhkan.

"Tuan Naofumi... Bukankah ini sudah cukup?"

"Kalau nggak aku giniin, dia nggak akan nurut dengan yang kukatakan. Kamu juga sama kan, ingat?"

Raphtalia mengangguk.

"Kamu benar. Memang seperti itu."

"Ada waktunya untuk membiarkan seseorang bertindak sesuka mereka, dan ada waktunya kamu harus mengekang mereka."

Aku nggak menyebut bahwa aku menganggap diriku sebagai hakim dari masalah semacam itu.

"Ah ya, wortel dan tongkat! Wortel dan tongkat! Begitulah tuan."

"Aku nggak bicara padamu, Penjual Budak."

Dan kuharap dia nggak beranggapan serius.

"Maaf buat semua masalahnya."

"Jika anda merasa demikan, maka buatlah semuanya lebih mudah dimasa mendatang, anda harus memgajariku caranya merawat Fil..."

"Ngomong-ngomong, kami harus mendatangi suatu tempat hari ini, jadi kami pamit."

"Ah, ya. Sekali lagi aku terkesan bahwa anda nggak membiarkan diri anda menjadi subjek untuk kepentinganku... Ya, kehendak anda memang sungguh mengesankan, Pahlawan."

Jadi itu adalah akhir dari percakapan kami hari ini, dan kami ke luar dari tenda.

***

Note :

Wortel dan Tongkat (carrot and stick) merupakan idiom dari Hadiah dan Hukuman sebagai sebuah metode pembujukan dengan cara memberi hadiah agar orang mau melakukan sesuatu dan memberi hukuman jika orang tersebut menolaknya.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C34
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank 200+ Bảng xếp hạng PS
Stone 0 Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập

tip bình luận đoạn văn

Tính năng bình luận đoạn văn hiện đã có trên Web! Di chuyển chuột qua bất kỳ đoạn nào và nhấp vào biểu tượng để thêm nhận xét của bạn.

Ngoài ra, bạn luôn có thể tắt / bật nó trong Cài đặt.

ĐÃ NHẬN ĐƯỢC